3 Sifat Perusak Kehidupan Manusia, Apakah Itu?
loading...
A
A
A
Dalam diri manusia ada tiga sifat yang bisa merusak kehidupan , jika ia bisa menghilangkan maka akan terbebas dari segala macam kejelekan. Sifat apakah itu?
Imam Ibnul Qoyyim rahimahullah menjelaskan, “Barangsiapa yang terbebas dari tiga sifat ini, maka dia akan terlindung dari segala macam kejelekan. (Ketahuilah), kekafiran itu berasal dari sifat sombong. Maksiat berasal dari sifat tamak. Sikap melampaui batas dan kezholiman berasal dari sifat dengki (hasad).”
Sifat tamak atau rakus membuat seseorang mudah terjerumus dalam maksiat. Lihatlah bagaimana Nabi Adam ‘alaihis salam bisa keluar dari surga, sebabnya adalah memakan tanaman yang haram untuk dimakan. Maksiat ini berasal dari sifat tamak.
Sedangkan sifat hasad (dengki atau iri) akan membuat seseorang melampau batas dan berbuat dzolim pada orang lain.
Menurut beberapa ulama hikmah, sifat hasad (dengki) merupakan sifat tercela pertama yang ada dalam diri seorang makhluk. Sedangkan sifat tamak merupakan ambisi untuk mendapatkan segala hal yang diinginkannya dengan berbagai cara apapun, ia tidak mempedulikan apakah dengan caranya tersebut dapat mendatangkan rahmat Allah atau justru mengundang amarah-Nya.
Sifat hasad dan tamak merupakan hasil dari tidak bersyukurnya seorang hamba atas nikmat dari Allah Ta’ala.
Manusia yang memiliki sifat hasad dan tamak akan selalu memandang segala nikmat dari Allah terhadap dirinya adalah sesuatu hal yang remeh, sedangkan ia memandang atas karunia dan nikmat dari Allah terhadap orang lain adalah sesuatu hal yang agung.
Kemudian sifat sombong yang membuat iblis tetap dalam kekafirannya. Dari ‘Abdullah bin ‘Abbas, Nabi Shallallahu alaihi wa sallambersabda, “Sombong adalah menolak kebenaran dan meremehkan manusia.” (HR. Muslim).
Sifat sombong ini pula yang membuat seseorang sulit masuk surga yang penuh kelezatan . Dari ‘Abdullah bin Mas’ud, Nabi saw bersabda: “Tidak akan masuk surga yaitu orang yang dalam hatinya terdapat kesombongan sebesar semut kecil.” (HR. Muslim)
Allah Ta'ala berfirman :
“Dan janganlah engkau berjalan di bumi dengan berlagak sombong, karena sesungguhnya engkau tidak akan dapat menembus bumi, dan engkau tidak akan dapat menyamai setinggi gunung-gunung.” (QS Al-Isra : 37)
Dalam ayat ini, jelas disebutkan bahwa manusia tidak diperkenankan untuk berjalan di atas bumi dengan sifat sombongnya. Artinya, Allah jelas melarang untuk manusia memiliki penyakit hati ini dan jika manusia tidak mengindahkannya, maka murka Allah lah yang akan diterima sebagai ganjarannya.
Di dalam sebuah hadis Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda: .
”Tidak akan masuk surga orang yang dalam hatinya ada sifat sombong, walaupun hanya seberat biji sawi.” (H. R. Muslim).
Jelas sudah, jika Allah tidak menyukai sifat sombong yang artinya sombong itu dilarang dan harus dihindari oleh manusia agar tidak mendapat murka Allah Ta'ala.
