Hukum Tajwid Surat Luqman Ayat 6-10, Lengkap dengan Penjelasan dan Cara Membacanya
loading...
A
A
A
مَنۡ يَّشۡتَرِىۡ
1. Idgham bighunnah, terdapat nun mati yang berhadapan dengan huruf ya, maka nun mati dileburkan dengan huruf ya dan ditahan 2 harakat. Jadi dibaca Mayyasytarii.
2. Mad thabi’i, terdapat ya mati setelah kasrah, sehingga dibaca 1 alif atau setara dengan 2 harakat.
لَهۡوَ الۡحَدِيۡثِ
1. Alif lam Qomariyah, terdapat alif lam yang bertemu huruf ha bertanda sukun, sehingga huruf lam tetap dibaca dengan jelas.
2. Mad thabi’i, terjadi karena ada huruf ya mati setelah kasrah. Dibaca panjang selama 2 harakat.
لِيُضِلَّ عَنۡ سَبِيۡلِ اللّٰهِ
1. Ikhfa, terdapat nun mati yang bertemu huruf sin, maka bunyi huruf nun-nya dibaca seperti huruf NG serta ditahan 2 harakat.
2. Mad thabi’i, terjadi karena ada huruf ya mati setelah kasrah. Dibaca panjang selama 2 harakat.
3. Tarqiq (tipis), terdapat lam jalalah didahului harakat kasrah, sehingga dibaca tipis.
عِلۡمٍۖ وَّيَتَّخِذَهَا هُزُوًا ۗ
1. Idgham bighunnah, terdapat tanwin bertemu dengan huruf wau, maka huruf mim bertanwin dileburkan ke wau seolah-olah tidak dibaca dan sambil didengungkan sekitar 2 harakat.
2. Mad thabi’i, terdapat Alif mati setelah fathah. Dibaca panjang selama 2 harakat.
3. Mad ‘Iwadl, terdapat tanwin fathah (an) di akhir kalimat dibaca waqaf. Cara membacanya sama seperti mad Thabi’i yaitu huzuwaa. Panjang mad ‘iwadl adalah 1 alif atau 2 harakat.
اُولٰٓٮِٕكَ
1. Mad Wajib Muttashil, terdapat mad ashli yang menghadapi Hamzah dalam 1 kata, sehingga dibaca panjang selama 5 harakat atau 2 alif setengah.
اُولٰٓٮِٕكَ لَهُمۡ عَذَابٌ مُّهِيۡنٌ
1. Idzhar syafawi, Terjadi karena mim mati bertemu dengan huruf ‘Ain. Dalam idzhar syafawi, huruf mim dibaca jelas tanpa dengung.
2. Mad thabi’i, terdapat alif mati setelah fathah pada kata "عَذَابٌ". Huruf alif ini dibaca panjang 1 alif atau 2 harakat.
3. Idgham bighunnah, terdapat tanwin dhommah bertemu dengan huruf mim, maka tanwin dhommah dileburkan dengan huruf mim, dibaca dengan dengung selama 2 harakat.
4. Mad ‘Aridl Lissukun, Terjadi karena setelah mad thabi’i, terdapat huruf hidup (di sini huruf Mim pada "مُّهِينٌ") sebelum waqaf. Bacaan mad ‘aridl lissukun ini dapat dipanjangkan antara 2 hingga 6 harakat saat waqaf.
Tajwid Ayat 7
اٰيٰتُنَا وَلّٰى
1. Mad Badal, terjadi karena Hamzah bertemu dengan huruf mad, yaitu alif dengan fathah yang berdiri. Panjang bacaan mad badal adalah 1 alif atau 2 harakat.
2. Mad Ashli, terjadi karena terdapat fathah berdiri (selain alif) di awal kata dan alif mati setelah fathah. Bacaan mad ashli ini juga dipanjangkan menjadi 1 alif atau 2 harakat.
مُسۡتَكۡبِرًا كَاَنۡ لَّمۡ يَسۡمَعۡهَا
1. Ikhfa, sebab tanwin fathah pada kata "مُسْتَكْبِرًا" bertemu dengan huruf Kaf. Dalam ikhfa, bunyi tanwin dibaca seperti huruf NG serta ditahan 2 harakat.
2. Idgham Bila Ghunnah, terdapat nun mati pada kata "كَأَنْ" bertemu dengan huruf Lam pada kata "لَّمْ". Dalam idgham bila ghunnah, bunyi nun dileburkan dengan huruf Lam seolah-olah huruf N di nun mati tidak dibaca tanpa didengungkan, serta ditahan sekitar 1-2 harakat.
3. Idhar syafawi, terdapat mim mati pada kata "يَسْمَعْهَا" bertemu dengan huruf Sin. Dalam idzhar syafawi, huruf Mim dibaca jelas tanpa dengung.
4. Mad Thabi’i, terdapat alif mati setelah fathah pada kata "يَسْمَعْهَا". Bacaan mad thabi’i ini dipanjangkan 1 alif atau 2 harakat.
كَاَنَّ فِىۡۤ
Ghunnah, terdapat nun bertasydid. Dibaca dengung serta ditahan 2-3 harakat sebelum menyebut jelas huruf nun-nya.
فِيْۤ اُذُنَيْهِ
1. Mad jaiz munfashil, terdapat mad thabi’i yang diikuti oleh hamzah pada kata yang berbeda. Panjang bacaan mad jaiz munfashil ini dapat dipanjangkan antara 2 hingga 5 harakat.
2. Huruf lin, terjadi karena huruf ya yang mati setelah fathah pada kata "اُذُنَيْهِ". Dalam hal ini, huruf Ya dibaca dengan suara lembut.
وَقۡرًاۚ