Diusir dari Surga, Adam Diturunkan ke India, Hawa ke Jeddah
loading...
A
A
A
Kisah berikut dinukil dari karya Syaikh Muhammad bin Ahmad bin Iyas yang diterjemahkan oleh Abdul Halim berjudul “Kisah Penciptaan dan Tokoh-tokoh Sepanjang Zaman”. (
)
Mengapa ketika Hawa telah memakan buah pohon itu pakaiannya tidak terlepas saat itu juga, sementara ketika Adam memakannya, seketika itu juga pakaiannya terlepas?
Seandainya pakaian Hawa terlepas ketika itu juga, tentu Adam akan kembali dan tidak akan memakan buah pohon itu. Di samping itu, denda itu diberikan kepada orang yang bersangkutan karena perintah tersebut pertama kali diberikan kepada Adam.
Sebagian ulama mengatakan bahwa Adam memakan sesuatu dari pohon itu ketika dia lupa. Allah berfirman: Dan sesungguhnya telah Kami perintahkan kepada Adam dahulu, maka dia lupa (akan perintah itu)… (QS Thaha : 115). Dalam hal ini ada sebuah syair berikut:
Sungguh aku telah melupakanmu,
lupa toh bisa dimaafkan.
Manusia yang pertama kali lupa
adalah manusia yang pertama.
Setelah Adam as memakan dari pohon tersebut, Allah memerintahkan kepada Jibril untuk menggenggam ubun-ubun Adam dan Hawa dan mengeluarkan mereka berdua dari surga. Lalu Jibril mengeluarkan mereka berdua dari surga dan keduanya dinyatakan telah bermaksiat.
Diriwayatkan, setelah Adam dan Hawa memakan dari pohon itu, keduanya jadi telanjang. Lalu keduanya berkeliling mendekati pepohonan yang ada di surga untuk membuat penutup aurat dengan daun-daunnya. Ternyata pepohonan yang ada di surga menghindar dari mereka berdua. Hanya pohon Tin yang kasihan kepadanya. Pohon itu menutupi aurat Adam dengan daun-daunnya.
Menurut sebuah riwayat, yang menutupi aurat Adam adalah kayu ‘ud (kayu gaharu berbau wangi). Oleh karena itu, Allah memuliakan kayu tersebut dengan bau yang wangi dan memuliakan pohon Tin dengan buah manis yang tidak berbiji.
Menurut riwayat lain, dengan kayu Hana’ (sejenis pohon pacar). Oleh karena itu, bekas yang ditinggalkan oleh pohon itu kelihatan baik dan membuat bahagia sehingga pohon tersebut disebut Hana’.
Ka’ab al-Ahbar mengatakan, “Setelah Adam telanjang, Allah mewahyukan kepadanya, ‘Datanglah kepada-Ku, Aku ingin melihatmu.’ Adam menjawab, ‘Wahai Tuhanku, aku tidak sanggup melakukannya. Sebab, aku malu kepada-Mu dan merasa hina.’” Dalam makna ini ada sebuah syair:
Dengan satu kesalahan dan satu dosa saja,
manusia terusir dari surga.
Maka bagaimana dengan beribu-ribu dosa
engkau berharap bisa masuk ke sana?
Dia mengatakan, kemudian Jibril memegang tangan Adam, sementara Adam dalam keadaan telanjang dan tidak memakai tutup kepala. Jibril turun membawa Adam ke bumi di hari Jumat menjelang matahari terbenam. Adam diturunkan di sebuah gunung yang ada di negeri India yang bernama Rahun.
Adapun Hawa, keindahan dan kecantikannya hilang. Dia dicoba dengan haid dan darinya diputuskan sebutan nasab. Akibatnya, keturunan yang lahir kemudian disebut dengan anak-anak Adam, bukan anak-anak Hawa. Sebabnya adalah karena dia bersama Iblis telah memperdaya Adam; dia lebih dahulu memulai memakan sesuatu dari pohon gandum itu.
