Istri Abdullah bin Mas'ud dan Sedekahnya
loading...
A
A
A
Sebuah kisah yang diambil dari cerita kehidupan istri Abdullah bin Mas'ud, yakni Zainab ats-Tsaqafiyah, bisa menjadi pelajaran berharga bagi kaum perempuan terutama para istri di zaman sekarang . Perempuan yang mandiri dengan penghasilannya, namun tetap menjalankan ketaatan pada suami dan taat dalam ibadah.
(Baca juga: Doa Ketika Sedang Sakit dan Mendoakan Orang yang Sakit )
Kisah ini diriwayatkan dari Amr bin al-Harits dari Zainab ats-Tsaqafiyah, istri Abdullah bin Mas’ud, ia berkata, Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Wahai para wanita, bersedekahlah sekalipun dari perhiasan milik kalian!" Kemudian saya pulang menemui Abdullah bin Mas’ud (suamiku), dan menyatakan, “Sesungguhnya engkau laki-laki yang sedikit penghasilannya sedangkan Rasulullah SAW memerintahkan kami bersedekah maka datangilah dan bertanyalah kepada beliau. Kalau boleh, saya bersedekah kepadamu dan kalau tidak boleh saya berikan kepada orang lain.’’
Ibnu Mas’ud berkata kepadaku, ‘Engkau saja yang pergi menemui beliau.’ Lantas aku pun beranjak pergi, ternyata di depan pintu Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam, sudah menunggu seorang wanita Anshar, aku dan dia sama-sama hendak menanyakan sesuatu. Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam– adalah seorang yang sangat berwibawa.
(Baca juga: Inilah 6 Adab Ketika Menderita Sakit Agar Tetap Sebagai Nikmat Allah )
Ada Bilal di depan rumah Rasulullah. Kemudian Bilal keluar menemui kami. Kami katakan kepadanya,”Temuilah Rasulullah dan sampaikan bahwa ada dua orang wanita di depan pintu rumahnya hendak menanyakan apakah keduanya boleh bersedekah kepada suaminya dan anak yatim yang berada dalam pengasuhannya. Tapi jangan sebut siapa kami ini.
Lantas Bilal pun masuk menemui Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan menyampaikan pertanyaan itu. Rasulullah-lalu bertanya kepada Bilal, ‘Siapa dua wanita itu? Bilal menjawab, ‘Seorang wanita Anshar dan Zainab.’ Rasulullah bertanya lagi, Zainab yang mana? Bilal menjawab,’Istri Abdullah bin Mas’ud. Maka Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam– bersabda, “ Mereka berdua akan mendapatkan pahala menjalin kekerabatan dan pahala sedekah.” (HR. Muslim)
(Baca juga: Muhasabah, Amalan Utama Orang Beriman )
Di dalam Musnad imam Ahmad, disebutkan bahwa istri Abdullah bin Mas’ud bernama Ra’ithah, bukan Zainad. Ia adalah seorang perempuan yang memiliki keahlian kerajinan tangan. Hasil yang ia dapatkan digunakan untuk membantu menafkahi suami dan anak-anaknya. Suatu hari ia berkata kepada suaminya, Abdullah bin Mas’ud, “Sesungguhnya engkau dan anakmu telah membuatku sibuk dari bersedekah. Sehingga aku pun tidak bisa bersedekah sedikitpun bersama kalian.’
Lantas Ibnu Mas’ud berkata, “Demi Allah, jika hal itu tidak ada pahalanya, aku sama sekali tidak menyukai engkau melakukan hal itu.”
Lalu Ra’ithah pergi menemui Rasulullah, ia berkata, Wahai Rasulullah, aku adalah seorang perempuan yang memiliki keahlian kerajinan tangan dan hasilnya aku jual. Aku bersama anak dan suamiku tidak memiliki penghasilan selain itu. Mereka pun telah membuatku sibuk dari sedekah. Sehingga aku tidak bisa bersedekah sedikitpun. Maka apakah aku akan mendapatkan pahala atas apa yang aku nafkahkan kepada mereka?
(Baca juga: Mau Tutup Tahun, Mentan Pastikan Stok Pangan Aman hingga 2021 )
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “ Nafkahilah mereka, karena engkau akan mendapatkan pahala atas apa yang engkau berikan kepada mereka (HR. Ahmad)
Nilai dan hikmah dari kisah istri Abdullah bin Mas'ud ini menurut Ustadz Amar Abdullah bin Syakir, antara lain :
1. Sedekah sangatlah dianjurkan, termasuk kepada kaum perempuan, sekalipun sedekah itu diambil dari perhiasan miliknya.
Terlebih dikabarkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwa mayoritas kaum perempuan menjadi penghuni Neraka. Beliau bersabda,
يَا مَعْشَرَ النِّسَاءِ تَصَدَّقْنَ فَإِنِّي أُرِيتُكُنَّ أَكْثَرَ أَهْلِ النَّارِ
"Wahai para wanita, bersedaklah kalian, sungguh telah diperlihatkan kepadaku bahwa mayoritas kalian menjadi penghuni Neraka (HR. Bukhari).
