7 Isi Kandungan Surat Al-Maidah Ayat 11-20 yang Bermanfaat untuk Dipahami
loading...
A
A
A
Al-Maidah (5:22)
Artinya :
“Mereka berkata, "Wahai Musa! Sesungguhnya di dalam negeri itu ada orang-orang yang sangat kuat dan kejam, kami tidak akan memasukinya sebelum mereka keluar darinya. Jika mereka keluar dari sana, niscaya kami akan masuk."”
Al-Maidah (5:23)
Artinya :
“Berkatalah dua orang laki-laki di antara mereka yang bertakwa, yang telah diberi nikmat oleh Allah, "Serbulah mereka melalui pintu gerbang (negeri) itu. Jika kamu memasukinya niscaya kamu akan menang. Dan bertawakallah kamu hanya kepada Allah, jika kamu benar-benar orang-orang beriman."”
Al-Maidah (5:24)
Artinya :
“Mereka berkata, "Wahai Musa! Sampai kapan pun kami tidak akan memasukinya selama mereka masih ada di dalamnya, karena itu pergilah engkau bersama Tuhanmu, dan berperanglah kamu berdua. Biarlah kami tetap (menanti) di sini saja."”
Al-Maidah (5:25)
Artinya :
“Dia (Musa) berkata, "Ya Tuhanku, aku hanya menguasai diriku sendiri dan saudaraku. Sebab itu pisahkanlah antara kami dengan orang-orang yang fasik itu."”
Dalam tafsiran Ibnu Katsir, Nabi Musa diperintahkan untuk memimpin kaumnya memasuki tanah yang telah ditentukan Allah, yang diungkapkan dalam ayat ini sebagai "tanah suci". Ayat 21 juga mengingatkan Bani Israil untuk tidak mundur dari perintah tersebut karena takut musuh, karena jika mereka melakukannya, mereka akan rugi.
Selanjutnya Kaum Bani Israil menanggapi perintah Musa dengan rasa takut dan alasan mereka tidak bisa memasuki negeri tersebut, karena ada orang-orang yang sangat kuat dan perkasa di dalamnya.
Tanggapan datang dari dua orang yang takut kepada Allah dan mendapatkan nikmat dari-Nya, yaitu Yusya' bin Nun dan Kalib bin Yufana. Mereka mengingatkan Bani Israil bahwa jika mereka memasuki kota dan bertawakal kepada Allah, mereka akan menang.
Namun, meskipun ada dorongan dari dua orang yang beriman, Bani Israil tetap menolak untuk bertindak. Mereka mengatakan kepada Nabi Musa untuk pergi berperang bersama Allah, sementara mereka hanya akan menunggu.
Tafsiran ini menggambarkan bagaimana Nabi Musa merasa sangat kecewa dengan sikap kaumnya yang enggan berjuang. Cerita ini menjadi pelajaran tentang pentingnya keberanian, keteguhan hati, dan kepercayaan kepada Allah dalam menghadapi ujian dan perjuangan.
Ketidakmauan mereka untuk berperang menyebabkan keterlambatan bagi kaum Bani Israil dalam memperoleh warisan tanah yang telah dijanjikan Allah kepada mereka.
Sebagai penutup, kandungan Surat Al-Maidah ayat 11 hingga 20 memberikan pelajaran yang sangat berharga bagi umat Islam.
Ayat-ayat ini mengingatkan kita untuk selalu bersyukur atas nikmat Allah, menjaga perjanjian, menghindari perpecahan, dan berpegang teguh pada ajaran Islam yang murni. Selain itu, ayat-ayat ini juga mempertegas pentingnya keimanan yang tulus, serta menunjukkan bahwa kekuasaan Allah SWT adalah mutlak atas segala sesuatu.
قَالُوا۟ يَـٰمُوسَىٰٓ إِنَّ فِيهَا قَوْمًۭا جَبَّارِينَ وَإِنَّا لَن نَّدْخُلَهَا حَتَّىٰ يَخْرُجُوا۟ مِنْهَا فَإِن يَخْرُجُوا۟ مِنْهَا فَإِنَّا دَٰخِلُونَ
Artinya :
“Mereka berkata, "Wahai Musa! Sesungguhnya di dalam negeri itu ada orang-orang yang sangat kuat dan kejam, kami tidak akan memasukinya sebelum mereka keluar darinya. Jika mereka keluar dari sana, niscaya kami akan masuk."”
