Kisah Nabi Dawud dan Seekor Ulat yang Dapat Berbicara

Senin, 31 Agustus 2020 - 16:26 WIB
loading...
Kisah Nabi Dawud dan Seekor Ulat yang Dapat Berbicara
Kisah Nabiyullah Dawud alaihissalam denga seekor ulat yang dapat berbicara patut dijadikan teladan agar tidak memandang remeh terhadap makhluk Allah yang ada di muka bumi. Foto ilustrasi/Ist
A A A
Nabiyullah Dawud (دَاؤُوْد) 'alaihissalam adalah seorang Nabi yang diangkat sebagai raja bagi Bani Israil. Beliau adalah seorang Rasul pilihan yang diberi Kitab Zabur. Nabi Dawud merupakan keturunan Yahuda bin Yaqub 'alaihissalam dan pernah mengalahkan raja zalim bernama Jalut. Ketika wafat, Beliau dimakamkan di Baitul Maqdis Palestina dan kerajaannya digantikan putranya Nabi Sulaiman AS. Namanya disebut sebanyak 16 kali dalam Al-Qur'an.

( )

Para ulama mengatakan bahwa Allah Ta'ala mengkaruniakan kelebihan dapat melunakkan besi untuk dengan tangannya tanpa alat. Disebutkan pula bahwa gunung-gunung dan burung-burung pun ikut bertasbih saat beliau membaca Zabur. Nabi Dawud juga memiliki suara sangat merdu yang belum pernah dikaruniakan kepada orang lain. ( )

Ada satu kisah hikmah ketika Nabi Dawud bertemu seekor ulat merah. Kisah ini diceritakan oleh Hujjatul Islam Imam Al-Ghazali . Pada suatu hari tatkala Nabi Dawud sedang duduk dalam suraunya sambil membaca Kitab Zabur, tiba-tiba beliau melihat seekor ulat merah melintas di tanah. Lalu Nabi Dawud berkata: "Apa yang dikehendaki Allah Ta'ala dengan ulat ini?"

( )

Setelah Nabi Dawud berucap demikian, maka Allah Ta'ala pun mengizinkan ulat merah itu berbicara. "Wahai Nabi Allah! Allah Ta'ala telah mengilhamkan kepadaku untuk membaca 'Subhanallahu walhamdulillahi wala ilaha illallahu wallahu akbar' setiap hari sebanyak 1.000 kali dan pada malamnya Allah Ta'ala mengilhamkan kepadaku supaya membaca "Allahumma solli 'ala Muhammadin annabiyyil ummiyyi wa ala 'alihi wa shohbihi wa sallim" setiap malam sebanyak 1.000 kali.

Setelah ulat merah itu berkata demikian, maka dia bertanya kepada Nabi Dawud : "Apakah yang dapat kamu katakan padaku agar aku dapat faedah darimu?" Mendengar ucapan ulat itu, Nabi Dawud pun menangis karena menyadari kekhilafannya. Beliau menyesal telah memandang remeh terhadap seekor ulat. Akhirnya Nabi Dawud bertaubat dan menyerahkan diri kepada Allah Ta'ala. (Baca Juga: Kisah Blusukan Nabi Dawud yang Patut Ditiru Pemimpin Sekarang)

Begitulah sikap para Nabi apabila mereka menyadari kesalahannya maka dengan segera mereka bertaubat kepada Allah. Kisah yang terjadi di zaman para Nabi ini bukanlah sekadar cerita sejarah saja, tetapi mengandung pelajaran berharga. Sekatinya seorang mukmin tidak memandang rendah kepada makhluk Allah yang ada di muka bumi.

Allah Ta'ala berfirman:

أَلَمْ تَرَ أَنَّ اللَّهَ يُسَبِّحُ لَهُ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَالطَّيْرُ صَافَّاتٍ ۖ كُلٌّ قَدْ عَلِمَ صَلَاتَهُ وَتَسْبِيحَهُ ۗ وَاللَّهُ عَلِيمٌ بِمَا يَفْعَلُونَ

"Tidaklah kamu tahu bahwasanya Allah: kepada-Nya bertasbih apa yang di langit dan di bumi dan (juga) burung dengan mengembangkan sayapnya. Masing-masing telah mengetahui (cara) ibadah dan tasbihnya, dan Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan." (QS. An-Nuur: 41). (Baca Juga: Kisah Wafatnya Nabi Dawud yang Diselewengkan Bani Israil)

( )
(rhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2535 seconds (0.1#10.140)