Kadang Terlewatkan, Ini Adab dan Syarat Ketika Berzikir

Minggu, 14 Februari 2021 - 08:41 WIB
loading...
A A A
Lalu Allah berfirman,

يٰٓاَ يُّهَا الَّذِيۡنَ اٰمَنُوۡا کُلُوۡا مِنۡ طَيِّبٰتِ مَا رَزَقۡنٰكُمۡ وَاشۡكُرُوۡا لِلّٰهِ اِنۡ کُنۡتُمۡ اِيَّاهُ تَعۡبُدُوۡنَ
“Wahai para rasul, makanlah hal-hal yang baik, bekerjalah dengan benar sesungguhnya Aku Mahatahu dengan apa yang kalian kerjakan.” Dan Allah pun berfirman, “Wahai orang beriman makanlah hal baik yang telah Kami berikan pada kalian.” (QS. Al Baqarah: 172).

Kemudian Nabi bercerita tentang seorang laki-laki yang menempuh perjalanan jauh, rambutnya kusut dan berdebu, sambil menengadahkan tangannya ke langit berkata, “Wahai Tuhan, Wahai Tuhan,” sedangkan makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram, dan kenyang dengan makanan haram, maka bagaimana mungkin ia akan dikabulkan permohonannya.” (HR Muslim).



5. Menghadap kiblat dan dalam keadaan suci dari hadats dan najis adalah sunnah

Adab selanjutnya merupakan hal yang sepele namun sangat besar ganjarannya bila dilakukan, yakni menghadap kiblat dan dalam kedaan suci. Hal tersebut termasuk sunnah ketika berdoa dan berzikir.

6. Mengkhusyukkan hati dan merendahkan diri (tadlarru’)

Sama halnya dengan berdoa, ketika berdzikir sebaiknya kita mengkhusyukan dan merendahkan diri di hadapan Allah Azza wa Jalla. Merendahkan diri di sini maksudnya adalah dengan berendah diri dan suara yang lembut.



Allah Ta'ala berfirman :

اُدۡعُوۡا رَبَّكُمۡ تَضَرُّعًا وَّخُفۡيَةً‌ ؕ اِنَّهٗ لَا يُحِبُّ الۡمُعۡتَدِيۡنَ‌
“Berdoalah kepada Tuhanmu dengan berendah diri dan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.” (QS. Al A’raf: 55).

Wallahu A'lam
(wid)
Halaman :
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2810 seconds (0.1#10.140)