Keistimewaan 10 Hari Pertama Ramadan Beserta Amalannya
loading...

Keutamaan 10 hari pertama bulan Ramadan adalah penuh rahmat dan keberkahan, sehingga umat Islam dianjurkan memperbanyak amal saleh dan ibadahnya. Foto ilustrasi/youtube
A
A
A
Keistimewaan 10 hari pertama Ramadan beserta amalannya wajib diketahui umat Islam yang akan menjalani ibadah puasa di bulan suci Ramadan.
Ramadan memiliki kemuliaan dan keutamaan spesial dibanding bulan lain. Tak sedikit ayat-ayat Al-Qur'an dan hadis-hadis Nabi Muhammad SAW yang menjelaskan tentang kemuliaan bulan suci Ramadan.
Salah satu yang sangat masyhur di kalangan umat Islam, terutama di Indonesia, adalah hadis yang mengatakan bahwa 30 hari bulan Ramadan terbagi atas tiga hal. Hari-hari pertama di bulan Ramadan adalah rahmat. Hari-hari pertengahan Ramadan adalah ampunan. Hari-hari akhir Ramadan adalah pembebasan dari api neraka.
Redaksi hadis tersebut sebagai berikut:
Artinya: "Ramadan adalah bulan yang awalnya rahmat, pertengahannya ampunan, dan akhirnya pembebasan dari api neraka."
Menurut Ustaz Hendy Irawan Saleh STh.I ME, pengasuh Pesantren Tahfizh Daarul Qur'an Bandung menjelaskan, dengan adanya hadis ini, umat Islam tentu sangat termotivasi untuk melakukan sebanyak-banyaknya amal baik. Umat Islam sangat mengharapkan rahmat Allah di sepertiga pertama bulan Ramadan, ampunan di sepertiga kedua di bulan Ramadan, dan pembebasan api neraka di sepertiga terakhir di bulan Ramadan. Namun, ulama memperdebatkan hadis tersebut: apakah hadis itu shahih atau tidak?
Tak banyak orang tahu bahwa itu adalah hadis yang bermasalah. Kiyai Mustafa Ali Yaqub, ulama hadis Indonesia yang juga pernah menjadi Imam Besar Masjid Istiqlal, mengatakan dalam bukunya yang berjudul "Hadis-hadis Palsu Ramadhan" bahwa hadis tersebut bermasalah.
Ia mengatakan bahwa hadis tersebut bermasalah karena terdapat seorang perawi bernama Ali bin Zaid bin Jud’an yang dianggap dha'if oleh ulama hadis. Lalu, apakah umat Islam tidak lagi bersemangat dalam melakukan amal baik di bulan Ramadan? Itu tidaklah benar.
Ini karena sebagian ulama Hadis membolehkan umat Islam mengamalkan hadis dha'if dengan beberapa ketentuan. Jika ketentuan itu terpenuhi, maka umat Islam bisa mengamalkannya.
Ulama kaliber dalam bidang hadis, Imam Ibnu Hajar mengatakan bahwa umat Islam bisa beramal menggunakan hadis dha'if dengan setidaknya lima ketentuan:
1. Status dha'if hadis tersebut tidak parah.
2. Penggunaan hadis dalam lingkup keutamaan amal (fadha'ilul a'mal) atau targhib dan tahrib, bukan berkaitan tentang akidah atau hukum.
3. Tidak boleh meyakini bahwa itu adalah Hadis.
4. Ada hadis lain yang lebih otoritatif dan redaksinya lebih umum dari hadis dha'if tersebut
5. Jika disampaikan, wajib menjelaskan status dha'if hadis tersebut.
Hadis tentang keutamaan di 10 hari pertama bulan Ramadan sekiranya masih dapat diamalkan oleh umat Islam karena memenuhi kriteria yang diberikan oleh Imam Ibnu Hajar. Selain itu, banyak dalil-dalil, baik Al-Qur'an maupun hadis yang memerintahkan umat Islam untuk berbuat baik di bulan Ramadan.
Pada 10 hari pertama Ramadan hendaknya umat muslim mengkhatamkan Al-Qur'an. Keutamaan mengkhatam Al-Qur'an diterangkan dalam hadis Nabi: "Siapa yang membaca satu huruf dari Al-Qur'an maka baginya satu kebaikan dengan bacaan tersebut, satu kebaikan dilipatkan menjadi 10 kebaikan semisalnya dan aku tidak mengatakan "Alif Lam Mim" satu huruf akan tetapi Alif satu huruf, Lam satu huruf dan Mim satu huruf." (HR. Tirmidzi)
Dalam Hadis lain:
"Apabila dikhatamkan Al-Qur'an, maka turunlah rahmat Allah". (HR at-Thabrani dan Ibnu Abi Syaibah dari Mujahid)
Dalam hadis riwayat ad-Darimy, Rasulullah SAW bersabda: "Barang siapa telah membaca Al-Qur’an (khatam) kemudian dia berdoa, maka ada 4 ribu Malaikat yang mengaminkan doanya." (HR ad-Darimy)
Jika ingin mengkhatamkan Al-Qur'an pada 10 Hari pertama Ramadhan sebenarnya sangat mudah. Tidak perlu menghabiskan waktu untuk menyelesaikannya. Cukup istiqomah dan disiplin menjaga waktu. Al-Qur'an terdiri atas 30 juz, setiap juz terdiri dari 10 lembar (20 halaman).
Ramadan memiliki kemuliaan dan keutamaan spesial dibanding bulan lain. Tak sedikit ayat-ayat Al-Qur'an dan hadis-hadis Nabi Muhammad SAW yang menjelaskan tentang kemuliaan bulan suci Ramadan.
