Etika Berpakaian yang Sering Terlewatkan

Selasa, 06 Oktober 2020 - 06:50 WIB
loading...
Etika Berpakaian yang Sering Terlewatkan
Allah Taala menyukai keindahan dan keserasian. Karena itu, Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam selalu menganjurkan umatnya untuk selalu berpakaian dengan baik dan rapi. Foto ilustrasi/ist
A A A
Berpakaian dan berhias merupakan keindahan tersendiri untuk muslimah. Allah Ta'ala pun menyukai keindahan dan keserasian . Karena itu, Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam selalu menganjurkan umatnya untuk selalu berpakaian dengan baik dan rapi.

Sebagaimana firman Allah Ta'ala :

يَٰبَنِىٓ ءَادَمَ قَدْ أَنزَلْنَا عَلَيْكُمْ لِبَاسًا يُوَٰرِى سَوْءَٰتِكُمْ وَرِيشًا ۖ وَلِبَاسُ ٱلتَّقْوَىٰ ذَٰلِكَ خَيْرٌ ۚ ذَٰلِكَ مِنْ ءَايَٰتِ ٱللَّهِ لَعَلَّهُمْ يَذَّكَّرُونَ

"Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian takwa itulah yang paling baik. Yang demikian itu adalah sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka selalu ingat." (QS Al A'raf : 26)

(Baca juga : Mengapa Hanya Maryam, Perempuan Terpilih yang Diabadikan Al-Qur'an? )

Selain ada hukum yang mengatur bagaimana ketentuan berpakaian bagi muslimah, ada pulaetika dan adab berpakaian yang juga hendaknya diperhatikan. Nah, selama ini mungkin kita sebagai muslimah sering melewatkan etika dan adab-adab berpakaian ini.

Dalam buku 'Fiqih Sunnah untuk Wanita', Abu Malik Kamal bin Sayyid Salim memaparkan ada beberapa etika yang ditetapkan syariat berkenaan dengan pakaian muslimah ini, di antaranya adalah :

1. Tidak boleh berlebih-lebihan (israf) dalam berpakaian.

Nabi Shalallahu Alaihi wa sallam bersabda, "Makanlah, minumlah, dan berpakaianlah selama tidak berlebih-lebihan atau disertai perasaan sombong." [HR Bukhari, Nasa'i, dan Ibnu Majah]

(Baca juga : Muslimah, Hati-hati dengan Perkara-Perkara Ini! )

2. Berdoa ketika hendak memakai baju baru.

Berdoalah dengan doa yang disebut dalam hadis berikut ini, Abu Sa'id Al-Khudri ra menyatakan bahwa jika Rasulullah Shalallahu Alaihi wa sallam memakai baju baru, maka beliau menyebut jenis pakaian tersebut, seperti surban, baju gamis, atau kain bawah, lalu mengucapkan "Ya Allah, segala puji hanya bagi-Mu. engkaulah yang telah memakaikan pakaian ini kepadaku. Aku memohon kepada-Mu kebaikannya dan kebaikan tubuh yang memakainya dan aku berlindung kepada-Mu dari keburukannya dan keburukan tubuh yang memakainya." [HR Abu Dawud, Tirmidzi dan Nasa'i]

3. Mulai memakai baju dari sebelah kanan

'Aisyah ra. berkata, "Nabi Shalallahu Alaihi wa sallamsuka sekali mendahulukan kanan ketika memakai sandal, menyisir rambut dan bersuci, serta dalam segara urusannya." [HR Bukhari dan Muslim]

(Baca juga : Coba Cek Rekening! 12 Juta UMKM Sudah Ditransfer Banpres Jokowi )

4. Jangan memakai baju yang ada gambar (motif) salib.

Aisyah radhiyallahu'anha juga menuturkan bahwa Nabi Shalallahu Alaihi wa wa sallamtidak pernah membiarkan apa saja yang membentuk salib di rumahnya, melainkan beliau pasti menghilangkannya. [HR Bukhari]

5. Jangan memakai pakaian yang terbuat dari kulit hewan buas

Seperti kulit singa, serigala, harimau, macan dan hewan buas lainnya. Larangan ini mencakup baju ataupun sepatu. Dalilnya adalah sabda Nabi Shalallahu Alaihi wa sallam,

"Jangan berkendaraan dengan duduk di atas kain atau kain jenis nimar (bermotif belang) [HR Abu Dawud dan Ibnu Majah]

(Baca juga : Jadi Presiden PKS, Ahmad Syaikhu: Saya Tidak Ingin Berdongeng )

Kain-kain tersebut dilarang dipakai karena identik dengan perhiasan dan menjadi simbol kesombongan yang biasa dipakai oleh pembesar-pembesar non-Muslim.

6. Jangan berjalan dengan memakai satu sepatu saja

Abu Hurairah radhiyallahu'anhu menyatakan bahwa Rasulullah Shalallahu Alaihi wa sallambersabda, "Janganlah seorang di antara kalian berjalan dengan memakai satu sandal. Hendaklah memakai keduanya atau melepas keduanya," [HR Bukhari dan Muslim]

(Baca juga : Gara-gara Perkara Ini, Indonesia Kalah Sama India dan Thailand )

Cara memakai sandal seperti itu menjadi makruh, karena alasan syuhrah (mencari popularitas), karena dapat menarik perhatian orang banyak. Padahal ada dalil yang melarang berpakaian dengan tujuan untuk mencari popularitas. Alhasil, segala sesuatu yang identik dengan upaya mencari popularitas harus dihindari.

Wallahu A'lam
(wid)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2068 seconds (0.1#10.140)