Imun Terbaik : Jauhi Dosa dan Perbanyak Doa
loading...
A
A
A
Muslimah, ketika seseorang ditimpa suatu musibah sakit, maka orang yang beriman akan meletakkan ingatannya kepada Allah Ta'ala sebagai Rabb yang memberikan ujian sakit kepadanya. Langkah pertama yang dilakukan adalah berdoa kepada Allah agar diberi kesembuhan atas sakit yang ditakdirkan Allah.
Penyakit manusia itu ada dua. Yaitu penyakit syahwat, mengikuti kemauan-kemauan, ambisi-ambisi kita. Jangan diikuti. Manusia harus menahan diri dari keburukan syahwat. Yang kedua adalam penyakit syubhat . Yaitu kerancuan-kerancuan dalam agama. Ketika seseorang semakin berilmu , dia akan semakin mengerti bahwa ternyata doa itu memiliki kekuatan yang lebih dahsyat daripada obat-obatan.
(Baca juga : Haruskah Pakaian Muslimah Berwarna Gelap? )
Doa itu lebih manjur daripada menggantungkan harapan hanya kepada klinik atau rumah sakit. Bukan berarti tidak berobat. Juga bukan berarti tidak berusaha pergi ke dokter. Namun doa adalah usaha pertama dan terus menerus yang tidak boleh berhenti. Memohon kesembuhan hanya kepada Allah ‘Azza wa Jalla.
إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ ﴿٥﴾
“Hanya Engkaulah yang kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah kami meminta pertolongan.” (QS. Al-Fatihah: 5)
Saat ini, misalnya, kebanyakan manusia ketakutan terhadap covid-19 . Sehingga posisi manusia menjadi lemah. Bagaimana covid-19 membuat pesawat tidak terbang? Bagaimana covid-19 membuat perusahaan pembuat mesin jet, pembuat pesawat dan pembuat mobil-mobil mewah itu harus menelan pil pahit kerugian yang besar? Sebagian pabrik-pabrik mereka ditutup, karyawannya banyak di-PHK. Apa masalahnya? Corona? Maka jangan meremehkan doa.
(Baca juga : Inilah Tips Melawan Rasa Malas Beribadah )
Hnedaknya orang beriman meyakini kekuatan Allah Ta'ala yang Maha Melindungi.
عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
“Maha Kuasa atas segala sesuatu.”
Atau bisa jadi corona diturunkan Allah sebagai azab atas banyaknya kedurkahaan terhadap aturan-aturan Allah.
ما نزل بلاء إلا بذنب ولا رفع إلا بتوبة
“Bala itu tidak turun melainkan disebabkan dosa. Dan tidak diangkat kecuali dengan bertaubat.”
(Baca juga : Bareskrim Pastikan Ada Dugaan Unsur Pidana di Kasus Terbakarnya Gedung Kejagung )
Dalam tausiyahnya, Ustadz Syafiq Reza Basalamah meminta, terhadap kondisi covid-19 ini, hendaknya masyarakat jangan menambah berbuat dosa. Misalnya, masih ada yang berangkat ke tempat-tempat keramat. Menebarkan kemaksiatan, kezaliman , dan ketidakadilan .
Kalau kita lihat protokol kesehatan yang didengungkan, yang senantiasa disampaikan, itu perlu dilakukan. Namun yang lebih perlu lagi adalah bagaimana seluruh rakyat Indonesia, pejabatnya, pemimpinnya, seluruh penduduk Indonesia ini sadar bahwa bisa jadi corona didatangkan Allah karena gara-gara dosa. Ingat, bumi ini ada yang punya, yakni Allah Ta'ala.
Sebagian kita saat ini mengerjakan dosa tapi beranggapan bahwa itu bukan perbuatan dosa. Ini parah sekali. Apa penyebabnya? Tidak punya ilmu, tidak mau belajar. Dia berfikir yang dia kerjakan itu tidak mengapa. Standarnya mengatakan boleh dan tidak boleh itu apa? Apakah perasaan kita? Akal kita? Atau logika kita? Atau tradisi dan budaya yang ada lalu firman Allah dikesampingkan dan sabda Nabi Alaihish Shalatu was Salam dicampakkan?
(Baca juga : Investor Setengah Mati Syaratnya Mau Bisnis di RI, Tembok Regulasi Momok Penghambat )
Maka tidak sedikit manusia-manusia yang menganggap orang lain berlebih-lebihan dalam beragama, padahal dia yang menyepelekan agama. Mereka menganggap orang lain fanatik, sedangkan dia sudah mulai meninggalkan agamanya. “Engkau yang mendahulukan dan yang mengakhirkan sesuatu.” Sekarang kita lihat covid-19, kita semua ingin segera selesai, semuanya ingin itu. Antum punya kemauan, ana juga punya kemauan, tapi yang terjadi itu adalah kemauan Allah ‘Azza wa Jalla," terang Ustadz Syafiq.
