Hakikatnya untuk Diri Sendiri, Maka Berikan Sedekah dengan Harta Terbaik

Jum'at, 09 Oktober 2020 - 15:48 WIB
loading...
Hakikatnya untuk Diri Sendiri,  Maka Berikan Sedekah dengan Harta Terbaik
Hakikat infaq dan sedekah yang kita berikan di jalan Allah Subhanahu wa Ta’ala, sebenarnya adalah untuk diri kita sendiri, bukan untuk orang lain. Jadi berikanlah harta terbaik untuk menjalankannya. Foto ilustrasi/ist
A A A
Sedekah atau infak adalah salah satu bentuk amal ibadah dalam Islam. Ibadah ini dilakukan dengan cara menyumbangkan harta benda kepada pihak-pihak yang membutuhkan, yang dalam masa kekinian disebut dengan filantropi .

Amal ibadah ini, diperkenalkan dengan dua macam yakni yang bersifat wajib seperti ibadah zakat dengan berbagai variannya dan nafkah. Kedua, amal ibadah yang bersifat anjuran , seperti sedekah, infak, wakaf dan hibah.

(Baca juga : Eksistensi Muslimah di Medsos, Bagaimana Hukumnya? )

Dalam dua jenis filantropi di atas, Islam sangat menekankan agar pelaksanaannya didasarkan kepada ketulusan . Ketulusan ditunjukkan, di antaranya, dengan memberikan pemberian yang terbaik. Hal ini sebagaimana ditunjukkan dalam firman Allah Ta'ala:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَنفِقُوا مِن طَيِّبَاتِ مَا كَسَبْتُمْ وَمِمَّا أَخْرَجْنَا لَكُم مِّنَ الْأَرْضِ…

“Berinfaklah sebagian dari usahamu yang baik-baik dan dari apa yang Kami keluarkan untuk kalian dari bumi. Janganlah kalian memilih yang untuk kalian infakkan, padahal kalian sendiri tidak mau mengambilnya kecuali dengan memicingkan mata kalian. Dan ketahuilah bahwasanya Allah Subhanahu wa Ta’ala Maha Kaya dan Maha Terpuji.” (QS. Al-Baqarah: 267)

(Baca juga : Melihat Kondisi Hati sebagai Parameter Amal )

Kenapa filantrofi atau bersedekah ini harus dengan memberikan pemberian yang terbaik? Ustadz Abu Ya’la Kurnaedi, Lc, dalam kajian onlinenya, Kamis (8/10), menjelaskan, hakikat infaq dan sedekah yang kita berikan di jalan Allah Subhanahu wa Ta’ala, sebenarnya adalah untuk diri kita sendiri , bukan untuk orang lain. "Apa yang kita berikan kepada orang lain, itu kembalinya kepada diri kita,"ungkap dai yang rajin menulis buku tersebut.

Sebagaimana disebutkan oleh Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin Rahimahullahu adalah haramnya mengeluarkan harta yang jelek, zakat yang jelek, infak yang jelek dari yang baik atau dari yang pertengahan.

(Baca juga : Wapres Maruf Beri Tausyiah Ihwal Potensi Ziswaf buat Perekonomian )

Jadi, tidak boleh kita menginfakkan harta kita atau mengeluarkan zakat kita lalu kita pilih yang jelek. Ini diambil dari firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:

وَلَا تَيَمَّمُوا الْخَبِيثَ مِنْهُ تُنفِقُونَ

“jangan kamu memilih yang buruk untuk kalian infakkan.”

Mencari-cari yang jelek, kita sendiri tidak mau mengambilnya, kemudian kita berikan kepada orang miskin, ini merupakan kezaliman bagi orang yang berhak mendapatkan zakat.

(Baca juga : Pangdam Jaya Duga Kelompok Anarko di Balik Kericuhan di Jakarta )

Kemudian, bahwa seseorang kalau mengeluarkan harga (zakat/infak/sedekah) yang baik, maka tidak ada celaan baginya. Bahkan dia terpuji dengan hal tersebut. Mengeluarkan yang baik dari hartanya, ini masuk dalam firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:

حَتَّىٰ تُنفِقُوا مِمَّا تُحِبُّونَ

“Kalian tidak mendapatkan kebaikan sehingga kalian menginfakkan dari apa yang kalian sukai.” (QS. Ali-Imran : 92)

Berikutnya bahwa boleh mengelurkan harta yang pertengahan, bukan bagus sekali dan bukan harta yang jelek.
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam pernah berkata kepada Muadz bin Jabal:

فَإِيَّاكَ وَكَرَائِمَ أَمْوَالِهِمْ ، وَاتَّقِ دَعْوَةَ المَظْلُومِ ، فَإِنَّهُ لَيْسَ بَيْنَهُ وَبَيْنَ اللَّهِ حِجَابٌ
Halaman :
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2546 seconds (0.1#10.140)