Hawa diturunkan di dekat pantai laut asin di Jeddah. Allah berfirman: “Turunlah kamu sekalian; sebagian kamu menjadi musuh bagi sebagian yang lain. Dan kamu mempunyai tempat kediaman dan kesenangan (tempat mencari kehidupan) di muka bumi sampai waktu yang telah ditentukan.” (QS Al-A’raaf : 24).
Adapun Iblis terlaknat, dia keluar dari tingkatan malaikat dan berubah menjadi setan yang terkutuk. Ketika diturunkan dari surga, dia turun di daerah Irak sekitar wilayah Bashrah.
Ibnu ‘Abbas ra mengatakan, “Setelah Iblis diturunkan ke bumi, dia menikahkan diri dengan dirinya sendiri; lalu dia bertelur sebanyak empat. Telur-telur itu dia pisahkan di setiap penjuru dunia. Jadi, semua setan yang ada di muka bumi ini berasal dari telur itu.”
Mujahid mengatakan, “Iblis menikah dengan ular yang dahulu di surga dia masuk ke dalam mulutnya, ketika ular itu diturunkan ke bumi. Kemudian ular itu bertelur sebanyak empat.”
Sementara Thawus (burung merak), permata dan sebagian kecantikannya hilang. Dia juga diturunkan ke bumi dan turun di tanah Babil. Menurut sebuah riwayat, ia diturunkan di tanah di Anthakiyah (Antioch, sebuah kota di Turki).
Adapun ular, bentuknya berubah dan kemudian dia memiliki bisa. Penyebabnya adalah karena Iblis bersembunyi di bawah taringnya agar dia membawanya ke dalam surga. Si Iblis membuat lidah ular menjadi bisu dan berjalan merayap di atas perutnya. Dia diturunkan ke bumi Ishfahan.
Ibnu Abbas ra mengatakan bahwa Adam dan Hawa tinggal di surga selama setengah hari menurut perhitungan hari akhirat, yaitu seukuran 500 tahun menurut perhitungan dunia.
Setelah Adam turun ke bumi, kepadanya Allah menimpakan tidur sehingga dia tertidur. Hal itu juga ditimpakan kepada semua yang ada di bumi, dari mulai binatang kecil, binatang liar, burung, dan semua makhluk yang bernyawa. Sebelum itu tidak dikenal adanya tidur. Hari ditimpakannya tidur itu disebut hari Sabtu. ( )
Mengapa ketika Hawa telah memakan buah pohon itu pakaiannya tidak terlepas saat itu juga, sementara ketika Adam memakannya, seketika itu juga pakaiannya terlepas?
Seandainya pakaian Hawa terlepas ketika itu juga, tentu Adam akan kembali dan tidak akan memakan buah pohon itu. Di samping itu, denda itu diberikan kepada orang yang bersangkutan karena perintah tersebut pertama kali diberikan kepada Adam.
Sebagian ulama mengatakan bahwa Adam memakan sesuatu dari pohon itu ketika dia lupa. Allah berfirman: Dan sesungguhnya telah Kami perintahkan kepada Adam dahulu, maka dia lupa (akan perintah itu)… (QS Thaha : 115). Dalam hal ini ada sebuah syair berikut:
Sungguh aku telah melupakanmu,
lupa toh bisa dimaafkan.
Manusia yang pertama kali lupa
adalah manusia yang pertama.
Setelah Adam as memakan dari pohon tersebut, Allah memerintahkan kepada Jibril untuk menggenggam ubun-ubun Adam dan Hawa dan mengeluarkan mereka berdua dari surga. Lalu Jibril mengeluarkan mereka berdua dari surga dan keduanya dinyatakan telah bermaksiat.
Diriwayatkan, setelah Adam dan Hawa memakan dari pohon itu, keduanya jadi telanjang. Lalu keduanya berkeliling mendekati pepohonan yang ada di surga untuk membuat penutup aurat dengan daun-daunnya. Ternyata pepohonan yang ada di surga menghindar dari mereka berdua. Hanya pohon Tin yang kasihan kepadanya. Pohon itu menutupi aurat Adam dengan daun-daunnya.
Menurut sebuah riwayat, yang menutupi aurat Adam adalah kayu ‘ud (kayu gaharu berbau wangi). Oleh karena itu, Allah memuliakan kayu tersebut dengan bau yang wangi dan memuliakan pohon Tin dengan buah manis yang tidak berbiji.
