Sang Pembebas Irak Itu Bernama Musanna Bin Harisah

Selasa, 29 September 2020 - 15:53 WIB
loading...
Sang Pembebas Irak Itu Bernama Musanna Bin Harisah
Ilustrasi/Ist
A A A
DALAM perang dengan Persia , Musanna bin Harisah telah memikul beban Muslimin yang begitu berat, yang belum ada orang lain melakukan hal seperti dia. Dialah Muslim pertama yang pergi ke Delta Furat dan Tigris dan mengajak Khalifah Abu Bakar untuk memikirkan pembebasan Irak .

Menurut Muhammad Husain Haekal dalam bukunya berjudul “ Umar bin Khattab ” kalau tidak karena kepergian Musanna ke sana dan sekaligus ia menyabung nyawanya di sana, niscaya tak terpikir oleh Khalifah untuk menghadapi Persia. ( )

Bersama dengan Khalid bin Walid tidak sedikit daerah pinggiran Irak yang sudah dibebaskannya. Haekal mengatakan kalau tidak karena keberanian Musanna dan pandangannya yang bijaksana di samping kepiawaiannya memimpin pasukan, tentu Khalid belum akan dapat pergi ke Syam dan membuktikan kemampuannya menghadapi Persia. ( )

Sesudah itu Khalifah Abu Bakar dulu berpesan kepada Umar bin Khattab untuk memobilisasi orang bersama Musanna. Wajar sekali bilamana Musanna yang akan memimpin angkatan bersenjata ke Irak untuk memberi pertolongan kepadanya. Dialah yang mengetahui seluk beluknya dan memasuki daerah-daerah itu. Dalam hal ini yang mempunyai keberanian yang tak dipunyai oleh yang lain. ( )

Menurut Haekal, sekiranya Abu Bakar masih hidup, niscaya ia tak akan menyerahkan pimpinan itu kepada yang lain. Hanya Umar yang kemudian menyerahkannya kepada Abu Ubaid karena ia orang yang pertama mencalonkan diri dan karena dari Banu Saqif di Hijalz, sedang Musanna dari Banu Bakr bin Wa'il.

Marahkah Musanna karenanya atau terluka perasaannya karena Umar telah meninggalkan pesan Abu Bakar mengenai dirinya? “Tidak!” ujar Haekal. “Pikirannya lebih tinggi daripada sekadar memikirkan hal-hal serupa itu.” ( )

Bersama Musanna, Abu Ubaid mendapat kemenangan di Namariq, dan sesudah dia dan anak buahnya terbunuh dalam pertempuran di jembatan, dia pula yang mengambil alih memegang bendera dan menarik pasukannya ke Ullais, sambil menunggu datangnya bala bantuan. Pada Perang Buwaib dia memimpin pertempuran begitu piawai, yang mengingatkan orang pada peranan Khalid bin Walid dalam menghadapi pertempuran-pertempuran besarnya.

Umar mengangkat Abu Ubaid menjadi atasan Musanna merupakan salah satu langkah pertamanya yang sudah diputuskan oleh Amirulmukminin dalam menyusun sistem kepangkatan di kalangan Muslimin. ( )

Menurut Haekal, kiranya Umar dapat dimaafkan dengan langkahnya itu mengingat Abu Ubaid adalah orang pertama yang maju mencalonkan diri sementara yang lain masih menolak. Tetapi kenyataannya langkah itu memang sesuai dengan pemikiran Umar. Bukti untuk itu terjadi pada Jarir bin Abdullah al-Bajili yang berangkat setelah Pertempuran Jembatan sebagai bala bantuan kepada Musanna. ( )

Setelah diketahui ia berada tak jauh dari posisinya, ditulisnya surat agar ia datang menghadapnya sebab ia dikirim sebagai bala bantuan kepadanya. Tetapi Jarir membalas: "Saya tidak akan melakukan itu kecuali kalau ada perintah dari Amirulmukminin. Anda komandan dan saya juga komandan."

Musanna menulis surat kepada Khalifah Umar mengadukan hal Jarir itu. Tetapi Amirulmukminin menjawab: "Saya tidak akan menempatkan Anda di atas salah seorang sahabat Nabi Muhammad Sallallahu 'alaihi wa sallam." ( )

Ketika Khalifah Umar memberangkatkan Sa'ad bin Abi Waqqas ke Irak, ia menulis kepada Musanna dan kepada Jarir bahwa Sa'ad-lah yang menjadi atasan mereka berdua. Soalnya karena Sa'ad termasuk salah seorang yang mula-mula dalam Islam, dan Umar melihat orang yang mula-mula dalam Islam itu merupakan kelas yang harus lebih diutamakan daripada kelas-kelas Muslimin yang lain.

Musanna tidak marah dengan keputusan Khalifah itu. Menurut Haekal, karena dia memang sudah benar-benar beriman, di samping sebagai seorang prajurit sejati yang menjunjung tinggi arti disiplin. ( )

Dia sangat menaatinya, dan ia menempatkan disiplin dan iman di atas segala kepentingan pribadi dan keinginannya. Tetapi, kendati dia sudah dipisahkan dari kepemimpinan militer, orang tak dapat menutup mata dari jasanya. Apa yang sudah dicatat dalam lembaran sejarah, tak akan dapat dihapus.

Kalau Khalid bin Walid adalah jenius perang dan Saifullah, maka Musanna bin Harisah adalah orang pertama yang membebaskan Irak. Dialah jenderal yang berpengalaman, yang telah memikul beban berat dalam situasi pasukan Muslimin yang paling kritis dan berbahaya. ( )

Dialah tokoh bijaksana yang telah mempersatukan masyarakat Arab penduduk Irak, padahal mereka berlainan agama. Maka dengan tindakannya itu ia telah berhasil menghantam pasukan Persia di Buwaib, sehingga mereka tak berkutik lagi dan sejak itu tak pernah lagi memperoleh kemenangan.



Dan yang lebih membanggakan lagi, Haekal mengatakan, Musanna menyelesaikan semua itu dalam waktu yang begitu singkat. Abu Ubaid mencapai perbatasan Irak pada pemulaan musim rontok tahun 634 M, mendapat kemenangan di Namariq bulan Oktober tahun itu juga dan terbunuh dalam pertempuran di jembatan sekitar akhir-akhir bulan itu.



Musanna lalu mengambil alih pimpinan dan ia mendapat kemenangan di Ullais disusul kemenangannya yang telak di Buwaib bulan November. Sekiranya sesudah perang di Buwaib ia mendapat bala bantuan, tentu ia akan memasuki Mada'in dan akan menaklukkannya sebelum akhir tahun itu. Tetapi bala bantuan itu terlambat, dan maut pun mendahuluinya. Dia meninggal, sementara kemenangan yang akan menjadi mahkota kebanggaannya sepanjang masa sudah di ambang pintu. (
(mhy)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3615 seconds (0.1#10.140)