Ingin Jadi Orang Kaya Sebenarnya? Ini Doa yang Diajarkan Nabi

Jum'at, 08 Mei 2020 - 20:32 WIB
loading...
Ingin Jadi Orang Kaya Sebenarnya? Ini Doa yang Diajarkan Nabi
Pengasuh Ponpes Ash-Shidqu Kuningan Al-Habib Quraisy Baharun. Foto/ist
A A A
Allah Ta'ala adalah Al-Ghani, Zat Yang Maha Kaya yang semua makhluk bergantung kepada-Nya. Dia mengingatkan manusia di dalam Al-Qur'an : "Hai manusia, kamulah yang sangat butuh kepada Allah. Dan Allah Dialah yang Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) lagi Maha Terpuji". (QS. Fathir: 15)

Sejatinya manusia adalah makhluk yang fakir, lemah dan punya banyak keterbatasan. Manusia menjadi kuat dan kaya itu adalah berkat rahmat dan kasih sayang Allah. Lalu siapa sebenarnya orang kaya dalam pandangan syariat?

Menurut Al-Habib Quraish Baharu n (pengasuh Ponpes Ash-Shidqu Kuningan), orang kaya yang sebenarnya adalah mereka yang memiliki sifat Qana'ah. Sebuah sifat yang rela menerima atau merasa cukup dengan apa yang didapat dan menjauhkan diri dari sifat tidak puas dan merasa kekurangan. Orang yang memiliki sifat Qanaah sadar bahwa untuk mencapai suatu keinginan, harus dilakukan dengan doa, usaha dan tawakkal.

"Jika kamu merasa cukup maka kamu adalah orang kaya, sedangkan jika kamu merasa perlu kepada sesuatu maka kamu adalah orang miskin". ( Al-Habib Umar bin Hafizh )

Doa yang Diajarkan Nabi
Orang yang memiliki sifat Qanaah adalah golongan yang terpuji. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam yang terpelihara dari segala keburukan mengajarkan doa memohon sifat qana'ah (selalu merasa cukup). Dalam doanya, beliau mengucapkan:

اللَّهُمَّ إنِّي أسْألُكَ الهُدَى ، والتُّقَى ، والعَفَافَ ، والغِنَى

Allahumma inni Asalukal-Huda, wattuqo, wal-'Afaafa wal-Ghina

"Ya Allah, aku meminta kepada-Mu petunjuk (dalam ilmu dan amal), ketakwaan, sifat 'afaf (menjaga diri dari hal yang haram), dan sifat ghina' (hati yang selalu merasa cukup atau qana'ah)". (HR. Muslim dari 'Abdullah RA).

"Afaf artinya menjaga iffah, menjaga diri dari hal-hal yang tidak baik, termasuk juga menjauhkan diri dari syubhat (hal yang masih samar).

Imam An-Nawawi rahimahullah menyatakan, "Afaf adalah menahan diri dari yang haram, juga menjauhkan dari hal-hal yang menjatuhkan kehormatan diri. Ulama lain mengungkapkan ‘iffah (sama dengan 'afaf) adalah menahan diri dari yang tidak halal." (Baca Juga: Nasihat Menyentuh Hati Al-Habib Quraisy Baharun)

Wallahu A'lam Bishshowab
(rhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3212 seconds (0.1#10.140)