Dunia Ini Akan Berakhir. Semoga manusia tidak tertipu dengan dunia ini. Bisa jadi corona adalah ujian. Tapi, bisa jadi juga corona adalah azab dari Allah Ta'ala karena banyaknya dosa-dosa yang dilakukan manusia. Maka imun (daya tahan tubuh) terbaik adalah menjauhi dosa dan memperbanyak doa.
Allah Ta'ala berfirman :
لَتُبْلَوُنَّ فِي أَمْوَالِكُمْ وَأَنْفُسِكُمْ وَلَتَسْمَعُنَّ مِنَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ مِنْ قَبْلِكُمْ وَمِنَ الَّذِينَ أَشْرَكُوا أَذًى كَثِيرًا وَإِنْ تَصْبِرُوا وَتَتَّقُوا فَإِنَّ ذَلِكَ مِنْ عَزْمِ الْأُمُورِ
"Kamu sungguh-sungguh akan diuji terhadap hartamu dan dirimu. Dan (juga) kamu benar-benar akan mendengar dari orang-orang yang diberi al-Kitab sebelum kamu dan dari orang-orang yang mempersekutukan Allah, gangguan yang banyak yang menyakitkan hati. Jika kamu bersabar dan bertakwa, maka sesungguhnya yang demikian itu termasuk urusan yang patut diutamakan."
(QS. Âli ‘Imrân : 186).
(Baca juga : Kepala BKD DKI Jakarta: Belasan ASN Positif Covid-19 )
Hamba-hamba yang saleh berdoa :
وَمَا تَنقِمُ مِنَّآ إِلَّآ أَنْ ءَامَنَّا بِـَٔايَٰتِ رَبِّنَا لَمَّا جَآءَتْنَا ۚ رَبَّنَآ أَفْرِغْ عَلَيْنَا صَبْرًا وَتَوَفَّنَا مُسْلِمِينَ
Wa mā tangqimu minnā illā an āmannā bi`āyāti rabbinā lammā jā`atnā, rabbanā afrig 'alainā ṣabraw wa tawaffanā muslimīn
"Wahai Tuhan kami, limpahkanlah kesabaran kepada kami, dan matikanlah kami dalam keadaan Islam (berserah bulat-bulat kepadaMu)" (QS al-A'raf : 126).
Wallahu A'lam.
Penyakit manusia itu ada dua. Yaitu penyakit syahwat, mengikuti kemauan-kemauan, ambisi-ambisi kita. Jangan diikuti. Manusia harus menahan diri dari keburukan syahwat. Yang kedua adalam penyakit syubhat . Yaitu kerancuan-kerancuan dalam agama. Ketika seseorang semakin berilmu , dia akan semakin mengerti bahwa ternyata doa itu memiliki kekuatan yang lebih dahsyat daripada obat-obatan.
(Baca juga : Haruskah Pakaian Muslimah Berwarna Gelap? )
Doa itu lebih manjur daripada menggantungkan harapan hanya kepada klinik atau rumah sakit. Bukan berarti tidak berobat. Juga bukan berarti tidak berusaha pergi ke dokter. Namun doa adalah usaha pertama dan terus menerus yang tidak boleh berhenti. Memohon kesembuhan hanya kepada Allah ‘Azza wa Jalla.
إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ ﴿٥﴾
“Hanya Engkaulah yang kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah kami meminta pertolongan.” (QS. Al-Fatihah: 5)
Saat ini, misalnya, kebanyakan manusia ketakutan terhadap covid-19 . Sehingga posisi manusia menjadi lemah. Bagaimana covid-19 membuat pesawat tidak terbang? Bagaimana covid-19 membuat perusahaan pembuat mesin jet, pembuat pesawat dan pembuat mobil-mobil mewah itu harus menelan pil pahit kerugian yang besar? Sebagian pabrik-pabrik mereka ditutup, karyawannya banyak di-PHK. Apa masalahnya? Corona? Maka jangan meremehkan doa.
(Baca juga : Inilah Tips Melawan Rasa Malas Beribadah )
Hnedaknya orang beriman meyakini kekuatan Allah Ta'ala yang Maha Melindungi.
عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
“Maha Kuasa atas segala sesuatu.”
Atau bisa jadi corona diturunkan Allah sebagai azab atas banyaknya kedurkahaan terhadap aturan-aturan Allah.
