Hikmah Menatap Langit, Ibadah Sunnah yang Terlupakan

Jum'at, 13 November 2020 - 15:32 WIB
loading...
A A A
8. Tumbuhnya sifat tawakkal

Yaitu bersandar hanya kepada Allah; Dzat yang mengatur kehidupan ini. Mutawakkil, orang yang bertawakkal, artinya orang percaya dan menyerahkan segala urusannya kepada Dia yang yang Maha Mampu. “Sesungguhnya, apabila Dia menghendaki sesuatu, maka ia hanya perlu berkata, “Jadilah!” Maka, jadilah sesuatu itu.” (QS. Yasin: 82)

(Baca juga : Cegah Protes Trump, Facebook Perpanjang Larangan Iklan Politik )

9. Beriman kepada Allah dengan seluruh Asma’ul Husna dan sifat-sifat-Nya

Di antara nama dan sifat itu ialah; “Al-Aliy” (Yang Maha Tinggi), ‘Ar-Raziq’ (Yang Maha Memberi Rizqi), “Al-Lathif” (Yang Maha Lembut), “Al-Aziz” (Yang Maha Mulia), “Al-Khaliq” (Yang Maha Mencipta), “Al-Qahiru fauqa ‘Ibaadihi” Dia yang Maha Perkasa, berada di atas seluruh makhluk, dilihat dari tempat dan kedudukan-Nya. Bukti-bukti dari semua nama dan sifat yang bagus itu, dapat kita saksikan dengan menatap langit.

10. Kehinaan penguasa-penguasa selain Allah yang ditinggikan, diagungkan, berlaku zalim dan menyombongkan diri di muka bumi.

Maksudnya, seseorang yang menghadap ke langit berarti dia hanya memiliki Allah. Maka pada saat yang bersamaan, ia telah meruntuhkan kejumawaan para sultan, raja, presiden, atau siapa pun yang berkuasa, karena sesungguhnya mereka itu memang tidak bisa berbuat banyak. Maka tidak bisa terlalu diharapkan. Hanya Allah sajalah penguasa Yang Maha Adil dan Bijaksana.

Wallahu A'lam
(wid)
Halaman :
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1921 seconds (0.1#10.140)