Berlaku Zuhud, Gus Miftah: Kaya Boleh tapi Jangan Cinta Harta

Jum'at, 17 April 2020 - 03:30 WIB
loading...
Berlaku Zuhud, Gus Miftah:...
Nabi itu makannya sedikit, tidurnya sedikit. Kalau kita, sedikit sedikit makan, sedikit sedikit tidur. Foto: Ist
A A A
PENGASUH Pondok Pesantren Ora Aji, KH Miftah Maulana Habiburrahman atau yang populer dipanggil Gus Miftah , menyatakan keprihatinannya atas kondisi paling mutakhir saat ini. Masih banyak orang yang pelit, di sisi lain banyak kaum papa yang berkeluh kesah.

"Hari ini masih banyak orang kaya yang menyombongkan diri dan memamerkan hartanya. Di sisi lain, masih banyak orang yang tidak mampu yang menunjukkan kesusahannya di hadapan orang lain," ujarnya dalam video yang diposting di Instagram, pada akun @gusmiftah Kamis (16/4/2020).

Dia menyarankan agar orang kaya punya sifat zuhud: boleh punya tapi tak boleh cinta. Sementara, orang yang tidak mampu harus punya sifat wirok, menjaga kehormatan dirinya dari minta-minta dan menampakkan diri dengan keluh kesah di hadapan orang.

Orang kaya hendaknya membantu orang tidak mampu dengan hartanya. Sementara orang miskin membantu orang kaya dengan mengirimkan doa-doanya. "Untuk apa kau pamerkan kekayaanmu sementara engkau diam melihat orang susah di sekelilingmu. Dan untuk apa kau tampakkan kesusahanmu, sementara orang lain banyak yang tidak ngeh dengan kesusahanmu," lanjutnya.

Mencintai Harta
Sifat tertarik kepada harta sejatinya alami. Sesuatu yang lumrah. Hati kita memang dasarnya mencintai harta. Kecenderungan hati terhadap harta juga digambarkan oleh Allah SWT, "Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak laki-laki, harta yang banyak dari jenis emas dan perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik." (QS Ali Imran [3]: 14)

Ketertarikan orang terhadap harta akan memunculkan beberapa sikap. Kita tak perlu heran jika orang-orang akan mendekat kepada mereka yang memiliki harta melimpah. Sementara dapat kita saksikan mereka yang tak punya sepeser harta akan cenderung dijauhi.

Sebagai pribadi, hendaknya mengerti apa sebenarnya hakikat harta. Harta ialah sarana. Jika mencintainya, maka gunakan ia sebagai sarana kebaikan. Harta di tangan orang baik maka peruntukannya akan mendatangkan manfaat yang amat besar.

Saad bin Abi Waqash pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya Allah mencintai seorang hamba yang bertakwa, kaya dan menyibukkan diri dengan beribadah kepada Allah SWT. " (HR Muslim)

Menjadi kaya tak ada larangan. Namun menggunakan kekayaan dalam kebaikan adalah sebuah tuntunan. Semakin kaya semakin besar kewajiban mengeluarkan zakat. Artinya semakin banyak orang yang bisa terbantu dari kekayaannya.

Jika tak memiliki harta, maka sikap zuhud amat penting untuk mengendalikan kecenderungan yang berlebihan terhadap harta.

Hidup di dunia ini sejatinya hanyalah pengembara. Itu sebabnya perlu mengumpulkan bekal yang secukupnya untuk menempuh perjalanan pulang ke kampung akhirat.

Abdullah bin Umar pernah berkisah soal ini. Suatu ketika Rasulullah memegang pundaknya lalu berkata, "Di dunia ini jadilah seperti orang asing atau yang tengah lewat di jalanan."

Ibnu Umar menerangkan maksud Rasulullah, "Jika memasuki malam maka jangan menunggu datangnya pagi. Jika masuk pagi jangan menunggu datangnya malam. Carilah bekal di masa sehatmu untuk masa sakitmu, di masa hidupmu sebelum datang matimu." (HR Bukhari)

Di sisi lain, Gus Miftah juga mengingatkan agar umat Islam meneladani perilaku Rasulullah SAW. Nabi Muhammad itu kalau susah diam, kalau senang berkabar. "Nabi itu makannya sedikit, tidurnya sedikit. Kalau kita, sedikit sedikit makan, sedikit sedikit tidur," ujarnya.

Gus Miftah menutup statusnya dengan menulis, "Ini Murni nasehat untuk diri saya sendiri... Saya tidak ada niat untuk menyindir, menyinggung, cuman nabrak," tandasnya.
(mhy)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2135 seconds (0.1#10.140)