Muhasabah, Amalan Utama Orang Beriman
loading...
A
A
A
Ingatlah keadaan yang genting pada hari kiamat :
يَوْمَئِذٍ تُعْرَضُونَ لَا تَخْفَى مِنْكُمْ خَافِيَةٌ
“Pada hari itu kamu dihadapkan (kepada Rabbmu), tiada sesuatupun dari keadaanmu yang tersembunyi (bagi Allah).” (QS. Al-Haqqah: 18).”
(Baca juga: Ini Syarat Siswa yang Bisa Ikut SNMPTN 2021, Cek Disini )
Al-Fudhail bin ‘Iyadh rahimahullah mengatakan, “Mukmin itu yang rajin menghisab dirinya dan ia mengetahui bahwa ia akan berada di hadapan Allah kelak. Sedangkan orang munafik adalah orang yang lalai terhadap dirinya sendiri (enggan mengoreksi diri)."
Faedah muhasabah yang kedua adalah akan membuat pribadinya selalu bisa berada dalam petunjuk Allah Ta'ala. Sebagaimana disebutkan oleh Imam Al-Baidhawi rahimahullah dalam tafsirnya bahwa seseorang bisa terus berada dalam petunjuk jika rajin mengoreksi amalan-amalan yang telah ia lakukan.
(Baca juga: Kucuran KUR Per 21 Desember Tembus Rp188,11 Triliun, NPL Terjaga Rendah )
Ketiga: Mengobati hati yang sakit. Karena hati yang sakit tidaklah mungkin hilang dan sembuh melainkan dengan muhasabah diri.
Keempat: Selalu menganggap diri penuh kekurangan dan tidak tertipu dengan amal yang telah dilakukan.
Kelima: Membuat diri tidak takabbur (sombong).
Cobalah lihat apa yang dicontohkan oleh Muhammad bin Wasi’ rahimahullah ketika ia berkata :
لَوْ كَانَ لِلذُّنُوْبِ رِيْحٌ مَا قَدَرَ أَحَدٌ أَنْ يَجْلِسَ إِلَيَّ
“Andaikan dosa itu memiliki bau, tentu tidak ada dari seorang pun yang ingin duduk dekat-dekat denganku.” (Muhasabah An-Nafs dan A’mal Al-Qulub)
(Baca juga: 1-14 Januari 2021, Pemerintah Putuskan WNA Dilarang Masuk Indonesia )
Keenam: Seseorang akan memanfaatkan waktu dengan baik.
Dalam buku Tabyin Kadzbi Al-Muftari, Ibnu ‘Asakir pernah menceritakan tentang Al-Faqih Salim bin Ayyub Ar-Razi rahimahullah bahwa ia terbiasa mengoreksi dirinya dalam setiap nafasnya. Ia tidak pernah membiarkan waktu tanpa faedah. Kalau kita menemuinya pasti waktu Salim Ar-Razi diisi dengan menyalin, belajar atau membaca.
Wallahu 'Alam
يَوْمَئِذٍ تُعْرَضُونَ لَا تَخْفَى مِنْكُمْ خَافِيَةٌ
“Pada hari itu kamu dihadapkan (kepada Rabbmu), tiada sesuatupun dari keadaanmu yang tersembunyi (bagi Allah).” (QS. Al-Haqqah: 18).”
(Baca juga: Ini Syarat Siswa yang Bisa Ikut SNMPTN 2021, Cek Disini )
Al-Fudhail bin ‘Iyadh rahimahullah mengatakan, “Mukmin itu yang rajin menghisab dirinya dan ia mengetahui bahwa ia akan berada di hadapan Allah kelak. Sedangkan orang munafik adalah orang yang lalai terhadap dirinya sendiri (enggan mengoreksi diri)."
Faedah muhasabah yang kedua adalah akan membuat pribadinya selalu bisa berada dalam petunjuk Allah Ta'ala. Sebagaimana disebutkan oleh Imam Al-Baidhawi rahimahullah dalam tafsirnya bahwa seseorang bisa terus berada dalam petunjuk jika rajin mengoreksi amalan-amalan yang telah ia lakukan.
(Baca juga: Kucuran KUR Per 21 Desember Tembus Rp188,11 Triliun, NPL Terjaga Rendah )
Ketiga: Mengobati hati yang sakit. Karena hati yang sakit tidaklah mungkin hilang dan sembuh melainkan dengan muhasabah diri.
Keempat: Selalu menganggap diri penuh kekurangan dan tidak tertipu dengan amal yang telah dilakukan.
Kelima: Membuat diri tidak takabbur (sombong).
Cobalah lihat apa yang dicontohkan oleh Muhammad bin Wasi’ rahimahullah ketika ia berkata :
لَوْ كَانَ لِلذُّنُوْبِ رِيْحٌ مَا قَدَرَ أَحَدٌ أَنْ يَجْلِسَ إِلَيَّ
“Andaikan dosa itu memiliki bau, tentu tidak ada dari seorang pun yang ingin duduk dekat-dekat denganku.” (Muhasabah An-Nafs dan A’mal Al-Qulub)
(Baca juga: 1-14 Januari 2021, Pemerintah Putuskan WNA Dilarang Masuk Indonesia )
Keenam: Seseorang akan memanfaatkan waktu dengan baik.
Dalam buku Tabyin Kadzbi Al-Muftari, Ibnu ‘Asakir pernah menceritakan tentang Al-Faqih Salim bin Ayyub Ar-Razi rahimahullah bahwa ia terbiasa mengoreksi dirinya dalam setiap nafasnya. Ia tidak pernah membiarkan waktu tanpa faedah. Kalau kita menemuinya pasti waktu Salim Ar-Razi diisi dengan menyalin, belajar atau membaca.
Wallahu 'Alam
(wid)