Salah satu yang sangat masyhur di kalangan umat Islam, terutama di Indonesia, adalah hadis yang mengatakan bahwa 30 hari bulan Ramadan terbagi atas tiga hal. Hari-hari pertama di bulan Ramadan adalah rahmat. Hari-hari pertengahan Ramadan adalah ampunan. Hari-hari akhir Ramadan adalah pembebasan dari api neraka.
Redaksi hadis tersebut sebagai berikut:
وَهُوَ شَهْرٌ أَوَّلُهُ رَحْمَةٌ، وَأَوْسَطُهُ مَغْفِرَةٌ، وَآخِرُهُ عِتْقٌ مِنَ النَّارِ
Artinya: "Ramadan adalah bulan yang awalnya rahmat, pertengahannya ampunan, dan akhirnya pembebasan dari api neraka."
Menurut Ustaz Hendy Irawan Saleh STh.I ME, pengasuh Pesantren Tahfizh Daarul Qur'an Bandung menjelaskan, dengan adanya hadis ini, umat Islam tentu sangat termotivasi untuk melakukan sebanyak-banyaknya amal baik. Umat Islam sangat mengharapkan rahmat Allah di sepertiga pertama bulan Ramadan, ampunan di sepertiga kedua di bulan Ramadan, dan pembebasan api neraka di sepertiga terakhir di bulan Ramadan. Namun, ulama memperdebatkan hadis tersebut: apakah hadis itu shahih atau tidak?
Tak banyak orang tahu bahwa itu adalah hadis yang bermasalah. Kiyai Mustafa Ali Yaqub, ulama hadis Indonesia yang juga pernah menjadi Imam Besar Masjid Istiqlal, mengatakan dalam bukunya yang berjudul "Hadis-hadis Palsu Ramadhan" bahwa hadis tersebut bermasalah.
Ia mengatakan bahwa hadis tersebut bermasalah karena terdapat seorang perawi bernama Ali bin Zaid bin Jud’an yang dianggap dha'if oleh ulama hadis. Lalu, apakah umat Islam tidak lagi bersemangat dalam melakukan amal baik di bulan Ramadan? Itu tidaklah benar.
Ini karena sebagian ulama Hadis membolehkan umat Islam mengamalkan hadis dha'if dengan beberapa ketentuan. Jika ketentuan itu terpenuhi, maka umat Islam bisa mengamalkannya.
Ulama kaliber dalam bidang hadis, Imam Ibnu Hajar mengatakan bahwa umat Islam bisa beramal menggunakan hadis dha'if dengan setidaknya lima ketentuan:
1. Status dha'if hadis tersebut tidak parah.
2. Penggunaan hadis dalam lingkup keutamaan amal (fadha'ilul a'mal) atau targhib dan tahrib, bukan berkaitan tentang akidah atau hukum.
3. Tidak boleh meyakini bahwa itu adalah Hadis.
4. Ada hadis lain yang lebih otoritatif dan redaksinya lebih umum dari hadis dha'if tersebut
5. Jika disampaikan, wajib menjelaskan status dha'if hadis tersebut.
Hadis tentang keutamaan di 10 hari pertama bulan Ramadan sekiranya masih dapat diamalkan oleh umat Islam karena memenuhi kriteria yang diberikan oleh Imam Ibnu Hajar. Selain itu, banyak dalil-dalil, baik Al-Qur'an maupun hadis yang memerintahkan umat Islam untuk berbuat baik di bulan Ramadan.
Amalan 10 Hari Pertama Ramadan
Tentang amalan di 10 hari pertama bulan Ramadan, berikut penjelasannya:1. Mengkhatamkan Al-Qur'an
Ramadan dijuluki sebagai Syahrul Qur'an atau bulan diturunkannya Kitab suci Al-Qur'an. Allah berfirman dalam Al-Qur'an: "Bulan Ramadhan adalah bulan yang di dalamnya diturunkan Al-Qur'an sebagai petunjuk bagi manusia, penjelasan bagi petunjuk, dan furqan (pembeda)." (QS Al-Baqarah: ayat 185)Pada 10 hari pertama Ramadan hendaknya umat muslim mengkhatamkan Al-Qur'an. Keutamaan mengkhatam Al-Qur'an diterangkan dalam hadis Nabi: "Siapa yang membaca satu huruf dari Al-Qur'an maka baginya satu kebaikan dengan bacaan tersebut, satu kebaikan dilipatkan menjadi 10 kebaikan semisalnya dan aku tidak mengatakan "Alif Lam Mim" satu huruf akan tetapi Alif satu huruf, Lam satu huruf dan Mim satu huruf." (HR. Tirmidzi)
Dalam Hadis lain:
اِذَا خُتِمَ الْقُرْأٓنُ نَزَلَتِ الرَّحْمَةُ
"Apabila dikhatamkan Al-Qur'an, maka turunlah rahmat Allah". (HR at-Thabrani dan Ibnu Abi Syaibah dari Mujahid)
Dalam hadis riwayat ad-Darimy, Rasulullah SAW bersabda: "Barang siapa telah membaca Al-Qur’an (khatam) kemudian dia berdoa, maka ada 4 ribu Malaikat yang mengaminkan doanya." (HR ad-Darimy)
Jika ingin mengkhatamkan Al-Qur'an pada 10 Hari pertama Ramadhan sebenarnya sangat mudah. Tidak perlu menghabiskan waktu untuk menyelesaikannya. Cukup istiqomah dan disiplin menjaga waktu. Al-Qur'an terdiri atas 30 juz, setiap juz terdiri dari 10 lembar (20 halaman).