Menurut riwayat lain, dengan kayu Hana’ (sejenis pohon pacar). Oleh karena itu, bekas yang ditinggalkan oleh pohon itu kelihatan baik dan membuat bahagia sehingga pohon tersebut disebut Hana’.
Ka’ab al-Ahbar mengatakan, “Setelah Adam telanjang, Allah mewahyukan kepadanya, ‘Datanglah kepada-Ku, Aku ingin melihatmu.’ Adam menjawab, ‘Wahai Tuhanku, aku tidak sanggup melakukannya. Sebab, aku malu kepada-Mu dan merasa hina.’” Dalam makna ini ada sebuah syair:
Dengan satu kesalahan dan satu dosa saja,
manusia terusir dari surga.
Maka bagaimana dengan beribu-ribu dosa
engkau berharap bisa masuk ke sana?
Dia mengatakan, kemudian Jibril memegang tangan Adam, sementara Adam dalam keadaan telanjang dan tidak memakai tutup kepala. Jibril turun membawa Adam ke bumi di hari Jumat menjelang matahari terbenam. Adam diturunkan di sebuah gunung yang ada di negeri India yang bernama Rahun.
Adapun Hawa, keindahan dan kecantikannya hilang. Dia dicoba dengan haid dan darinya diputuskan sebutan nasab. Akibatnya, keturunan yang lahir kemudian disebut dengan anak-anak Adam, bukan anak-anak Hawa. Sebabnya adalah karena dia bersama Iblis telah memperdaya Adam; dia lebih dahulu memulai memakan sesuatu dari pohon gandum itu.
Hawa diturunkan di dekat pantai laut asin di Jeddah. Allah berfirman: “Turunlah kamu sekalian; sebagian kamu menjadi musuh bagi sebagian yang lain. Dan kamu mempunyai tempat kediaman dan kesenangan (tempat mencari kehidupan) di muka bumi sampai waktu yang telah ditentukan.” (QS Al-A’raaf : 24).
Adapun Iblis terlaknat, dia keluar dari tingkatan malaikat dan berubah menjadi setan yang terkutuk. Ketika diturunkan dari surga, dia turun di daerah Irak sekitar wilayah Bashrah.
Ibnu ‘Abbas ra mengatakan, “Setelah Iblis diturunkan ke bumi, dia menikahkan diri dengan dirinya sendiri; lalu dia bertelur sebanyak empat. Telur-telur itu dia pisahkan di setiap penjuru dunia. Jadi, semua setan yang ada di muka bumi ini berasal dari telur itu.”
Mujahid mengatakan, “Iblis menikah dengan ular yang dahulu di surga dia masuk ke dalam mulutnya, ketika ular itu diturunkan ke bumi. Kemudian ular itu bertelur sebanyak empat.”
Sementara Thawus (burung merak), permata dan sebagian kecantikannya hilang. Dia juga diturunkan ke bumi dan turun di tanah Babil. Menurut sebuah riwayat, ia diturunkan di tanah di Anthakiyah (Antioch, sebuah kota di Turki).
Adapun ular, bentuknya berubah dan kemudian dia memiliki bisa. Penyebabnya adalah karena Iblis bersembunyi di bawah taringnya agar dia membawanya ke dalam surga. Si Iblis membuat lidah ular menjadi bisu dan berjalan merayap di atas perutnya. Dia diturunkan ke bumi Ishfahan.
Ibnu Abbas ra mengatakan bahwa Adam dan Hawa tinggal di surga selama setengah hari menurut perhitungan hari akhirat, yaitu seukuran 500 tahun menurut perhitungan dunia.
Setelah Adam turun ke bumi, kepadanya Allah menimpakan tidur sehingga dia tertidur. Hal itu juga ditimpakan kepada semua yang ada di bumi, dari mulai binatang kecil, binatang liar, burung, dan semua makhluk yang bernyawa. Sebelum itu tidak dikenal adanya tidur. Hari ditimpakannya tidur itu disebut hari Sabtu. ( )
(mhy)