Memotong Kuku dan Rambut Saat Haid, Bolehkah Dilakukan?
loading...
A
A
A
Yang dimaksud Syaikhul Islam dengan menyisir rambut bagi perempuan haid adalah hadis ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha saat menunaikan haji Wada’, beliau mengalami haid. Maka Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda kepada Aisyah radhiyallahu’anha,
انْقُضِي رَأْسَكِ وَامْتَشِطِي وَأَهِلِّي بِالْحَجِّ وَدَعِي الْعُمْرَة
“Urailah kepangan rambutmu dan bersisirlah, mulailah untuk ibadah haji dan tinggalkan ibadah umrah.” (HR. Bukhari No.1556 dan Muslim No.1211)
Umumnya,menyisir bisa merontokkan rambut perempuan. Meski demikian Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengijinkan hal tersebut dilakukan oleh orang yang sedang ihram dan haid.
(Baca juga : Alhamdulillah! Juara UFC 254, Khabib Nurmagomedov Raup Rp87,5 Miliar )
Ahli fiqih Mazhab Syafi'iyah secara tegas memperbolehkan kaum perempuan yang haid atau nifas memotong kuku, mencukur bulu ketiak/ kemaluan, dan seterusnya. Tak ada keterangan jika melakukan hal-hal tersebut akan berdampak buruk di hari berbangkit nanti. Demikian diterangkan dalam kitab Tuhfatul Muhtaj (4/56).
Mufti Arab Saudi, Syekh Ibnu Utsaimin dalam kumpulan 'fatawa Az-Ziinah Wal Mar’ah' juga disinggung persoalan ini. Syekh Utsaimin membantah jika orang yang tengah haid, nifas, atau junub dilarang untuk memotong kuku dan rambut. Malahan orang yang haid dan nifas sebenarnya dianjurkan memelihara kebersihan tubuhnya seperti memotong kuku dan bercukur.
(Baca juga : 9 Juta Keluarga Dapat Bansos Tunai hingga Desember Mendatang )
Al-Utsaimin menambahkan, jika perempuan yang haid atau nifas mengalami mimpi basah, ia dianjurkan untuk mandi janabah sebagaimana waktu ia suci. Demikian juga jika ia bercumbu dengan suaminya tanpa jima' yang sampai keluar mani. Maka perempuan ini tetap melakukan mandi janabah walau ia dalam keadaan haid dan nifas. Selain itu, tidak ada satupun ulama pakar fiqih yang mengatakan bahwa hukumnya adalah makruh.
Wallahu A'lam
انْقُضِي رَأْسَكِ وَامْتَشِطِي وَأَهِلِّي بِالْحَجِّ وَدَعِي الْعُمْرَة
“Urailah kepangan rambutmu dan bersisirlah, mulailah untuk ibadah haji dan tinggalkan ibadah umrah.” (HR. Bukhari No.1556 dan Muslim No.1211)
Umumnya,menyisir bisa merontokkan rambut perempuan. Meski demikian Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengijinkan hal tersebut dilakukan oleh orang yang sedang ihram dan haid.
(Baca juga : Alhamdulillah! Juara UFC 254, Khabib Nurmagomedov Raup Rp87,5 Miliar )
Ahli fiqih Mazhab Syafi'iyah secara tegas memperbolehkan kaum perempuan yang haid atau nifas memotong kuku, mencukur bulu ketiak/ kemaluan, dan seterusnya. Tak ada keterangan jika melakukan hal-hal tersebut akan berdampak buruk di hari berbangkit nanti. Demikian diterangkan dalam kitab Tuhfatul Muhtaj (4/56).
Mufti Arab Saudi, Syekh Ibnu Utsaimin dalam kumpulan 'fatawa Az-Ziinah Wal Mar’ah' juga disinggung persoalan ini. Syekh Utsaimin membantah jika orang yang tengah haid, nifas, atau junub dilarang untuk memotong kuku dan rambut. Malahan orang yang haid dan nifas sebenarnya dianjurkan memelihara kebersihan tubuhnya seperti memotong kuku dan bercukur.
(Baca juga : 9 Juta Keluarga Dapat Bansos Tunai hingga Desember Mendatang )
Al-Utsaimin menambahkan, jika perempuan yang haid atau nifas mengalami mimpi basah, ia dianjurkan untuk mandi janabah sebagaimana waktu ia suci. Demikian juga jika ia bercumbu dengan suaminya tanpa jima' yang sampai keluar mani. Maka perempuan ini tetap melakukan mandi janabah walau ia dalam keadaan haid dan nifas. Selain itu, tidak ada satupun ulama pakar fiqih yang mengatakan bahwa hukumnya adalah makruh.
Wallahu A'lam
(wid)