Mengulik Asbabun Nuzul Surat Al Qadr, Yuk Simak!
loading...

Dengan memahami asbabun nuzul Surat Al Qadr, umat Muslim bisa mengetahui asal-usul atau sejarah turunnya ayat tersebut. Foto ilustrasi/ist
A
A
A
Asbabun nuzul Surat Al Qadr menjadi ulasan menarik untuk diketahui. Dengan memahaminya, umat Muslim bisa mengetahui asal-usul atau sejarah turunnya ayat tersebut.
Surat Al Qadr merupakan surat ke-97 dalam kitab suci Al-Qur’an. Terdiri atas 5 ayat, surat ini termasuk golongan surat-surat Makkiyah.
Surat ini dinamai Al Qadr (kemuliaan), diambil dari perkataan Al Qadr yang terdapat pada ayat pertama surat ini. Terkait isinya, surat pendek ini bercerita tentang keutamaan Lailatul Qadar yang saat ini didambakan oleh umat muslim.
Pada pembahasan kali ini, akan diulas sebab diturunkannya (asbabun nuzul) Surat Al Qadr. Simak ya!
Latin: Innaa anzalnaahu fii lailatil qadr
Arti: Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur'an) pada malam qadar.
Latin: Wa maa adraaka ma lailatul qadr
Arti: Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu?
Latin: Lailatul qadri khairum min alfii shahr
Arti: Malam kemuliaan itu lebih baik daripada seribu bulan.
Latin: Tanaz zalul malaa-ikatu war ruuhu fiiha bi izni-rab bihim min kulli amr
Arti: Pada malam itu turun para malaikat dan Rµh (Jibril) dengan izin Tuhannya untuk mengatur semua urusan.
Latin: Salaamun hiya hattaa mat la'il fajr
Arti: Sejahteralah (malam itu) sampai terbit fajar.
At-Tirmidzi, al-Hakim, dan Ibnu Jarir meriwayatkan dari Al-Hasan bin Ali, ia berkata: “Sesungguhnya Nabi SAW bermimpi melihat Bani Umayah berada di atas mimbar dan melakukan hal tidak baik sehingga turunlah, “Sesungguhnya Kami telah memberimu (Muhammad) nikmat yang banyak.” (QS. Al-Kautsar: 1), lalu turun lagi ayat, “Sesungguhnya Kami menurunkannya (Alquran) pada malam qadar. (1) Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? (2) Malam kemuliaan itu lebih baik daripada seribu bulan. (3)” (QS. Al Qadr: 1-3). Bani Umayyah akan berkuasa setelahmu.
Al Qasim Al Haddani mengatakan: Kami lalu menghitungnya ternyata benar kekuasaan Bani Umayyah selama seribu bulan, tidak lebih dan tidak kurang.
Namun, At-Tirmidzi mengatakan hadis ini gharib. Sementara Al Muzni dan Ibnu Katsir mengatakan hadis ini munkar jiddan.
Pada riwayat lain, diriwayatkan oleh Abi Hatim dan Al-Wahidi dari Mujahid bahwa suatu ketika Rasulullah Saw bercerita tentang seorang laki-laki dari Bani Israel berjihad di jalan Allah selama seribu bulan. Mendengarnya, orang muslim terkagum-kagum dengan hal itu. Allah lalu menurunkan ayat ini. “Sesungguhnya Kami menurunkannya (Alquran) pada malam qadar. (1) Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? (2) Malam kemuliaan itu lebih baik daripada seribu bulan. (3)” (QS. Al Qadr: 1-3). Artinya, lebih baik dari seribu bulan yang dihabiskan oleh laki-laki itu dalam berjihad di jalan Allah SWT.
Mirip versi di atas, dalam Tafsir At-Thabari disebutkan: "Diceritakan kepada Ibnu Humaid, ia berkata, diceritakan kepada kita Hakkam bin Salim dari Mutsanna bin As-Shabbah dari Mujahid, ia berkata: "Ada laki-laki dari Bani Israil yang pada malam harinya ia beribadah sampai pagi, kemudian siang harinya ia berjihad melawan musuh hingga sore, maka hal yang seperti itu ia lakukan selama 1000 bulan. Maka Allah menurunkan ayat: "Malam Lailatul Qadar lebih baik dari pada seribu bulan". Beribadah pada malam tersebut lebih baik daripada amal yang dilakukan laki-laki tersebut.