Al-Maidah (5:23)
قَالَ رَجُلَانِ مِنَ ٱلَّذِينَ يَخَافُونَ أَنْعَمَ ٱللَّهُ عَلَيْهِمَا ٱدْخُلُوا۟ عَلَيْهِمُ ٱلْبَابَ فَإِذَا دَخَلْتُمُوهُ فَإِنَّكُمْ غَـٰلِبُونَ ۚ وَعَلَى ٱللَّهِ فَتَوَكَّلُوٓا۟ إِن كُنتُم مُّؤْمِنِينَ
Artinya :
“Berkatalah dua orang laki-laki di antara mereka yang bertakwa, yang telah diberi nikmat oleh Allah, "Serbulah mereka melalui pintu gerbang (negeri) itu. Jika kamu memasukinya niscaya kamu akan menang. Dan bertawakallah kamu hanya kepada Allah, jika kamu benar-benar orang-orang beriman."”
Al-Maidah (5:24)
قَالُوا۟ يَـٰمُوسَىٰٓ إِنَّا لَن نَّدْخُلَهَآ أَبَدًۭا مَّا دَامُوا۟ فِيهَا ۖ فَٱذْهَبْ أَنتَ وَرَبُّكَ فَقَـٰتِلَآ إِنَّا هَـٰهُنَا قَـٰعِدُونَ
Artinya :
“Mereka berkata, "Wahai Musa! Sampai kapan pun kami tidak akan memasukinya selama mereka masih ada di dalamnya, karena itu pergilah engkau bersama Tuhanmu, dan berperanglah kamu berdua. Biarlah kami tetap (menanti) di sini saja."”
Al-Maidah (5:25)
قَالَ رَبِّ إِنِّى لَآ أَمْلِكُ إِلَّا نَفْسِى وَأَخِى ۖ فَٱفْرُقْ بَيْنَنَا وَبَيْنَ ٱلْقَوْمِ ٱلْفَـٰسِقِينَ
Artinya :
“Dia (Musa) berkata, "Ya Tuhanku, aku hanya menguasai diriku sendiri dan saudaraku. Sebab itu pisahkanlah antara kami dengan orang-orang yang fasik itu."”
Dalam tafsiran Ibnu Katsir, Nabi Musa diperintahkan untuk memimpin kaumnya memasuki tanah yang telah ditentukan Allah, yang diungkapkan dalam ayat ini sebagai "tanah suci". Ayat 21 juga mengingatkan Bani Israil untuk tidak mundur dari perintah tersebut karena takut musuh, karena jika mereka melakukannya, mereka akan rugi.
Selanjutnya Kaum Bani Israil menanggapi perintah Musa dengan rasa takut dan alasan mereka tidak bisa memasuki negeri tersebut, karena ada orang-orang yang sangat kuat dan perkasa di dalamnya.
Tanggapan datang dari dua orang yang takut kepada Allah dan mendapatkan nikmat dari-Nya, yaitu Yusya' bin Nun dan Kalib bin Yufana. Mereka mengingatkan Bani Israil bahwa jika mereka memasuki kota dan bertawakal kepada Allah, mereka akan menang.
Namun, meskipun ada dorongan dari dua orang yang beriman, Bani Israil tetap menolak untuk bertindak. Mereka mengatakan kepada Nabi Musa untuk pergi berperang bersama Allah, sementara mereka hanya akan menunggu.
Tafsiran ini menggambarkan bagaimana Nabi Musa merasa sangat kecewa dengan sikap kaumnya yang enggan berjuang. Cerita ini menjadi pelajaran tentang pentingnya keberanian, keteguhan hati, dan kepercayaan kepada Allah dalam menghadapi ujian dan perjuangan.
Ketidakmauan mereka untuk berperang menyebabkan keterlambatan bagi kaum Bani Israil dalam memperoleh warisan tanah yang telah dijanjikan Allah kepada mereka.
Sebagai penutup, kandungan Surat Al-Maidah ayat 11 hingga 20 memberikan pelajaran yang sangat berharga bagi umat Islam.
Ayat-ayat ini mengingatkan kita untuk selalu bersyukur atas nikmat Allah, menjaga perjanjian, menghindari perpecahan, dan berpegang teguh pada ajaran Islam yang murni. Selain itu, ayat-ayat ini juga mempertegas pentingnya keimanan yang tulus, serta menunjukkan bahwa kekuasaan Allah SWT adalah mutlak atas segala sesuatu.