5 Fakta Invasi Darat Israel ke Lebanon yang Berakhir Memalukan, Menewaskan 1 Tentara Zionis
loading...
A
A
A
Kemarin pada tanggal 2 Oktober 2024, Israel melakukan invasi darat terhadap kelompok Hizbullah di Lebanon. Akan tetapi invasi tersebut gagal dan menewaskan 1 anggota IDF.
Invasi tersebut merupakan aksi selanjutnya yang dilakukan oleh Israel dimana mereka menganggap kematian pemimpin Hizbullah , Hasan Nasrallah merupakan peluang mereka untuk menyerang kelompok Hizbullah yang sedang menurun moralnya.
Lantas, fakta apa saja yang terdapat pada invasi darat Israel kali ini?
Akan tetapi, pihak dari Hizbullah sendiri menolak pernyataan tersebut dimana mereka mengatakan “Apa yang sedang Israel lakukan adalah perang propaganda, untuk saat ini belum ada prajurit Israel yang berhasil memasuki kawasan Lebanon.”
“Mereka sedang melakukan perlawanan Psikologis dimana ini bukan pertama kali mereka menggunakan taktik ini.” Ucap Ali Rizk, Analis Urusan Politik Pengamanan di Beirut.
Ditambah dengan kasus meledaknya alat komunikasi elektronik yang menimbulkan 39 kematian dan ribuan terluka. Benjamin Netanyahu, Perdana Menteri Israel menyatakan, “Tidak ada di Timur Tengah dimana Israel tidak bisa dijangkau.”
Kelebihan percaya diri mengakibatkan beberapa analis Israel khawatir akan kelalaian Israel sendiri.
Serangan tersebut difokuskan sebagai pengintaian terhadap Hizbullah demi mendapatkan informasi penting mengenai terowongan dan infrastruktur militer Hizbullah. Diharapkan dalam pengintaian tersebut untuk membantu Israel dalam melakukan invasi darat maupun udara, ucap tujuh pejabat Israel.
Dalam wawancara tersebut, militer Israel menolak berkomentar tentang hal tersebut.
Tetapi beberapa pejabat lainya menolak, menyatakan bahwa Israel sudah lama memasuki area lingkup serangan tersebut dimana mereka telah menyuruh pengevakuasian penghuni desa di lebanon 48 KM dari tempat awal mula mereka memasuki kawasan Lebanon.
Dari kedua informasi yang diberikan kepada wartawan membuktikan ketidak pastian skala besar atau kecilnya invasi Israel ke Lebanon.
Bersamaan dengan perang tersebut, terdapat 40 rudal yang diluncurkan dari Lebanon ke wilayah Safed.
Dilaporkan oleh Al Jazeera bahwa, terdorong mundurnya pasukan Israel memaksa mereka untuk mengundurkan diri dari invasi tersebut, dimana mereka di terbangkan dekat haifa di Israel utara. Para ambulan telah menunggu mereka untuk ditindak lanjutkan ke rumah sakit. (MG/ Raffirabbani Panatamahdi Adizaputra)
Baca juga: 7 Pemimpin Hizbullah Tewas Dibunuh Israel, dari Komandan Lapangan hingga Pemimpin Tertinggi
Invasi tersebut merupakan aksi selanjutnya yang dilakukan oleh Israel dimana mereka menganggap kematian pemimpin Hizbullah , Hasan Nasrallah merupakan peluang mereka untuk menyerang kelompok Hizbullah yang sedang menurun moralnya.
Lantas, fakta apa saja yang terdapat pada invasi darat Israel kali ini?
5 Fakta Invasi Darat Israel ke Lebanon
1. Invasi Darat sudah Dimulai saat Peluncuran Rudal Iran ke Israel
Sejak jam 2 pagi setelah penembakan rudal oleh Iran, militer Israel telah menyatakan bahwa mereka sudah memasuki kawasan Lebanon.Akan tetapi, pihak dari Hizbullah sendiri menolak pernyataan tersebut dimana mereka mengatakan “Apa yang sedang Israel lakukan adalah perang propaganda, untuk saat ini belum ada prajurit Israel yang berhasil memasuki kawasan Lebanon.”
“Mereka sedang melakukan perlawanan Psikologis dimana ini bukan pertama kali mereka menggunakan taktik ini.” Ucap Ali Rizk, Analis Urusan Politik Pengamanan di Beirut.
2. Terlalu Kepercayaan Diri Israel dalam Konflik Ini
Sejak kematian Hasan Nasrallah, Pemimpin dari kelompok Hizbullah menimbulkan rasa kepercayaan diri militer Israel dalam mengakhiri perang melawan bebuyutan mereka selama 18 tahun terakhir.Ditambah dengan kasus meledaknya alat komunikasi elektronik yang menimbulkan 39 kematian dan ribuan terluka. Benjamin Netanyahu, Perdana Menteri Israel menyatakan, “Tidak ada di Timur Tengah dimana Israel tidak bisa dijangkau.”
Kelebihan percaya diri mengakibatkan beberapa analis Israel khawatir akan kelalaian Israel sendiri.
3. Invasi Tersebut Bertujuan untuk Menggali Informasi Lokasi Hizbullah
Sebelum invasi darat yang dilakukan oleh Israel, komando Unit Israel telah melakukan serangan kecil di wilayah lebanon untuk mempersiapkan kemungkinan invasi skala besar, Menurut pejabat Israel.Serangan tersebut difokuskan sebagai pengintaian terhadap Hizbullah demi mendapatkan informasi penting mengenai terowongan dan infrastruktur militer Hizbullah. Diharapkan dalam pengintaian tersebut untuk membantu Israel dalam melakukan invasi darat maupun udara, ucap tujuh pejabat Israel.
Dalam wawancara tersebut, militer Israel menolak berkomentar tentang hal tersebut.
4. Skala Penyerangan yang Kurang Jelas
Pejabat-Pejabat dari Israel menyatakan penyerangan kepada Lebanon Selatan ini memiliki ruang lingkup yang terbatas, dimana serangan ini “tidak memiliki lingkup yang panjang.”Tetapi beberapa pejabat lainya menolak, menyatakan bahwa Israel sudah lama memasuki area lingkup serangan tersebut dimana mereka telah menyuruh pengevakuasian penghuni desa di lebanon 48 KM dari tempat awal mula mereka memasuki kawasan Lebanon.
Dari kedua informasi yang diberikan kepada wartawan membuktikan ketidak pastian skala besar atau kecilnya invasi Israel ke Lebanon.
5. Kematian dari Eitan Itzhak Oster, Perwira Israel yang Terbantai Hizbullah
Kematian Eitan Itzhak Oster, salah satu perwira Israel menjadi salah satu tanda bagaimana Hizbullah dapat melumpuhkan invasi Israel yang berlanjut. Kematian kapten dari perwira Israel tersebut terjadi saat Israel sedang bertempur dengan militan Hizbullah di suatu desa di Lebanon.Bersamaan dengan perang tersebut, terdapat 40 rudal yang diluncurkan dari Lebanon ke wilayah Safed.
Dilaporkan oleh Al Jazeera bahwa, terdorong mundurnya pasukan Israel memaksa mereka untuk mengundurkan diri dari invasi tersebut, dimana mereka di terbangkan dekat haifa di Israel utara. Para ambulan telah menunggu mereka untuk ditindak lanjutkan ke rumah sakit. (MG/ Raffirabbani Panatamahdi Adizaputra)
Baca juga: 7 Pemimpin Hizbullah Tewas Dibunuh Israel, dari Komandan Lapangan hingga Pemimpin Tertinggi
(wid)