Krisis Politik: Para Sahabat Nabi Kirim Putra Mereka untuk Lindungi Khalifah Utsman

Selasa, 12 Januari 2021 - 09:01 WIB
loading...
A A A
Khalifah Utsman adalah sahabat karibnya dan kawan seperjuangan dalam menegakkan Islam, dalam waktu yang panjang mereka terikat oleh tali persaudaraan, karena masing-masing pernah menjadi menantu Rasulullah s.a.w. Tetapi di pihak lain, Khalifah yang telah lanjut usia itu tidak berdaya mengendalikan pembantu-pembantunya. Bahkan kepada pembantu-pembantunya ia memberikan kepercayaan penuh.

Berpihak kepada Khalifah berarti membela Marwan dan kawan-kawannya yang terang dibenci oleh kaum muslimin. Berpihak kepada kaum muslimin yang memberontak, berarti melawan Khalifah yang sah. Usahanya untuk menyadarkan Khalifah tentang gawatnya akibat perbuatan pembantu-pembantunya, tidak pernah berhasil.

Khalifah Utsman memang terkenal sejak dulu sebagai orang yang keras dalam berpegang pada pendiriannya.



Pertentangan batin benar-benar bergolak dalam hati Ali bin Abi Thalib. Ia merasa wajib menyelamatkan keadaan dari bencana fitnah, tetapi apa daya jika pihak yang bersangkutan sendiri tidak menghiraukan nasehat-nasehat. Bahkan dalam keadaan yang sangat kritis itu Khalifah Utsman lebih dekat kepada pembantu-pembantunya. Sementara itu kaum pemberontak makin hari makin hilang kesabarannya.

Blokade terhadap rumah kediaman Khalifah tidak berhasil mengubah pendirian pemimpin yang sudah lanjut usia itu. Para sahabat Rasulullah s.a.w. yang lain, seperti Thalhah bin Ubaidillah , Zubair bin Al-'Awwam dan Sa'ad bin Abi Waqqash , posisi mereka hampir sama dengan posisi Ali. Nasehat-nasehat mereka sudah tidak mempan bagi Khalifah. Padahal tuntutan kaum muslimin yang berontak benar-benar adil dan masuk akal.

Setelah pengepungan makin hari makin berlarut dan Khalifah juga tidak bersedia memenuhi tuntutan kaum pemberontak, akhirnya kaum pemberontak mengambil jalan pintas. Mereka merencanakan pembunuhan diam-diam terhadap Khalifah Utsman r.a.

Rencana kaum pemberontak ini cepat tercium oleh Ali bin Abu Thalin r.a. Ia segera memerintahkan dua orang puteranya, guna melindungi keselamatan Khalifah:

"Berangkatlah kalian ke rumah Utsman. Bawa pedang dan berjaga-jagalah di ambang pintu rumahnya. Jaga, jangan sampai terjadi suatu bencana menimpa Utsman!"

Tindakan pencegahan yang dilakukan oleh Ali bin Abi Thalib r.a. diikuti oleh para sahabat Nabi Muhammad s.a.w. yang lain. Thalhah dan Zubair juga memerintahkan puteranya masing-masing untuk bersama-sama Al-Hasan r.a. dan Al-Husein r.a. melindungi Khalifah Utsman r.a.

Langkah-langkah pencegahan yang diambil oleh Ali bin Abi Thalib r.a. itu ditulis. oleh Said Al-Afghaniy dalam bukunya Aisyah was Siyasah. Bahkan kata penulis ini, ketika kaum pemberontak makin gusar dan menghujani rumah Khalifah dengan anak panah, beberapa putera sahabat Rasulullah s.a.w. yang berjaga-jaga itu ada yang terluka, antara lain Al-Hasan bin Ali dan Muhammad bin Thalhah.

Terlukanya putera-putera para tokoh Islam itu menimbulkan kekhawatiran kaum pemberontak, yang nampaknya di pimpin oleh Muhammad bin Abu Bakar Ash shiddiq.

"Kalau orang-orang Bani Hasyim datang," kata Muhammad bin Abu Bakar , "dan melihat darah mengalir dari tubuh Al-Hasan dan Al-Husein, mereka pasti akan bertindak terhadap kita. Rencana kita akhirnya akan gagal."

Berdasarkan jalan pikiran yang demikian, diusulkan kepada teman-temannya agar Khalifah Utsman dibunuh saja secara diam-diam. (Bersambung)
(mhy)
Halaman :
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2031 seconds (0.1#10.140)