Jaga Pandangan untuk Ketenangan Hati

Selasa, 10 November 2020 - 07:01 WIB
loading...
Jaga Pandangan untuk Ketenangan Hati
Tidak selalu perempuan belum menikah yang sulit menjaga pandangan, namun juga perempuan-perempuan sudah menikah, seperti dialami oleh Zhulaika terhadap Nabi Yusuf. Foto ilustrasi/ist
A A A
Hati adalah tempat bersemayamnya nafsu . Karena itulah hati manusia bisa melayang-layang kemana-mana berdasarkan nafsu yang bersemayam di dalamnya.

Ustadzah Ninih Muthmainnah dalam tausiyah dengan muslimah di Pondok Pesantren Daarut Tauhid Bandung menjelaskan, ada tiga jenis nafsu yang bisa menguasai hati manusia. Istri KH Abdullah Gymnastiar yang akrab dipanggil Teh Ninih ini menyebutkan, tiga nafsu itu yakni nafsu mutmainah, nafsu lawwamah dan nafsu amarah.

1. Nafsu mutmainah, adalah nafsu yang selalu mendorong untuk berbuat baik. Untuk melakukan kebaikan , orang ini tidak banyak berpikir terlebih dahulu, tapi langsung melakukannya.

(Baca juga : Dahsyatnya Setan Menjerumuskan Manusia Melalui Perempuan )

2. Nafsu lawwamah, yaitu nafsu yang sedang berproses. Untuk melakukan kebaikan, ia masih banyak berpikir. Ia condong pada keburukan tapi menginginkan kebaikan. Contohnya, ingin salat tahajud tapi malas bangun. Ketika sadar salatnya terlewat, ia menyalahkan diri sendiri namun tetap melakukannya lagi.

3. Amarah atau nafsu amarah, yaitu hati yang condong pada keburukan. Keinginannya selalu mengikuti hawa nafsu. Hatinya akan terasa sumpek, kecuali orang yang memang sudah bebal. Kalau orang sudah merasa sumpek, itu tandanya nafsunya sudah condong ke dalam keburukan.

(Baca juga : Memberi Nama Janin yang Keguguran Menurut Empat Mazhab )

Karena itulah kita harus minta kelapangan hati dan hidayah Allah seperti yang tertulis dalam Al-Qur'an :

فَمَن يُرِدِ ٱللَّهُ أَن يَهْدِيَهُۥ يَشْرَحْ صَدْرَهُۥ لِلْإِسْلَٰمِ ۖ وَمَن يُرِدْ أَن يُضِلَّهُۥ يَجْعَلْ صَدْرَهُۥ ضَيِّقًا حَرَجًا كَأَنَّمَا يَصَّعَّدُ فِى ٱلسَّمَآءِ ۚ كَذَٰلِكَ يَجْعَلُ ٱللَّهُ ٱلرِّجْسَ عَلَى ٱلَّذِينَ لَا يُؤْمِنُونَ

“Barang siapa dikehendaki Allah akan mendapat hidayah (petunjuk), Dia akan membukakan dadanya untuk (menerima) Islam. Dan barangsiapa dikehendaki-Nya menjadi sesat, Dia jadikan dadanya sempit dan sesak, seakan-akan dia (sedang) mendaki ke langit. Demikianlah Allah menimpakan siksa kepada orang-orang yang tidak beriman.” (QS Al-An'am : 125)

(Baca juga : Anak Mulai Berbohong? Awas Sinyal Bahaya! )

Untuk menuju kondisi nafsu mutmainah, kita harus bisa menjaga lisan serta menjaga pandangan. Bukan hanya kaum laki-laki yang harus menjaga pandangan, tapi juga kaum perempuan. Seperti firman Allah SWT:

“Dan katakanlah kepada perempuan yang beriman, agar mereka menjaga pandangannya dan memelihara kemaluannya, dan janganlah menampakan perhiasannya (auratnya), kecuali yang biasa terlihat. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka,…” (QS An-Nur : 31)

(Baca juga : Buah Asal RI Makin Diminati, Mentan Ungkap Ekspor Manggis Melejit )

Tidak selalu perempuan belum menikah yang sulit menjaga pandangan, namun juga perempuan-perempuan sudah menikah, seperti dialami oleh Zhulaika terhadap Nabi Yusuf. Apalagi adanya penelitian yang menyatakan bahwa mereka yang paling banyak jatuh cinta lagi adalah orang-orang sudah menikah. Apalagi ketika orang tersebut tidak harmonis dengan pasangannya. Karena itu, kita harus hati-hati untuk tidak sembarangan melirik laki-laki lain.

Menjaga pandangan ini bagi perempuan bukan hanya menjaga matanya, namun juga menjaga dirinya dari pandangan orang-orang yang bukan haknya seperti disebutkan dalam surah an-Nur tersebut. Yakni perempuan harus menjaga auratnya serta menjaga sikapnya untuk tidak mengundang perhatian lawan jenis yang berpotensi menimbulkan syahwat.

(Baca juga : Masjid di Sekitar Bandara Soetta Terbuka Sambut Kedatangan Penjemput Habib Rizieq Shihab )

Jauhi Sikap Menggoda

Sebenarnya kalau perempuan tidak bersikap menggoda, laki-laki pun tidak akan tergoda. Perempuan biasanya menggoda dari sisi ia berpakaian yang tidak menutup aurat. Boleh-boleh saja bahkan baiknya perempuan memang merawat dirinya. Akan tetapi, jangan sampai berdandan berlebihan seperti kepala yang menyerupai punuk unta atau memakai bulu mata palsu. Ini karena Rasulullah sawmelarangnya. Hukum memakai bulu mata palsu sama dengan menyambung rambut.

Hal lainnya yang juga harus diperhatikan oleh perempuan ialah berkaitan perihal bertutur kata dan sikap tubuh. Walaupun berpakaian sudah benar menurut syariat, tapi kalau sikapnya menggoda atau manja, baik itu dari cara bicara, gerak-gerik tubuh ataupun cara berjalan, itu bisa mengundang perhatian lelaki yang bukan haknya.
Halaman :
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3126 seconds (0.1#10.140)