Kemudian untuk sifat tamak dan hasad, tidak ada jalan lain untuk mengobati penyakit hati ini kecuali dengan kenyakinan bahwa rezeki itu telah ditetapkan dan diukur oleh Allah Ta'ala. Seperti dalam firman-Nya :
"Sesungguhnya apa yang kamu sembah selain Allah itu adalah berhala, dan kamu membuat dusta. Sesungguhnya yang kamu sembah selain Allah itu tidak mampu memberikan rezeki kepadamu; maka mintalah rezeki itu di sisi Allah, dan sembahlah Dia dan bersyukurlah kepada-Nya. Hanya kepada-Nya-lah kamu akan dikembalikan." (QS Al-Ankabut :17)
Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam pun telah memberi petunjuk kepada kita untuk mendidik jiwa dan mengendalikan ketamakan terhadap milik orang lain, dalam sabdanya sebagai berikut:
"LIhatlah kepada orang yang berada di bawahmu (hartanya) dan janganlah melihat kepada orang yang berada di atasmu, hal itu sangat berpengaruh untuk tidak meremehkan nikmat Allah yang telah diberikan kepadamu". (Albani dalam al Misykah no 2775, Muslim, Kitab az-Zuhud (2963)(9), hadis Abu Hurairah ra)
Disamping itu, kita tidak boleh tamak terhadap milik orang lain, tidak boleh juga mengharapkan nikmat orang lain itu hilang darinya. Ketamakan adalah cerminan dari kehinaan dan kerendahan. Hasad merupakan manifestasi dari kedengkian dan iri, juga menunjukkan bahwa hatinya sedang sakit.
Semuanya adalah sifat yang tercela dalam pandangan syara' dan sangat dibenci oleh manusia. Dari Zubair bin al-Anwwam bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallambersabda :
"Tidak tersebar kepada kalian penyakit umat terdahulu, yaitu iri dan dengki. Sifat itu bisa membabat habis, aku tidak mengatakan membabat rambut tapi membabat agama".
Wallahu A'lam
Imam Ibnul Qoyyim rahimahullah menjelaskan, “Barangsiapa yang terbebas dari tiga sifat ini, maka dia akan terlindung dari segala macam kejelekan. (Ketahuilah), kekafiran itu berasal dari sifat sombong. Maksiat berasal dari sifat tamak. Sikap melampaui batas dan kezholiman berasal dari sifat dengki (hasad).”
Sifat tamak atau rakus membuat seseorang mudah terjerumus dalam maksiat. Lihatlah bagaimana Nabi Adam ‘alaihis salam bisa keluar dari surga, sebabnya adalah memakan tanaman yang haram untuk dimakan. Maksiat ini berasal dari sifat tamak.
Sedangkan sifat hasad (dengki atau iri) akan membuat seseorang melampau batas dan berbuat dzolim pada orang lain.
Menurut beberapa ulama hikmah, sifat hasad (dengki) merupakan sifat tercela pertama yang ada dalam diri seorang makhluk. Sedangkan sifat tamak merupakan ambisi untuk mendapatkan segala hal yang diinginkannya dengan berbagai cara apapun, ia tidak mempedulikan apakah dengan caranya tersebut dapat mendatangkan rahmat Allah atau justru mengundang amarah-Nya.
Sifat hasad dan tamak merupakan hasil dari tidak bersyukurnya seorang hamba atas nikmat dari Allah Ta’ala.
Manusia yang memiliki sifat hasad dan tamak akan selalu memandang segala nikmat dari Allah terhadap dirinya adalah sesuatu hal yang remeh, sedangkan ia memandang atas karunia dan nikmat dari Allah terhadap orang lain adalah sesuatu hal yang agung.
Kemudian sifat sombong yang membuat iblis tetap dalam kekafirannya. Dari ‘Abdullah bin ‘Abbas, Nabi Shallallahu alaihi wa sallambersabda, “Sombong adalah menolak kebenaran dan meremehkan manusia.” (HR. Muslim).