ما نزل بلاء إلا بذنب ولا رفع إلا بتوبة
“Bala itu tidak turun melainkan disebabkan dosa. Dan tidak diangkat kecuali dengan bertaubat.”
(Baca juga : Bareskrim Pastikan Ada Dugaan Unsur Pidana di Kasus Terbakarnya Gedung Kejagung )
Dalam tausiyahnya, Ustadz Syafiq Reza Basalamah meminta, terhadap kondisi covid-19 ini, hendaknya masyarakat jangan menambah berbuat dosa. Misalnya, masih ada yang berangkat ke tempat-tempat keramat. Menebarkan kemaksiatan, kezaliman , dan ketidakadilan .
Kalau kita lihat protokol kesehatan yang didengungkan, yang senantiasa disampaikan, itu perlu dilakukan. Namun yang lebih perlu lagi adalah bagaimana seluruh rakyat Indonesia, pejabatnya, pemimpinnya, seluruh penduduk Indonesia ini sadar bahwa bisa jadi corona didatangkan Allah karena gara-gara dosa. Ingat, bumi ini ada yang punya, yakni Allah Ta'ala.
Sebagian kita saat ini mengerjakan dosa tapi beranggapan bahwa itu bukan perbuatan dosa. Ini parah sekali. Apa penyebabnya? Tidak punya ilmu, tidak mau belajar. Dia berfikir yang dia kerjakan itu tidak mengapa. Standarnya mengatakan boleh dan tidak boleh itu apa? Apakah perasaan kita? Akal kita? Atau logika kita? Atau tradisi dan budaya yang ada lalu firman Allah dikesampingkan dan sabda Nabi Alaihish Shalatu was Salam dicampakkan?
(Baca juga : Investor Setengah Mati Syaratnya Mau Bisnis di RI, Tembok Regulasi Momok Penghambat )
Maka tidak sedikit manusia-manusia yang menganggap orang lain berlebih-lebihan dalam beragama, padahal dia yang menyepelekan agama. Mereka menganggap orang lain fanatik, sedangkan dia sudah mulai meninggalkan agamanya. “Engkau yang mendahulukan dan yang mengakhirkan sesuatu.” Sekarang kita lihat covid-19, kita semua ingin segera selesai, semuanya ingin itu. Antum punya kemauan, ana juga punya kemauan, tapi yang terjadi itu adalah kemauan Allah ‘Azza wa Jalla," terang Ustadz Syafiq.
Dunia Ini Akan Berakhir. Semoga manusia tidak tertipu dengan dunia ini. Bisa jadi corona adalah ujian. Tapi, bisa jadi juga corona adalah azab dari Allah Ta'ala karena banyaknya dosa-dosa yang dilakukan manusia. Maka imun (daya tahan tubuh) terbaik adalah menjauhi dosa dan memperbanyak doa.
Allah Ta'ala berfirman :
لَتُبْلَوُنَّ فِي أَمْوَالِكُمْ وَأَنْفُسِكُمْ وَلَتَسْمَعُنَّ مِنَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ مِنْ قَبْلِكُمْ وَمِنَ الَّذِينَ أَشْرَكُوا أَذًى كَثِيرًا وَإِنْ تَصْبِرُوا وَتَتَّقُوا فَإِنَّ ذَلِكَ مِنْ عَزْمِ الْأُمُورِ
"Kamu sungguh-sungguh akan diuji terhadap hartamu dan dirimu. Dan (juga) kamu benar-benar akan mendengar dari orang-orang yang diberi al-Kitab sebelum kamu dan dari orang-orang yang mempersekutukan Allah, gangguan yang banyak yang menyakitkan hati. Jika kamu bersabar dan bertakwa, maka sesungguhnya yang demikian itu termasuk urusan yang patut diutamakan."
(QS. Âli ‘Imrân : 186).
(Baca juga : Kepala BKD DKI Jakarta: Belasan ASN Positif Covid-19 )
Hamba-hamba yang saleh berdoa :
وَمَا تَنقِمُ مِنَّآ إِلَّآ أَنْ ءَامَنَّا بِـَٔايَٰتِ رَبِّنَا لَمَّا جَآءَتْنَا ۚ رَبَّنَآ أَفْرِغْ عَلَيْنَا صَبْرًا وَتَوَفَّنَا مُسْلِمِينَ
Wa mā tangqimu minnā illā an āmannā bi`āyāti rabbinā lammā jā`atnā, rabbanā afrig 'alainā ṣabraw wa tawaffanā muslimīn
"Wahai Tuhan kami, limpahkanlah kesabaran kepada kami, dan matikanlah kami dalam keadaan Islam (berserah bulat-bulat kepadaMu)" (QS al-A'raf : 126).
Wallahu A'lam.
(wid)