Versi lain, Ibnu Abu Hatim mengatakan dari Ali ibnu Urwah yang mengatakan bahwa di suatu hari Rasulullah Saw menceritakan kisah empat orang lelaki dari kalangan kaum Bani Israil (di masa lalu). Mereka menyembah Allah selama 80 tahun tanpa melakukan kedurhakaan kepada-Nya.
Mendengar kisah itu, para sahabat merasa kagum dengan amalan mereka. Maka datanglah Jibril kepada Nabi Saw. dan berkata, "Hai Muhammad, umatmu merasa kagum dengan ibadah mereka selama delapan puluh tahun itu tanpa berbuat durhaka barang sekejap mata pun. Sesungguhnya Allah Swt. telah menurunkan hal yang lebih baik daripada itu."
Kemudian Malaikat Jibril a.s. membacakan kepadanya firman Allah Swt: Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur'an) pada malam kemuliaan. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik daripada seribu bulan. (Al-Qadr: 1 -3)
Pada riwayat berikutnya yang terdapat pada Kitab Muwattha. "Dan diceritakan kepadaku Ziyad dari Malik sesungguhnya aku mendengar dari ahli ilmu, sesungguhnya Rasulullah diberitahu rata-rata umat manusia sebelumnya atau sesuatu yang dikehendaki Allah dalam hal itu, maka seolah-olah usia umatnya sangat pendek jika dibanding dengan usia umat-umat terdahulu. Sehingga mereka tidak akan dapat menyamai amalan yang dicapai oleh umat selain mereka yang memiliki usia lebih panjang. Maka Allah memberikan kepada beliau dan umatnya Lailatul Qadar, satu malam yang lebih baik daripada seribu bulan.
Demikian ulasan mengenai asbabun nuzul Surat Al Qadr yang bisa diketahui. Wallahu a’lam
Surat Al Qadr merupakan surat ke-97 dalam kitab suci Al-Qur’an. Terdiri atas 5 ayat, surat ini termasuk golongan surat-surat Makkiyah.
Surat ini dinamai Al Qadr (kemuliaan), diambil dari perkataan Al Qadr yang terdapat pada ayat pertama surat ini. Terkait isinya, surat pendek ini bercerita tentang keutamaan Lailatul Qadar yang saat ini didambakan oleh umat muslim.
Pada pembahasan kali ini, akan diulas sebab diturunkannya (asbabun nuzul) Surat Al Qadr. Simak ya!
Surat Al Qadr
اِنَّاۤ اَنۡزَلۡنٰهُ فِىۡ لَيۡلَةِ الۡقَدۡرِ
Latin: Innaa anzalnaahu fii lailatil qadr
Arti: Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur'an) pada malam qadar.
وَمَاۤ اَدۡرٰٮكَ مَا لَيۡلَةُ الۡقَدۡرِؕ
Latin: Wa maa adraaka ma lailatul qadr
Arti: Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu?
لَيۡلَةُ الۡقَدۡرِ ۙ خَيۡرٌ مِّنۡ اَلۡفِ شَهۡرٍؕ
Latin: Lailatul qadri khairum min alfii shahr
Arti: Malam kemuliaan itu lebih baik daripada seribu bulan.
تَنَزَّلُ الۡمَلٰٓٮِٕكَةُ وَالرُّوۡحُ فِيۡهَا بِاِذۡنِ رَبِّهِمۡۚ مِّنۡ كُلِّ اَمۡرٍ
Latin: Tanaz zalul malaa-ikatu war ruuhu fiiha bi izni-rab bihim min kulli amr
Arti: Pada malam itu turun para malaikat dan Rµh (Jibril) dengan izin Tuhannya untuk mengatur semua urusan.
سَلٰمٌ هِىَ حَتّٰى مَطۡلَعِ الۡفَجۡرِ
Latin: Salaamun hiya hattaa mat la'il fajr
Arti: Sejahteralah (malam itu) sampai terbit fajar.
