Pertemuan Mengharukan Dua Saudara Sepersusuan
loading...
A
A
A
Ketika mengasuh Rasulullah, Syaima’ bahkan sering mengendongnya. Hingga suatu hari, Muhammad kecil menggigit punggung Syaima’ hingga meninggalkan bekas.
Melihat bekas gigitan yang ada di punggung Syaima’ serta datangnya kepingan kenangan masa kecil bersama Syaima’ dalam ingatannya, membuat keraguan yang tadi menghinggapi hati Rasulullah perlahan-lahan menghilang. Hingga akhirnya beliau percaya bahwa sosok tawanan di yang berada di hadapannya itu adalah saudara sepersusuannya, dari Halimah.
Rasa haru sekaligus bahagia menghinggapi hati Rasulullah setelah menyadari fakta tersebut. Puluhan tahun telah berpisah akhirnya beliau kembali dipertemukan dengan saudariny, namun dalam keadaan yang tidak mengenakkan. Merasa sebelumnya telah menyakiti hati Syaima’ karena melupakan wajahnya, seketika itu juga Rasulullah menyambut dan memperlakukan Syaima’ dengan penuh hormat. Beliau bahkan langsung membentangkan sorban yang dipakainya dan mempersilahkan Syaima’ duduk di atasnya.
(Baca juga : Jaga Kediaman Habib Rizieq di Petamburan, Jawara: Tank Kite Adepin )
Dengan suara bergetar karena diliputi rasa haru, Rasulullah berkata kepadanya,
“Kalau kamu ingin pulang ke kaummu, aku akan mengantarmu. Atau dengan penuh hormat, silahkan kamu menetap di sini,” ucap Rasulullah.
Syaima’ pun menjawab pertanyaan Rasulullah, “Tidak, saya ingin pulang ke kaumku.”
Rasulullah tak menuntut banyak, ia pun menyetujui keputusan Syaima’ untuk kembali kepada kaumnya, namun sebelum itu, Syaima’ memutuskan untuk masuk ke dalam agama Islam.
(Baca juga : Polri Ungkap Penyalahgunaan Kotak Amal di Minimarket untuk Kelompok Teroris )
Sebelum melepas saudarinya pulang, Rasulullah memberikan hadiah seekor unta dan empat orang budak untuk melayani Syaima’.
Wallahu A'lam
Melihat bekas gigitan yang ada di punggung Syaima’ serta datangnya kepingan kenangan masa kecil bersama Syaima’ dalam ingatannya, membuat keraguan yang tadi menghinggapi hati Rasulullah perlahan-lahan menghilang. Hingga akhirnya beliau percaya bahwa sosok tawanan di yang berada di hadapannya itu adalah saudara sepersusuannya, dari Halimah.
Rasa haru sekaligus bahagia menghinggapi hati Rasulullah setelah menyadari fakta tersebut. Puluhan tahun telah berpisah akhirnya beliau kembali dipertemukan dengan saudariny, namun dalam keadaan yang tidak mengenakkan. Merasa sebelumnya telah menyakiti hati Syaima’ karena melupakan wajahnya, seketika itu juga Rasulullah menyambut dan memperlakukan Syaima’ dengan penuh hormat. Beliau bahkan langsung membentangkan sorban yang dipakainya dan mempersilahkan Syaima’ duduk di atasnya.
(Baca juga : Jaga Kediaman Habib Rizieq di Petamburan, Jawara: Tank Kite Adepin )
Dengan suara bergetar karena diliputi rasa haru, Rasulullah berkata kepadanya,
“Kalau kamu ingin pulang ke kaummu, aku akan mengantarmu. Atau dengan penuh hormat, silahkan kamu menetap di sini,” ucap Rasulullah.
Syaima’ pun menjawab pertanyaan Rasulullah, “Tidak, saya ingin pulang ke kaumku.”
Rasulullah tak menuntut banyak, ia pun menyetujui keputusan Syaima’ untuk kembali kepada kaumnya, namun sebelum itu, Syaima’ memutuskan untuk masuk ke dalam agama Islam.
(Baca juga : Polri Ungkap Penyalahgunaan Kotak Amal di Minimarket untuk Kelompok Teroris )
Sebelum melepas saudarinya pulang, Rasulullah memberikan hadiah seekor unta dan empat orang budak untuk melayani Syaima’.
Wallahu A'lam
(wid)