(Baca juga: Hampir 20 Hari Dipenjara, Keluarga Belum Bisa Temui Habib Rizieq )
Bersedekah kepada suami merupakan bagian penting yang harus diperhatikan oleh seorang istri. Sedekah yang dikeluarkan oleh istri kepada suaminya tidak hanya akan menumbuhkan jalinan yang harmonis dengan Allah Ta'ala juga menjadi sebab terjalinnya hubungan yang mesra dengan suami dan anggota keluarganya.
Ketika seorang istri bersedekah kepada suaminya, ia mendapatkan dua pahala, seperti sabda Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam di atas, “Bagi kedua wanita itu mendapatkan dua pahala , yaitu pahala (menyambung) kerabat dan pahala sedekah.” (Muttafaqun ‘alaih).
2. Kaum perempuan juga berkewajiban menuntut ilmu syar’i dan boleh baginya keluar rumah untuk tujuan tersebut dengan tetap menjaga adab-adab sebagai seorang muslimah.
(Baca juga: Pendakian ke Gunung Semeru Ditutup Hingga Tahun Depan, 4.736 Orang Batal Mendaki )
Wajib bertanya kepada ulama atau ustadz yang memiliki kapasitas ilmu syar’i yang baik dan benar dalam perkara-perkara syariat yang tidak kita ketahui. Allah azza wa jalla berfirman,
فَاسْأَلُوا أَهْلَ الذِّكْرِ إِنْ كُنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ
Maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui (Qs. An-Nahl : 43)
4. Mentaati suami dalam perkara ma’ruf, bukan maksiat, hukumnya wajib bagi seorang istri.
Bahkan hal ini menjadi salah satu sebab ia dimasukan ke dalam Surga.
(Baca juga: 500.000 Warga Wuhan Terjangkit Covid, Lebih Tinggi dari Data Awal )
5. Memenuhi kebutuhan keluarga merupakan kewajiban mutlak suami.
Namun di saat penghasilan suami tidak mencukupi, istri boleh berkerja untuk membantu ekonomi suaminya. Pilihlah pekerjaan yang sesuai dengan tabiatnya sebagai kaum Hawa dan sebisa mungkin dikerjakan di dalam rumahnya. Namun demikian, kewajiban-kewajiban lain sebagai istri dan ibu tidak boleh dilalaikan.
6. Seorang istri harus pandai-pandai memanfaatkan waktu untuk beribadah dan beramal saleh di sela-sela kesibukannya mengurus rumah, melayani suami dan mendidik anak-anaknya.
Wallahu A’lam
Lihat Juga: Ivan Gunawan Kunjungi Masjid yang Dibangunnya di Uganda, Potong 3 Sapi hingga Bagikan Uang
(Baca juga: Doa Ketika Sedang Sakit dan Mendoakan Orang yang Sakit )
Kisah ini diriwayatkan dari Amr bin al-Harits dari Zainab ats-Tsaqafiyah, istri Abdullah bin Mas’ud, ia berkata, Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Wahai para wanita, bersedekahlah sekalipun dari perhiasan milik kalian!" Kemudian saya pulang menemui Abdullah bin Mas’ud (suamiku), dan menyatakan, “Sesungguhnya engkau laki-laki yang sedikit penghasilannya sedangkan Rasulullah SAW memerintahkan kami bersedekah maka datangilah dan bertanyalah kepada beliau. Kalau boleh, saya bersedekah kepadamu dan kalau tidak boleh saya berikan kepada orang lain.’’
Ibnu Mas’ud berkata kepadaku, ‘Engkau saja yang pergi menemui beliau.’ Lantas aku pun beranjak pergi, ternyata di depan pintu Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam, sudah menunggu seorang wanita Anshar, aku dan dia sama-sama hendak menanyakan sesuatu. Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam– adalah seorang yang sangat berwibawa.
(Baca juga: Inilah 6 Adab Ketika Menderita Sakit Agar Tetap Sebagai Nikmat Allah )
Ada Bilal di depan rumah Rasulullah. Kemudian Bilal keluar menemui kami. Kami katakan kepadanya,”Temuilah Rasulullah dan sampaikan bahwa ada dua orang wanita di depan pintu rumahnya hendak menanyakan apakah keduanya boleh bersedekah kepada suaminya dan anak yatim yang berada dalam pengasuhannya. Tapi jangan sebut siapa kami ini.
Lantas Bilal pun masuk menemui Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan menyampaikan pertanyaan itu. Rasulullah-lalu bertanya kepada Bilal, ‘Siapa dua wanita itu? Bilal menjawab, ‘Seorang wanita Anshar dan Zainab.’ Rasulullah bertanya lagi, Zainab yang mana? Bilal menjawab,’Istri Abdullah bin Mas’ud. Maka Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam– bersabda, “ Mereka berdua akan mendapatkan pahala menjalin kekerabatan dan pahala sedekah.” (HR. Muslim)
(Baca juga: Muhasabah, Amalan Utama Orang Beriman )
Di dalam Musnad imam Ahmad, disebutkan bahwa istri Abdullah bin Mas’ud bernama Ra’ithah, bukan Zainad. Ia adalah seorang perempuan yang memiliki keahlian kerajinan tangan. Hasil yang ia dapatkan digunakan untuk membantu menafkahi suami dan anak-anaknya. Suatu hari ia berkata kepada suaminya, Abdullah bin Mas’ud, “Sesungguhnya engkau dan anakmu telah membuatku sibuk dari bersedekah. Sehingga aku pun tidak bisa bersedekah sedikitpun bersama kalian.’
