6 Fakta Sulaiman Al-Qanuni, Sultan ke-10 Daulah Turki Utsmani
loading...
A
A
A
Angkatan laut pun dibenahi karena sangat diperlukan dalam ekspansi.
Keempat, di pucuk pimpinan kekaisaran yang berkembang, Sulaiman secara pribadi melembagakan perubahan peradilan besar-besaran yang berkaitan dengan masyarakat, pendidikan, perpajakan, dan hukum pidana.
Reformasi yang dilakukannya, yang dilakukan bersama dengan kepala pejabat kehakiman kekaisaran Ebussuud Efendi, menyelaraskan hubungan antara dua bentuk hukum Ottoman: sultan (Kanun) dan agama (Syariah).
Dia adalah seorang penyair dan tukang emas terkemuka; ia juga menjadi pelindung besar kebudayaan, mengawasi zaman "Keemasan" Kesultanan Utsmaniyah dalam artistik, sastra dan arsitektur perkembangan.
Kelima, ia melanggar tradisi Ottoman. Sulaiman menikahi Hurrem Sultan, seorang wanita dari haremnya, seorang Kristen Ortodoks asal Ruthenian yang berpindah ke Islam Sunni, dan menjadi terkenal di Eropa Barat pada masanya dengan nama Roxelana, karena rambut merahnya.
Keenam, putra mereka, Selim II, menggantikan Sulaiman setelah kematiannya pada tahun 1566 setelah 46 tahun memerintah. Calon ahli waris Sulaiman lainnya, Mehmed dan Mustafa, telah meninggal. Mehmed meninggal pada tahun 1543 karena cacar, dan Mustafa dicekik sampai mati pada tahun 1553 atas perintah sultan.
Putranya yang lain Bayezid dieksekusi pada tahun 1561 atas perintah Sulaiman, bersama dengan keempat putra Bayezid, setelah pemberontakan.
Meskipun para sarjana biasanya menganggap periode setelah kematiannya sebagai masa krisis dan adaptasi, bukan sekadar penurunan, berakhirnya pemerintahan Sulaiman merupakan titik balik dalam sejarah Ottoman.
Beberapa dekade setelah Sulaiman, kesultanan mulai mengalami perubahan politik, kelembagaan, dan ekonomi yang signifikan, sebuah fenomena yang sering disebut sebagai Transformasi Kesultanan Utsmaniyah.
Keempat, di pucuk pimpinan kekaisaran yang berkembang, Sulaiman secara pribadi melembagakan perubahan peradilan besar-besaran yang berkaitan dengan masyarakat, pendidikan, perpajakan, dan hukum pidana.
Reformasi yang dilakukannya, yang dilakukan bersama dengan kepala pejabat kehakiman kekaisaran Ebussuud Efendi, menyelaraskan hubungan antara dua bentuk hukum Ottoman: sultan (Kanun) dan agama (Syariah).
Dia adalah seorang penyair dan tukang emas terkemuka; ia juga menjadi pelindung besar kebudayaan, mengawasi zaman "Keemasan" Kesultanan Utsmaniyah dalam artistik, sastra dan arsitektur perkembangan.
Kelima, ia melanggar tradisi Ottoman. Sulaiman menikahi Hurrem Sultan, seorang wanita dari haremnya, seorang Kristen Ortodoks asal Ruthenian yang berpindah ke Islam Sunni, dan menjadi terkenal di Eropa Barat pada masanya dengan nama Roxelana, karena rambut merahnya.
Keenam, putra mereka, Selim II, menggantikan Sulaiman setelah kematiannya pada tahun 1566 setelah 46 tahun memerintah. Calon ahli waris Sulaiman lainnya, Mehmed dan Mustafa, telah meninggal. Mehmed meninggal pada tahun 1543 karena cacar, dan Mustafa dicekik sampai mati pada tahun 1553 atas perintah sultan.
Putranya yang lain Bayezid dieksekusi pada tahun 1561 atas perintah Sulaiman, bersama dengan keempat putra Bayezid, setelah pemberontakan.
Meskipun para sarjana biasanya menganggap periode setelah kematiannya sebagai masa krisis dan adaptasi, bukan sekadar penurunan, berakhirnya pemerintahan Sulaiman merupakan titik balik dalam sejarah Ottoman.
Beberapa dekade setelah Sulaiman, kesultanan mulai mengalami perubahan politik, kelembagaan, dan ekonomi yang signifikan, sebuah fenomena yang sering disebut sebagai Transformasi Kesultanan Utsmaniyah.
(mhy)