Sejarah Turunnya dan Tujuan Pokok Alquran

Jum'at, 08 Mei 2020 - 09:04 WIB
loading...
Sejarah Turunnya dan Tujuan Pokok Alquran
Prof Dr HM Quraish Shihab
A A A
Prof Dr HM Quraish Shihab
Direktur Pusat Studi Alquran serta Pengurus Pondok Pesantren Bayt Al-Quran

Islam sebagai the way of life merupakan ajaran yang memberikan petunjuk, arah, dan aturan (syariat) pada semua aspek kehidupan manusia guna memperoleh kebahagiaan di dunia dan akhirat.

Allah berfirman: “Sesungguhnya Alquran ini memberikan petunjuk ke (jalan) yang lebih lurus dan memberi kabar gembira kepada orang-orang mukmin yang mengerjakan amal saleh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar.” (QS Al Isra’:9)

Dalam buku Membumikan Al-Quran, Alquran memberikan petunjuk dalam persoalan akidah, syariah, dan akhlak dengan jalan meletakkan dasar-dasar prinsip mengenai persoalan tersebut; dan Allah SWT menugaskan Rasul SAW untuk memberikan keterangan yang lengkap mengenai dasar-dasar itu.

Alquran terdiri dari 114 surah dan susunannya ditentukan Allah SWT dengan cara tawqifi, tidak menggunakan metode sebagaimana metode penyusunan buku ilmiah. Persoalan akidah terkadang bergandengan dengan persoalan hukum dan kritik.

Sejarah umat-umat yang lalu disatukan dengan nasihat, ultimatum, dorongan, atau tanda-tanda kebesaran Allah yang ada di alam semesta. Terkadang pula ada suatu persoalan atau hukum yang sedang diterangkan tiba-tiba timbul persoalan lain, yang pada pandangan pertama tidak ada hubungan antara satu dan lainnya.

Misalnya, apa yang terdapat dalam Surah Al-Baqarah ayat 216–221 yang mengatur hukum perang dalam asyhur al-hurum berurutan dengan hukum minuman keras, perjudian, persoalan anak yatim, dan perkawinan dengan orang-orang musyrik. Yang demikian itu dimaksudkan agar memberikan kesan bahwa ajaran Alquran dan hukum yang tercakup di dalamnya merupakan satu kesatuan yang harus ditaati penganutnya secara keseluruhan tanpa ada pemisahan satu dengan yang lainnya.

Dalam menerangkan masalah filsafat dan metafisika, Alquran tidak menggunakan istilah filsafat dan logika, juga dalam bidang politik, ekonomi, sosial dan kebudayaan. Ini membuktikan bahwa Alquran tidak dapat disamakan dengan kitab-kitab yang dikenal manusia.
(ysw)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1856 seconds (0.1#10.140)