Lantas Ibnu Mas’ud berkata, “Demi Allah, jika hal itu tidak ada pahalanya, aku sama sekali tidak menyukai engkau melakukan hal itu.”
Lalu Ra’ithah pergi menemui Rasulullah, ia berkata, Wahai Rasulullah, aku adalah seorang perempuan yang memiliki keahlian kerajinan tangan dan hasilnya aku jual. Aku bersama anak dan suamiku tidak memiliki penghasilan selain itu. Mereka pun telah membuatku sibuk dari sedekah. Sehingga aku tidak bisa bersedekah sedikitpun. Maka apakah aku akan mendapatkan pahala atas apa yang aku nafkahkan kepada mereka?
(Baca juga: Mau Tutup Tahun, Mentan Pastikan Stok Pangan Aman hingga 2021 )
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “ Nafkahilah mereka, karena engkau akan mendapatkan pahala atas apa yang engkau berikan kepada mereka (HR. Ahmad)
Nilai dan hikmah dari kisah istri Abdullah bin Mas'ud ini menurut Ustadz Amar Abdullah bin Syakir, antara lain :
1. Sedekah sangatlah dianjurkan, termasuk kepada kaum perempuan, sekalipun sedekah itu diambil dari perhiasan miliknya.
Terlebih dikabarkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwa mayoritas kaum perempuan menjadi penghuni Neraka. Beliau bersabda,
يَا مَعْشَرَ النِّسَاءِ تَصَدَّقْنَ فَإِنِّي أُرِيتُكُنَّ أَكْثَرَ أَهْلِ النَّارِ
"Wahai para wanita, bersedaklah kalian, sungguh telah diperlihatkan kepadaku bahwa mayoritas kalian menjadi penghuni Neraka (HR. Bukhari).
(Baca juga: Hampir 20 Hari Dipenjara, Keluarga Belum Bisa Temui Habib Rizieq )
Bersedekah kepada suami merupakan bagian penting yang harus diperhatikan oleh seorang istri. Sedekah yang dikeluarkan oleh istri kepada suaminya tidak hanya akan menumbuhkan jalinan yang harmonis dengan Allah Ta'ala juga menjadi sebab terjalinnya hubungan yang mesra dengan suami dan anggota keluarganya.
Ketika seorang istri bersedekah kepada suaminya, ia mendapatkan dua pahala, seperti sabda Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam di atas, “Bagi kedua wanita itu mendapatkan dua pahala , yaitu pahala (menyambung) kerabat dan pahala sedekah.” (Muttafaqun ‘alaih).
2. Kaum perempuan juga berkewajiban menuntut ilmu syar’i dan boleh baginya keluar rumah untuk tujuan tersebut dengan tetap menjaga adab-adab sebagai seorang muslimah.
(Baca juga: Pendakian ke Gunung Semeru Ditutup Hingga Tahun Depan, 4.736 Orang Batal Mendaki )
Wajib bertanya kepada ulama atau ustadz yang memiliki kapasitas ilmu syar’i yang baik dan benar dalam perkara-perkara syariat yang tidak kita ketahui. Allah azza wa jalla berfirman,
فَاسْأَلُوا أَهْلَ الذِّكْرِ إِنْ كُنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ
Maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui (Qs. An-Nahl : 43)
4. Mentaati suami dalam perkara ma’ruf, bukan maksiat, hukumnya wajib bagi seorang istri.
Bahkan hal ini menjadi salah satu sebab ia dimasukan ke dalam Surga.
(Baca juga: 500.000 Warga Wuhan Terjangkit Covid, Lebih Tinggi dari Data Awal )
5. Memenuhi kebutuhan keluarga merupakan kewajiban mutlak suami.
Namun di saat penghasilan suami tidak mencukupi, istri boleh berkerja untuk membantu ekonomi suaminya. Pilihlah pekerjaan yang sesuai dengan tabiatnya sebagai kaum Hawa dan sebisa mungkin dikerjakan di dalam rumahnya. Namun demikian, kewajiban-kewajiban lain sebagai istri dan ibu tidak boleh dilalaikan.
6. Seorang istri harus pandai-pandai memanfaatkan waktu untuk beribadah dan beramal saleh di sela-sela kesibukannya mengurus rumah, melayani suami dan mendidik anak-anaknya.
Wallahu A’lam
Lihat Juga: Ivan Gunawan Kunjungi Masjid yang Dibangunnya di Uganda, Potong 3 Sapi hingga Bagikan Uang
(wid)