Hukum Tajwid Surat Al-Anbiya Ayat 1-3 Beserta Penjelasannya, Yuk Simak!
loading...
A
A
A
Hukum tajwid surat Al-Anbiya ayat 1-3 penting diketahui umat Muslim. Tak hanya menambah pengetahuan, namun juga meminimalisir kesalahan saat membacanya.
Surat Al-Anbiya merupakan surat ke-21 dalam kitab suci Al-Qur’an. Terdiri atas 112 ayat, surat ini termasuk golongan surat Makkiyah.
Surat ini dinamakan Al-Anbiya karena di dalamnya mengutarakan kisah beberapa orang nabi . Pada ulasan kali ini, akan dibahas hukum tajwid surat Al-Anbiya ayat 1 sampai 3. Simak ya!
Latin: Iqtaraba linnaasi hisaa buhum wa hum fii ghaflatim mu'riduun
Arti: Telah semakin dekat kepada manusia perhitungan amal mereka, sedang mereka dalam keadaan lalai (dengan dunia), berpaling (dari akhirat).
Latin: Maa yaatiihim min zikrim mir Rabbihim muhdasin illas tama'uuhu wa hum yal'abuun
Arti: Setiap diturunkan kepada mereka ayat-ayat yang baru dari Tuhan, mereka mendengarkannya sambil bermain-main.
Latin: Laahiyatan quluubuhum; wa asarrun najwal laziina zalamuu hal haazaa illaa basharum mislukum afataa tuunas sihra wa antum tubsiruun
Arti: Hati mereka dalam keadaan lalai. Dan orang-orang yang zhalim itu merahasiakan pembicaraan mereka, "(Orang) ini (Muhammad) tidak lain hanyalah seorang manusia (juga) seperti kamu. Apakah kamu menerima sihir itu padahal kamu menyaksikannya?"
Hukum tajwid pertama qolqolah sughra, sebab ada huruf qolqolah qof dengan sukun asli. Dibacanya memantul ringan.
Lalu, huruf ra dibaca tafkhim atau tebal karena berharakat fathah.
Pertama, ada ghunnah karena terdapat huruf nun ditasydid. Huruf nun dibaca dengung.
Lalu, ada mad thobi’i, sebab terdapat alif setelah fathah. Dibaca panjang 2 harakat.
Hukum tajwidnya mad thobi’i, sebab ada alif setelah fathah. Dibaca panjang 2 harakat.
Kemudian, ada izhar syafawi. Alasannya terdapat mim sukun bertemu huruf wawu. Mim sukun dibaca jelas alias tidak dengung.
Terdapat hukum tajwid izhar syafawi. Alasannya ada mim sukun bertemu huruf Fa. Mim sukun dibaca jelas.
Lalu, mad thobi’i, sebab ada ya sukun setelah kasrah. Dibaca panjang 2 harakat.
Surat Al-Anbiya merupakan surat ke-21 dalam kitab suci Al-Qur’an. Terdiri atas 112 ayat, surat ini termasuk golongan surat Makkiyah.
Surat ini dinamakan Al-Anbiya karena di dalamnya mengutarakan kisah beberapa orang nabi . Pada ulasan kali ini, akan dibahas hukum tajwid surat Al-Anbiya ayat 1 sampai 3. Simak ya!
Surat Al-Anbiya Ayat 1-3
اِقۡتَرَبَ لِلنَّاسِ حِسَابُهُمۡ وَهُمۡ فِىۡ غَفۡلَةٍ مُّعۡرِضُوۡنَۚ
Latin: Iqtaraba linnaasi hisaa buhum wa hum fii ghaflatim mu'riduun
Arti: Telah semakin dekat kepada manusia perhitungan amal mereka, sedang mereka dalam keadaan lalai (dengan dunia), berpaling (dari akhirat).
مَا يَاۡتِيۡهِمۡ مِّنۡ ذِكۡرٍ مِّنۡ رَّبِّہِمۡ مُّحۡدَثٍ اِلَّا اسۡتَمَعُوۡهُ وَهُمۡ يَلۡعَبُوۡنَۙ
Latin: Maa yaatiihim min zikrim mir Rabbihim muhdasin illas tama'uuhu wa hum yal'abuun
Arti: Setiap diturunkan kepada mereka ayat-ayat yang baru dari Tuhan, mereka mendengarkannya sambil bermain-main.
لَاهِيَةً قُلُوۡبُهُمۡ ؕ وَاَسَرُّوا النَّجۡوَىۖ الَّذِيۡنَ ظَلَمُوۡا ۖ هَلۡ هٰذَاۤ اِلَّا بَشَرٌ مِّثۡلُكُمۡ ۚ اَفَتَاۡتُوۡنَ السِّحۡرَ وَاَنۡتُمۡ تُبۡصِرُوۡنَ
Latin: Laahiyatan quluubuhum; wa asarrun najwal laziina zalamuu hal haazaa illaa basharum mislukum afataa tuunas sihra wa antum tubsiruun
Arti: Hati mereka dalam keadaan lalai. Dan orang-orang yang zhalim itu merahasiakan pembicaraan mereka, "(Orang) ini (Muhammad) tidak lain hanyalah seorang manusia (juga) seperti kamu. Apakah kamu menerima sihir itu padahal kamu menyaksikannya?"
Hukum Tajwid Surat Al-Anbiya Ayat 1
اِقْتَرَبَ
(Iqtaraba)Hukum tajwid pertama qolqolah sughra, sebab ada huruf qolqolah qof dengan sukun asli. Dibacanya memantul ringan.
Lalu, huruf ra dibaca tafkhim atau tebal karena berharakat fathah.
لِلنَّا سِ
(linnaasi)Pertama, ada ghunnah karena terdapat huruf nun ditasydid. Huruf nun dibaca dengung.
Lalu, ada mad thobi’i, sebab terdapat alif setelah fathah. Dibaca panjang 2 harakat.
حِسَابُهُمۡ وَ
(hisaa buhum wa)Hukum tajwidnya mad thobi’i, sebab ada alif setelah fathah. Dibaca panjang 2 harakat.
Kemudian, ada izhar syafawi. Alasannya terdapat mim sukun bertemu huruf wawu. Mim sukun dibaca jelas alias tidak dengung.
وَهُمْ فِيْ
(wa hum fii)Terdapat hukum tajwid izhar syafawi. Alasannya ada mim sukun bertemu huruf Fa. Mim sukun dibaca jelas.
Lalu, mad thobi’i, sebab ada ya sukun setelah kasrah. Dibaca panjang 2 harakat.
غَفۡلَةٍ مُّعۡرِضُوۡنَ
(ghaflatim mu'riduun)