Inilah Tabiat Buruk Suami yang Harus Dijauhi

Kamis, 15 Oktober 2020 - 13:51 WIB
loading...
Inilah Tabiat Buruk Suami yang Harus Dijauhi
Rasulullah bersabda, sebaik-baiknya orang yang beriman adalah yang paling baik terhadap istrinya. Jadi seorang suami harus memperlakukan dengan baik istrinya dan menghargainya. Foto ilustrasi/ist
A A A
Dalam perjalanan rumah tangga , cita-cita mewujudkan keluarga sakinah, mawadah, warahmah, terkadang tidak semulus yang dibayangkan. Banyak kerikil yang harus dilalui, salah satunya ketika menemukan perilaku atau tindakan suami atau istri yang tidak sesuai harapan.

Misalnya tak jarang para suami melakukan tindakan yang menyimpang dari ketentuan Allah SWT dan telah melanggar hak-hak isterinya. Seperti perilaku suami yang sering atau gemar menghina kepada istrinya. Ini tentu sebuah perilaku yang sangat buruk. Menghina seseorang apalagi istrinya, maka perbuatan tersebut akan diingat sepanjang hidupnya. Karena sebuah penghinaan itu, akan selalu teringat dalam benaknya. Lantas, bagaimana jadinya bila seorang istri berada dalam penghinaan sepanjang hidupnya karena tabiat buruk suaminya ini?

(Baca juga : Tasbih Fatimah )

Islam sangat memuliakan perempuan dan meninggikan kedudukannya. Bahkan, Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallamtelah bersabda, “Sebaik-baik kalian adalah yang paling baik terhadap istrinya, dan aku adalah orang yang paling baik terhadap istriku” (HR. At-Tirmidzi)

Tentang tabiat buruk suami yang gemar menghina istri ini, dijelaskan dalam kitab “Aswaul Azwaj/Perilaku Buruk yang Harus Dihindari Suami," karya Abdullah al-Ju’aitsan. Dipaparkan bahwa orang-orang yang merendahkan perempuan bukan termasuk orang-orang yang berpindah dari keyakinan Islam. Tetapi mereka merupakan orang-orang yang masih menganut sisa-sisa keyakinan jahiliyah dan kebodohan dalam pemikiran mereka.

(Baca juga : Banyak Bertanya Akan Menyulitkan Diri Sendiri? )

Seorang suami mungkin saja tidak merendahkan perempuan secara umum, tetapi secara khusus ia telah merendahkan istrinya. Ini merupakan keadaan perempuan yang paling malang. Akan tetapi, suami manapun yang berketurunan baik dan luas pandangannya tidak mungkin merendahkan istrinya meski istrinya adalah orang yang tidak berpendidikan sama sekali, sedang ia sangat terpelajar.

Begitu pula, jeski istrinya seorang yang tidak punya wawasan sama sekali, sedangkan ia seorang yang berwawasan luas. Karena, persoalan ini tidak tergantung pada kelebihan atau sifat-sifat tertentu yang dimiliki seseorang. Manusia berasal dari daging dan darah yang dilengkapi dengan perasaan dan hati nurani.

(Baca juga : Pelajar Demo Dipersulit Bikin SKCK, Kontraproduktif dengan Tujuan Negara )

Manusia yang dimuliakan oleh sang pemilik kemuliaan dan keluhuran dengan memerintahkan agar para Malaikat bersujud kepadanya. Bagaimana mungkin manusia yang dimuliakan seperti itu boleh direndahkan? Terutama ketika manusia yang bersangkutan adalah seorang suami yang ditangannyalah kehidupan seorang istri diletakkan. Masa depannya berada di tangan suaminya. Setelah kepada Allah, kepada suaminya suaminyalah ia bergantung. Tidak ada yang merendahkan seorang istri kecuali orang yang kerdil.

(Baca juga : Utang Luar Negeri Meningkat, BI Pastikan Masih Terkendali )

Banyak contoh dari perilaku tidak baik suami ini, misal adalah meremehkan pendapat dan ucapan perempuan di mana pun dan dalam kesempatan apapun. Ada sebagian suami yang hampir-hampir tidak menghargai satu pun pendapat dari keluarganya yang perempuan, baik ibunya, saudarinya, atau putrinya atau istrinya. Setiap salah seorang dari mereka dari mereka mengatakn kepadanya, ‘ persoalan ini sebaiknya begini’. Lalu sang suami mengetahui bahwa pendapat itu bersumber dari istrinya, ia pasti akan merendahkannya dengan mengatakan, “tidak usah ikut campur ! Engkau tidak tahu apa-apa tentang persoalan ini”.

(Baca juga : Agar Mampu Bertahan, Kapasitas SDM UMKM Harus Terus Ditingkatkan )

Atau ungkapan semisalnya yang bersifat merendahkan. Hal ini lebih parah jika diucapkan di hadapan khalayak. Ini merupakan pembunuhan secara sengaja dengan belati beracun. Fenomena seperti ini masih ditemukan di beberapa keluarga.

Bentuk penghinaan lain adalah superioritas terhadap istri, merendahkan kedudukannya membodoh-bodohkan ucapannya, tidak meminta pendapatnya dalam segala hal, baik dalam persoalan pembangunan rumah yang akan menjadi tempat tinggalnya, membeli mobil yang akan menjadi alat transportasinya, maupun dalam persoalan isi rumah yang akan dibeli.

(Baca juga : 6 Aktivis KAMI Diperiksa Polda Jabar terkait Penyekapan-Penganiayaan Polisi )

Kita tentu saja tidak bermaksud bahwa seorang suami harus selalu mengambil pendapat istrinya. Akan tetapi, ia mestinya membuat istrinya merasa bahwa dirinya dihargai dan dihormati. Karena, bila seorang wanita telah merasa bahwa dirinya tidak dihargai dan tidak dihormati di mata suaminya dan meresa telah direndahkan oleh suaminya, ia akan merasa bahwa suaminya tidak memperlakukannya layaknya manusia, tetapi seperti binatang. Inilah wujud pernikahan yang paling buruk.

Wallahu A'lam
(wid)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3359 seconds (0.1#10.140)