5 Fakta Penyerangan Israel Terhadap Pasukan TNI Bertugas di PBB, 2 Orang Terluka Akibat dari Konfrontasi Tersebut
loading...
A
A
A
Pada hari Jumat tanggal 11 Oktober 2024, pasukan Israel diketahui “terus-menerus” menembak terhadap pasukan penjaga perdamaian PBB di Lebanon. Penembakan tersebut mengakibatkan 2 terluka anggota penjaga kedamaian.
Aksi konfrontasi dari Israel tersebut mengakibatkan reaksi internasional yang khawatir dan cemas. Alhasil dari aksi yang dilakukan oleh pasukan Israel , Apa saja yang terjadi dan bagaimana reaksi PBB dan Indonesia terhadap penyerangan tersebut.
Pasukan tersebut didirikan pada tahun 1978 dari hasil Resolusi Dewan Keamanan PBB 425 dan 426.
Tujuan dari pasukan tersebut didirikan yaitu untuk memantau penghentian permusuhan dan membantu memastikan akses kemanusiaan kepada penduduk sipil.
Penyerangan Israel terhadap UNIFIL tersebut terjadi pada hari kamis kemarin saat tank milik Israel menembak ke arah penjaga perdamaian tersebut yang mengakibatkan terlukanya kedua penjaga perdamaian.
Penyerangan tersebut terjadi di menara penjaga PBB di perbatasan kota Naqoura. Luka yang dialami oleh kedua penjaga kedamaian untuk saat ini tidak fatal dan telah dirawat ke rumah sakit terdekat.
Kepala Pasukan Penjaga Perdamaian PBB, Jean-Pierre Lacroix menjelaskan bahwa permusuhan antara Israel dengan kelompok militan Hizbullah “Semakin mengkhawatirkan” dan “Mengancam keamanan Pasukan Perdamaian PBB”.
“Keamanan dan keselamatan pasukan penjaga perdamaian kini semakin terancam,” kata Lacroix.
Dijelaskan bahwa aksi oleh Israel tersebut yang mengakibatkan terancamnya keamanan Penjaga Perdamaian UNIFIL terjadi Karena aksi ekspansi penyerangan Israel ke Lebanon.
Juru Bicara UNIFIL, Andrea Teneti mengatakan bahwa konfrontasi tersebut merupakan pengembangan yang “Sangat serius”
Dijelaskan lebih lanjut oleh Teneti pada saat itu, Israel meminta kepada Penjaga Perdamaian untuk berpindah ke “Posisi Spesifik” dekat perbatasan. Akan tetapi, menjadi hal penting untuk UNIFIL menetapkan bendera dan posisi mereka di Lebanon Selatan.
Untuk reaksi dari negara lain, Amerika Serikat merasa sangat prihatin dengan laporan Israel menembak penjaga perdamaian UNIFIL di Lebanon.
Mereka menyadari bahwa Israel sedang melakukan operasi mereka dalam memburu Hizbullah dekat Garis Biru. Akan tetapi Amerika Serikat menegaskan bahwa operasi tersebut harus menjaga keamanan dan keselamatan dari penjaga perdamaian.
Militer Israel mengatakan bahwa penembakan oleh pasukan Israel di dekat daerah UNIFIL tersebut setelah menyuruh untuk UNIFIL berada di daerah aman.
Dalam pernyataan mereka, terdapat pejuang Hizbullah yang beroperasi di dalam dan sekitar daerah sipil Lebanon Selatan. Termasuk daerah di dekat pos UNIFIL.
Duta besar Israel, Danny Danon merekomendasi bagi Penjaga Kedamaian UNIFIL untuk merelokasi wilayah mereka lima kilometer ke utara.
"Pemerintah Indonesia mengecam keras serangan IDF di Lebanon Selatan yang melukai 2 personel pasukan penjaga perdamaian PBB asal Indonesia," Ucap Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi dalam pernyataannya pada Jumat 11 Oktober 2024
Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi menegaskan bahwa serangan yang dilakukan oleh Israel terhadap dua anggota tersebut merupakan pelanggaran berat terhadap resolusi Dewan Keamanan PBB 1701.
Dua anggota pasukan penjaga kedamaian diketahui bernama Mar Eggy Arifiyanto dan Praka Nofrian Syah Putra.MG/ Raffirabbani Panatamahdi Adizaputra
Lihat Juga: Israel Klaim Rumah Sakit Al-Aqsa Tempat Komando Hamas, Peperangan di Wilayah Sipil Meningkat
Aksi konfrontasi dari Israel tersebut mengakibatkan reaksi internasional yang khawatir dan cemas. Alhasil dari aksi yang dilakukan oleh pasukan Israel , Apa saja yang terjadi dan bagaimana reaksi PBB dan Indonesia terhadap penyerangan tersebut.