Sifat sombong ini pula yang membuat seseorang sulit masuk surga yang penuh kelezatan . Dari ‘Abdullah bin Mas’ud, Nabi saw bersabda: “Tidak akan masuk surga yaitu orang yang dalam hatinya terdapat kesombongan sebesar semut kecil.” (HR. Muslim)
Cara Mengobati Sifat Perusak
Sebagai suatu penyakit hati , sombong hanya bisa disembuhkan berdasarkan kesadaran diri penderitanya sendiri karena sombong bertitik berat pada kondisi hati seseorang.Allah Ta'ala berfirman :
“Dan janganlah engkau berjalan di bumi dengan berlagak sombong, karena sesungguhnya engkau tidak akan dapat menembus bumi, dan engkau tidak akan dapat menyamai setinggi gunung-gunung.” (QS Al-Isra : 37)
Dalam ayat ini, jelas disebutkan bahwa manusia tidak diperkenankan untuk berjalan di atas bumi dengan sifat sombongnya. Artinya, Allah jelas melarang untuk manusia memiliki penyakit hati ini dan jika manusia tidak mengindahkannya, maka murka Allah lah yang akan diterima sebagai ganjarannya.
Di dalam sebuah hadis Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda: .
”Tidak akan masuk surga orang yang dalam hatinya ada sifat sombong, walaupun hanya seberat biji sawi.” (H. R. Muslim).
Jelas sudah, jika Allah tidak menyukai sifat sombong yang artinya sombong itu dilarang dan harus dihindari oleh manusia agar tidak mendapat murka Allah Ta'ala.
Kemudian untuk sifat tamak dan hasad, tidak ada jalan lain untuk mengobati penyakit hati ini kecuali dengan kenyakinan bahwa rezeki itu telah ditetapkan dan diukur oleh Allah Ta'ala. Seperti dalam firman-Nya :
إِنَّمَا تَعْبُدُونَ مِن دُونِ ٱللَّهِ أَوْثَٰنًا وَتَخْلُقُونَ إِفْكًا ۚ إِنَّ ٱلَّذِينَ تَعْبُدُونَ مِن دُونِ ٱللَّهِ لَا يَمْلِكُونَ لَكُمْ رِزْقًا فَٱبْتَغُوا۟ عِندَ ٱللَّهِ ٱلرِّزْقَ وَٱعْبُدُوهُ وَٱشْكُرُوا۟ لَهُۥٓ ۖ إِلَيْهِ تُرْجَعُونَ
"Sesungguhnya apa yang kamu sembah selain Allah itu adalah berhala, dan kamu membuat dusta. Sesungguhnya yang kamu sembah selain Allah itu tidak mampu memberikan rezeki kepadamu; maka mintalah rezeki itu di sisi Allah, dan sembahlah Dia dan bersyukurlah kepada-Nya. Hanya kepada-Nya-lah kamu akan dikembalikan." (QS Al-Ankabut :17)
Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam pun telah memberi petunjuk kepada kita untuk mendidik jiwa dan mengendalikan ketamakan terhadap milik orang lain, dalam sabdanya sebagai berikut:
"LIhatlah kepada orang yang berada di bawahmu (hartanya) dan janganlah melihat kepada orang yang berada di atasmu, hal itu sangat berpengaruh untuk tidak meremehkan nikmat Allah yang telah diberikan kepadamu". (Albani dalam al Misykah no 2775, Muslim, Kitab az-Zuhud (2963)(9), hadis Abu Hurairah ra)
Disamping itu, kita tidak boleh tamak terhadap milik orang lain, tidak boleh juga mengharapkan nikmat orang lain itu hilang darinya. Ketamakan adalah cerminan dari kehinaan dan kerendahan. Hasad merupakan manifestasi dari kedengkian dan iri, juga menunjukkan bahwa hatinya sedang sakit.
Semuanya adalah sifat yang tercela dalam pandangan syara' dan sangat dibenci oleh manusia. Dari Zubair bin al-Anwwam bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallambersabda :
"Tidak tersebar kepada kalian penyakit umat terdahulu, yaitu iri dan dengki. Sifat itu bisa membabat habis, aku tidak mengatakan membabat rambut tapi membabat agama".
Wallahu A'lam
(wid)