Selamat Datang Shafar, Bulan Peperangan dan Pesimisnya Arab Jahiliyah

Jum'at, 18 September 2020 - 21:52 WIB
loading...
Selamat Datang Shafar, Bulan Peperangan dan Pesimisnya Arab Jahiliyah
Bulan Shafar adalah bulan kedua dalam kalender Hijriyah. Sayangnya, bulan ini dianggap bulan sial oleh bangsa Arab Jahiliyah. Foto ilustrasi/Ist
A A A
Tidak terasa tiga bulan haram yang dimuliakan Allah (Dzulqa'dah, Dzulhijjah, Muharram) telah berlalu meninggalkan kita. Alhamdulillah, terhitung malam ini (18/9/2020) kita memasuki bulan Shafar (صفر), bulan kedua dalam kalender Hijriyah (1 Shafar 1442 Hijriyah).

Dalam kalender Hijriyah , pergantian tanggal (hari) dimulai sejak terbenamnya matahari atau masuknya waktu Maghrib. Seperti kata Nabi صلى الله عليه وسلم dalam sabdanya: "Setahun berputar sebagaimana keadaannya sejak Allah menciptakan langit dan bumi". (Baca Juga: Sejarah Kalender Hijriyah dan Arti 12 Bulan Islam)

Bulan Shafar memang tidak seagung bulan Muharram yang dimuliakan Allah Ta'ala. Shafar berasal dari kata Shifr [صفر] yang berarti kosong. Bulan ini dinamakan Shofar atau Shifr, karena pada bulan ini bangsa Arab mengosongkan rumah-rumah mereka yang beralih ke medan perang . Banyak peristiwa perang terjadi di bulan Shafar.

Ada Apa dengan Bulan Shafar?
Dahulu orang Arab Jahiliyah melakukan kemungkaran besar di bulan Shafar. Mereka menjadikan bulan Shafar pengganti dari bulan Muharam. Ini sebagaimana Hadis Shahih dari Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhuma berkata:

كانوا يرون أن العمرة في أشهر الحج من أفجر الفجور في الأرض ، ويجعلون المحرَّم صفراً ، ويقولون : إذا برأ الدَّبر ، وعفا الأثر ، وانسلخ صفر : حلَّت العمرة لمن اعتمر (رواه البخاري، رقم 1489 ومسلم، رقم 1240)

"Mereka dahulu berpendapat bahwa umrah di bulan Haji kedurhakaan paling besar di muka bumi. Mereka menjadikan Muharam sebagai bulan Shafar. Mereka mengatakan: Jika unta jamaah haji telah kembali, bekas-bekas tapak kakinya telah hilang, bulan Shafar telah habis, maka dihalalkan umrah bagi yang ingin menunaikan umrah." (HR. Al-Bukhari, Muslim)

Menurut Syeikh Muhammad Shalih Al-Munajjid, ulama Saudi Arabia yang dilansir dari islamqa.info mengatakan, sifat pesimis orang Arab Jahiliyah di bulan Shafar masih tersisa kepada sebagian orang yang menyandarkan kepada Islam. (Baca Juga: Keutamaan Bulan Muharram dan Amalan yang Dianjurkan)

Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu berkata, Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda:

لا عدوى ولا طيرة ولا هامَة ولا صَفَر وفر من المجذوم كما تفر من الأسد (رواه البخاري، رقم 5387 ومسلم، رقم 2220 )

"Tidak ada penyakit menular, thiyarah dan burung hantu dan Shafar (yang dianggap membawa kesialan). Dan larilah dari penyakit kusta seperti engkau lari dari singa." (HR. Al-Bukhari, Muslim).

( i)

Syekh Ibnu Utsaimin mengatakan, "Shafar ditafsiri dengan banyak penafsiran. Pertama, ia adalah bulan Shafar yang dikenal dan orang Arab pesimis dengannya. Kedua, ia adalah penyakit perut yang menyerang unta. Dan ia berpindah dari satu unta ke unta lainnya. Maka kata sambungnya mengikuti 'Adwa (penyakit menular). Termasuk dalam bab menyebutkan perkara khusus kepada yang umum.

Ketiga, bulan Shafar maksudnya adalah mengulur-ulur dimana orang kafir tersesat denganya. Mereka mengakhirkan pengharaman bulan Muharram ke bulan Shafar, sehingga mereka menghalalkan setahun dan mengharamkan setahun.

Yang paling kuat adalah di sini adalah bulan dimana orang Jahiliyah pesimis dengannya. Adapun waktu tidak ada pengaruhnya dalam takdir Allah 'Azza wa Jalla. Ia dengan waktu lainnya sama saja, ditakdirkan di dalamnya kebaikan dan keburukan. Rasulullah صلى الله عليه وسلم mengingatkan kita untuk tetap bertawakkal kepada Allah.

Bulan Shafar juga dikenal sebagai bulan yang di dalamnya banyak peperangan terjadi pada kehidupan Nabi صلى الله عليه وسلم. Semoga di bulan ini Allah Ta'ala menurunkan rahmat dan karunianya untuk kita semua. ( )

(Bersambung)!
(rhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1611 seconds (0.1#10.140)