Baca Juga
Asbabun Nuzul Surat Al Qadr
Ada beberapa versi asbabun nuzul Surat Al Qadr. Versi pertama pernah diterangkan Imam As-Suyuthi dalam buku “Asbabun Nuzul Sebab-sebab Turunnya Ayat Alquran”At-Tirmidzi, al-Hakim, dan Ibnu Jarir meriwayatkan dari Al-Hasan bin Ali, ia berkata: “Sesungguhnya Nabi SAW bermimpi melihat Bani Umayah berada di atas mimbar dan melakukan hal tidak baik sehingga turunlah, “Sesungguhnya Kami telah memberimu (Muhammad) nikmat yang banyak.” (QS. Al-Kautsar: 1), lalu turun lagi ayat, “Sesungguhnya Kami menurunkannya (Alquran) pada malam qadar. (1) Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? (2) Malam kemuliaan itu lebih baik daripada seribu bulan. (3)” (QS. Al Qadr: 1-3). Bani Umayyah akan berkuasa setelahmu.
Al Qasim Al Haddani mengatakan: Kami lalu menghitungnya ternyata benar kekuasaan Bani Umayyah selama seribu bulan, tidak lebih dan tidak kurang.
Namun, At-Tirmidzi mengatakan hadis ini gharib. Sementara Al Muzni dan Ibnu Katsir mengatakan hadis ini munkar jiddan.
Pada riwayat lain, diriwayatkan oleh Abi Hatim dan Al-Wahidi dari Mujahid bahwa suatu ketika Rasulullah Saw bercerita tentang seorang laki-laki dari Bani Israel berjihad di jalan Allah selama seribu bulan. Mendengarnya, orang muslim terkagum-kagum dengan hal itu. Allah lalu menurunkan ayat ini. “Sesungguhnya Kami menurunkannya (Alquran) pada malam qadar. (1) Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? (2) Malam kemuliaan itu lebih baik daripada seribu bulan. (3)” (QS. Al Qadr: 1-3). Artinya, lebih baik dari seribu bulan yang dihabiskan oleh laki-laki itu dalam berjihad di jalan Allah SWT.
Mirip versi di atas, dalam Tafsir At-Thabari disebutkan: "Diceritakan kepada Ibnu Humaid, ia berkata, diceritakan kepada kita Hakkam bin Salim dari Mutsanna bin As-Shabbah dari Mujahid, ia berkata: "Ada laki-laki dari Bani Israil yang pada malam harinya ia beribadah sampai pagi, kemudian siang harinya ia berjihad melawan musuh hingga sore, maka hal yang seperti itu ia lakukan selama 1000 bulan. Maka Allah menurunkan ayat: "Malam Lailatul Qadar lebih baik dari pada seribu bulan". Beribadah pada malam tersebut lebih baik daripada amal yang dilakukan laki-laki tersebut.
Versi lain, Ibnu Abu Hatim mengatakan dari Ali ibnu Urwah yang mengatakan bahwa di suatu hari Rasulullah Saw menceritakan kisah empat orang lelaki dari kalangan kaum Bani Israil (di masa lalu). Mereka menyembah Allah selama 80 tahun tanpa melakukan kedurhakaan kepada-Nya.
Mendengar kisah itu, para sahabat merasa kagum dengan amalan mereka. Maka datanglah Jibril kepada Nabi Saw. dan berkata, "Hai Muhammad, umatmu merasa kagum dengan ibadah mereka selama delapan puluh tahun itu tanpa berbuat durhaka barang sekejap mata pun. Sesungguhnya Allah Swt. telah menurunkan hal yang lebih baik daripada itu."
Kemudian Malaikat Jibril a.s. membacakan kepadanya firman Allah Swt: Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur'an) pada malam kemuliaan. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik daripada seribu bulan. (Al-Qadr: 1 -3)
Pada riwayat berikutnya yang terdapat pada Kitab Muwattha. "Dan diceritakan kepadaku Ziyad dari Malik sesungguhnya aku mendengar dari ahli ilmu, sesungguhnya Rasulullah diberitahu rata-rata umat manusia sebelumnya atau sesuatu yang dikehendaki Allah dalam hal itu, maka seolah-olah usia umatnya sangat pendek jika dibanding dengan usia umat-umat terdahulu. Sehingga mereka tidak akan dapat menyamai amalan yang dicapai oleh umat selain mereka yang memiliki usia lebih panjang. Maka Allah memberikan kepada beliau dan umatnya Lailatul Qadar, satu malam yang lebih baik daripada seribu bulan.
Demikian ulasan mengenai asbabun nuzul Surat Al Qadr yang bisa diketahui. Wallahu a’lam
(wid)