Anjuran Tahnik untuk Bayi Baru Lahir
loading...
A
A
A
Dahulu anak Abu Thalhah radhiyallahu 'anhu dalam keadaan sakit. Abu Thalhah keluar rumah, saat itu lalu anaknya meninggal dunia. Setelah pulang, Abu Thalhah berkata, "Apa yang dilakukan oleh anak itu?" Ummu Sulaim menjawab, "Dia lebih tenang dari sebelumnya."
Kemudian Ummu Sulaim menghidangkan makan malam kepadanya. Selanjutnya Abu Thalhah mencampurinya. Setelah selesai, Ummu Sulaim berkata, "Tutupilah anak ini." Dan pada pagi harinya, Abu Thalhah mendatangi Rasulullah صلى الله عليه وسلم seraya memberitahu beliau, maka beliau bertanya: "Apakah kalian bercampur tadi malam?"
"Ya," jawabnya. Beliau pun bersabda, "Ya Allah, berikanlah keberkahan kepada keduanya."
Maka Ummu Sulaim pun melahirkan seorang anak laki-laki. Lalu Abu Thalhah berkata kepadaku (Anas bin Malik): "Bawalah anak ini sehingga engkau mendatangi Nabi صلى الله عليه وسلم."
Beliau صلى الله عليه وسلم bertanya: "Apakah bersamanya ada sesuatu (ketika di bawa kesini?" Mereka menjawab: "Ya". Terdapat beberapa buah kurma. Kemudian Nabi صلى الله عليه وسلم mengambil kurma itu lantas mengunyahnya, lalu mengambilnya kembali dari mulut beliau dan meletakkannya di mulut anak tersebut kemudian mentahniknya dan memberinya nama Abdullah." (Muttafaq 'Alaih)
Dalam Kitab Fathul Baari disebutkan, tahnik ialah mengunyah sesuatu kemudian meletakkan/memasukkannya ke mulut bayi lalu menggosok-gosokkan ke langit-langit mulut. Hal ini dilakukan dengan tujuan agar bayi terlatih dengan makanan, juga untuk menguatkannya.
Yang patut dilakukan ketika mentahnik hendaklah mulut (bayi tersebut) dibuka sehingga (sesuatu yang telah dikunyah) masuk ke dalam perutnya. Yang lebih utama, mentahnik dilakukan dengan kurma kering (tamr). Jika tidak mudah mendapatkan kurma kering (tamr), maka dengan kurma basah (ruthab). Kalau tidak ada kurma, bisa diganti dengan sesuatu yang manis. Tentunya madu lebih utama dari yang lainnya.
Sumber:
Mejelis Rasulullah
Kemudian Ummu Sulaim menghidangkan makan malam kepadanya. Selanjutnya Abu Thalhah mencampurinya. Setelah selesai, Ummu Sulaim berkata, "Tutupilah anak ini." Dan pada pagi harinya, Abu Thalhah mendatangi Rasulullah صلى الله عليه وسلم seraya memberitahu beliau, maka beliau bertanya: "Apakah kalian bercampur tadi malam?"
"Ya," jawabnya. Beliau pun bersabda, "Ya Allah, berikanlah keberkahan kepada keduanya."
Maka Ummu Sulaim pun melahirkan seorang anak laki-laki. Lalu Abu Thalhah berkata kepadaku (Anas bin Malik): "Bawalah anak ini sehingga engkau mendatangi Nabi صلى الله عليه وسلم."
Beliau صلى الله عليه وسلم bertanya: "Apakah bersamanya ada sesuatu (ketika di bawa kesini?" Mereka menjawab: "Ya". Terdapat beberapa buah kurma. Kemudian Nabi صلى الله عليه وسلم mengambil kurma itu lantas mengunyahnya, lalu mengambilnya kembali dari mulut beliau dan meletakkannya di mulut anak tersebut kemudian mentahniknya dan memberinya nama Abdullah." (Muttafaq 'Alaih)
Dalam Kitab Fathul Baari disebutkan, tahnik ialah mengunyah sesuatu kemudian meletakkan/memasukkannya ke mulut bayi lalu menggosok-gosokkan ke langit-langit mulut. Hal ini dilakukan dengan tujuan agar bayi terlatih dengan makanan, juga untuk menguatkannya.
Yang patut dilakukan ketika mentahnik hendaklah mulut (bayi tersebut) dibuka sehingga (sesuatu yang telah dikunyah) masuk ke dalam perutnya. Yang lebih utama, mentahnik dilakukan dengan kurma kering (tamr). Jika tidak mudah mendapatkan kurma kering (tamr), maka dengan kurma basah (ruthab). Kalau tidak ada kurma, bisa diganti dengan sesuatu yang manis. Tentunya madu lebih utama dari yang lainnya.
Sumber:
Mejelis Rasulullah
(rhs)