Kisah Ibnu Hajar dan Seorang Yahudi yang Bersyahadat

Rabu, 21 Oktober 2020 - 21:55 WIB
loading...
Kisah Ibnu Hajar dan Seorang Yahudi yang Bersyahadat
Ilustrasi Ibnu Hajar Al-Asqalani ketika diarak menuju tempat kerjanya sebagai Hakim di Mesir. Foto/dok dakwah islamiyyah
A A A
Ibnu Hajar Al-'Asqalani (773-852 Hijriyah), seorang ahli hadis bermazhab Syafi'i. Salah satu karya populernya adalah Kitab Fathul Bari (kemenangan sang pencipta), yang merupakan penjelasan dari Kitab Shahih Al-Bukhari .

Semangat menuntut ilmu ditunjukkannya dengan tidak berdiam di Mesir saja, tetapi melakukan rihlah (perjalanan) ke banyak negeri. Sejak umur 4 tahun menjadi yatim piatu, ibunya wafat sejak ia masih balita. ( )

Setelah kedua orang tuanya meninggal, ia diasuh oleh Zakiyudin Abu Bakar Al-Kharubi, yaitu saudara tertuanya yang telah diwasiatkan oleh sang ayah. Beliau memiliki lebih dari 640 orang hingga pada tahun 827 Hijriyah ia diangkat untuk menjadi seorang Hakim di Mesir.

Dalam perjalanannya beliau memiliki sebuah kisah hikmah ketika bertemu dengan seorang Yahudi tua. Sebagaiamana biasanya Ibnu Hajar pergi ke tempat kerjanya berangkat dengan naik kereta yang ditarik oleh kuda-kuda atau keledai-keledai dalam sebuah arak-arakan.

Pada suatu hari Ibnu Hajar dengan keretanya melewati seorang Yahudi tua, seorang penjual minyak. Sebagaimana tukang minyak, si Yahudi itu pakaiannya kotor. Melihat arak-arakan itu, si Yahudi menghadang dan menghentikannya.

Si Yahudi itu berkata kepada Ibnu Hajar : "Sesungguhnya Nabi kalian pernah berkata: "Dunia itu penjara bagi orang yang beriman dan surganya orang kafir." (HR. Muslim)

"Kenapa engkau sebagai seorang beriman menjadi seorang hakim besar di Mesir, diarak begitu mewah, dan dalam kenikmatan seperti ini. Sedang aku -yang kafir- dalam penderitaan dan kesengsaran seperti ini," kata si Yahudi.

Mendengar itu, Ibnu Hajar menjawab: "Aku dengan keadaanku yang penuh dengan kemewahan dan kenikmatan dunia ini jika dibandingkan dengan kenikmatan surga adalah seperti sebuah penjara. Sedang penderitaan yang kau alami di dunia ini jika dibandingkan dengan adzab neraka itu seperti sebuah surga."

Spontan si Yahudi terkejut mendengar perkataan Ibnu Hajar . Dia pun kemudian mengucapkan syahadat: "Asyhadu anlailaha illallah, wa asyhadu anna Muhammad Rasulullah," tanpa berpikir panjang Yahudi tua itu langsung memeluk Islam. ( )

Subhanallah, betapa menakjubkannya hadis Nabi صلى الله عليه وسلم dalam kisah ini. Imam An-Nawawi menjelaskan hadits ini: "Dunia itu penjaranya orang yang beriman dansurganya orang kafir."

Maknanya bahwa setiap mukmin itu dipenjara dan dilarang di dunia ini dari kesenangan-kesenangan dan syahwat yang diharamkan dan dibenci. Dia dibebani untuk melakukan ketaatan-ketaatan yang terasa berat. Jika dia meninggal dia akan beristirahat dari hal ini. Dan dia akan berbalik kepada apa yang dijanjikan Allah berupa kenikmatan abadi dan kelapangan yang bersih dari cacat.

Sedangkan orang kafir, dia hanya akan mendapatkan dari kesenangan dunia yang dia peroleh, yang jumlahnya sedikit dan bercampur dengan keusahan dan penderitaan. Dan apabila dia telah mati, dia akan pergi menuju siksaan yang abadi dan penderitaanyang selama-lamanya." (Syarah Shahih Muslim No 5256)

Maka sepantasnya seorang mukmin bersabar atas hukum Allah dan ridha dengan yang ditakdirkan oleh Allah. Semoga Allah memberi kita taufik, kemudahan untuk menjalani kehidupan dunia ini. Aamiin. ( )

Wallahu A'lam
(rhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2855 seconds (0.1#10.140)