5 Fakta Penyerangan Israel Terhadap TNI PBB
1. Pasukan Penjaga Perdamaian UNIFIL
Israel melakukan konfrontasi tersebut terhadap pasukan penjaga perdamaian milik UNIFIL. secara singkat, UNIFIL atau United Nation Interim Force in Lebanon adalah pasukan penjaga kedamaian milik PBB yang diposisikan di Lebanon.Pasukan tersebut didirikan pada tahun 1978 dari hasil Resolusi Dewan Keamanan PBB 425 dan 426.
Tujuan dari pasukan tersebut didirikan yaitu untuk memantau penghentian permusuhan dan membantu memastikan akses kemanusiaan kepada penduduk sipil.
Penyerangan Israel terhadap UNIFIL tersebut terjadi pada hari kamis kemarin saat tank milik Israel menembak ke arah penjaga perdamaian tersebut yang mengakibatkan terlukanya kedua penjaga perdamaian.
Penyerangan tersebut terjadi di menara penjaga PBB di perbatasan kota Naqoura. Luka yang dialami oleh kedua penjaga kedamaian untuk saat ini tidak fatal dan telah dirawat ke rumah sakit terdekat.
2. Pejabat PBB Menyatakan Penjaga Kedamaian PBB Dalam Bahaya
Diringkas dalam briefing Dewan Keamanan PBB di hari yang sama saat terjadi konfrontasi tersebut.Kepala Pasukan Penjaga Perdamaian PBB, Jean-Pierre Lacroix menjelaskan bahwa permusuhan antara Israel dengan kelompok militan Hizbullah “Semakin mengkhawatirkan” dan “Mengancam keamanan Pasukan Perdamaian PBB”.
“Keamanan dan keselamatan pasukan penjaga perdamaian kini semakin terancam,” kata Lacroix.
Dijelaskan bahwa aksi oleh Israel tersebut yang mengakibatkan terancamnya keamanan Penjaga Perdamaian UNIFIL terjadi Karena aksi ekspansi penyerangan Israel ke Lebanon.
3. Reaksi dari UNIFIL dan Dunia
Selain pernyataan dari Kepala Pasukan Penjaga Perdamaian PBB, Jeane-Pierre Lacroix. Adapun reaksi dari UNIFIL sendiri serta negara-negara di dunia.Juru Bicara UNIFIL, Andrea Teneti mengatakan bahwa konfrontasi tersebut merupakan pengembangan yang “Sangat serius”
Dijelaskan lebih lanjut oleh Teneti pada saat itu, Israel meminta kepada Penjaga Perdamaian untuk berpindah ke “Posisi Spesifik” dekat perbatasan. Akan tetapi, menjadi hal penting untuk UNIFIL menetapkan bendera dan posisi mereka di Lebanon Selatan.
Untuk reaksi dari negara lain, Amerika Serikat merasa sangat prihatin dengan laporan Israel menembak penjaga perdamaian UNIFIL di Lebanon.
Mereka menyadari bahwa Israel sedang melakukan operasi mereka dalam memburu Hizbullah dekat Garis Biru. Akan tetapi Amerika Serikat menegaskan bahwa operasi tersebut harus menjaga keamanan dan keselamatan dari penjaga perdamaian.
4. Israel menganggap Hizbullah beroperasi di daerah UNIFIL
Israel sendiri berargumen terhadap mengapa mereka melakukan konfrontasi tersebut.Militer Israel mengatakan bahwa penembakan oleh pasukan Israel di dekat daerah UNIFIL tersebut setelah menyuruh untuk UNIFIL berada di daerah aman.
Dalam pernyataan mereka, terdapat pejuang Hizbullah yang beroperasi di dalam dan sekitar daerah sipil Lebanon Selatan. Termasuk daerah di dekat pos UNIFIL.
Duta besar Israel, Danny Danon merekomendasi bagi Penjaga Kedamaian UNIFIL untuk merelokasi wilayah mereka lima kilometer ke utara.
5. Indonesia Kecam Keras Terhadap Aksi Israel
Indonesia sendiri tidak berdiam diri dimana anggota prajurit penjaga keamanan yang terluka diketahui memiliki kewarganegaraan Indonesia."Pemerintah Indonesia mengecam keras serangan IDF di Lebanon Selatan yang melukai 2 personel pasukan penjaga perdamaian PBB asal Indonesia," Ucap Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi dalam pernyataannya pada Jumat 11 Oktober 2024
Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi menegaskan bahwa serangan yang dilakukan oleh Israel terhadap dua anggota tersebut merupakan pelanggaran berat terhadap resolusi Dewan Keamanan PBB 1701.
Dua anggota pasukan penjaga kedamaian diketahui bernama Mar Eggy Arifiyanto dan Praka Nofrian Syah Putra.MG/ Raffirabbani Panatamahdi Adizaputra
Lihat Juga: Israel Klaim Rumah Sakit Al-Aqsa Tempat Komando Hamas, Peperangan di Wilayah Sipil Meningkat
(wid)