Ada 4 Tipe Jodoh, Manakah Tipe Jodoh Kita?
loading...
A
A
A
Siapa jodoh kita? Apakah jodoh itu berlaku di dunia atau sampai akhirat ? Bagaimana yang tidak menemukan jodoh hingga kematian datang padanya? Bagaimana sebenarnya kategori atau tipe jodoh itu dalam pandangan syariat? Dan masih banyak pertanyaan-pertanyaan lainnya tentang jodoh ini.
Jodoh merupakan salah satu rahasia Illahi yang sering dipertanyakan oleh manusia. Banyak persepsi yang muncul jika sudah membahas soal jodoh. Beberapa orang menganggap bahwa jodoh adalah takdir, dimana Allah telah menetapkan. Sedangkan kubu lainnya beranggapan bahwa jodoh adalah pilihan, dimana manusia mampu menentukan pilihan jodohnya sendiri.
Terlepas dari itu semua, Allah sudah membocorkan rahasia tentang pasangan hidup kita dalam Al-Quran, sebagaimana firmannya:
وَٱللَّهُ جَعَلَ لَكُم مِّنْ أَنفُسِكُمْ أَزْوَٰجًا وَجَعَلَ لَكُم مِّنْ أَزْوَٰجِكُم بَنِينَ وَحَفَدَةً وَرَزَقَكُم مِّنَ ٱلطَّيِّبَٰتِ ۚ أَفَبِٱلْبَٰطِلِ يُؤْمِنُونَ وَبِنِعْمَتِ ٱللَّهِ هُمْ يَكْفُرُونَ
“Allah menjadikan bagi kamu isteri-isteri dari jenis kamu sendiri dan menjadikan bagimu dari isteri-isteri kamu itu, anak-anak dan cucu-cucu, dan memberimu rezeki dari yang baik-baik. Maka mengapakah mereka beriman kepada yang bathil dan mengingkari nikmat Allah?””(QS.An-Nahl:72)
Ayat di atas menunjukkan bahwa jodoh adalah salah satu rezeki atau nikmat yang diberikan Allah kepada kita. Juga Firman Allah Ta'ala:
اَلْخـَبِيـْثــاَتُ لِلْخَبِيْثـِيْنَ وَ اْلخَبِيْثُــوْنَ لِلْخَبِيْثاَتِ وَ الطَّيِّبَاتُ لِلطَّيِّبِيْنَ وَ الطَّيِّبُوْنَ لِلطَّيِّبَاتِ.
“ Wanita-wanita yang tidak baik untuk laki-laki yang tidak baik, dan laki-laki yang tidak baik adalah untuk wanita yang tidak baik pula. Wanita yang .baik untuk lelaki yang baik dan lelaki yang baik untuk wanita yang baik. (QS. An Nur:26)
Jadi, dalam menciptakan segala sesuatu, Allah telah membuatnya berpasang-pasangan. Matahari dan bulan, siang dan malam, kiri dan kanan, serta baik dan buruk. Termasuk juga urusan manusia. Bahwasannya Allah telah menetapkan jodoh bagi tiap insan manusia. Hal inilah yang membuat manusia secara naluriah mengharapkan jodohnya agar segera datang.
Pada kenyataannya, perihal jodoh tak sesederhana yang terlihat. Pasalnya, bisa jadi seseorang berjodoh di dunia, namun tidak di akhirat. Lantas bagaimana sebenarnya tipe jodoh ini menurut pandangan syariat? Dirangkum dari berbagai sumber, berikut tipe jodoh dalam Islam:
1. Tipe jodoh sementara
Jodoh tipe yang pertama adalah mereka yang menikah kemudian bercerai. Artinya baik suami dan istri saling berjodoh hanya pada saat menikah. Ketika sudah bercerai, maka keduanya sudah tidak berjodoh lagi. Durasi berjodohnya ditentukan dengan usia pernikahannya. Ada yang usia pernikahannya satu minggu, satu bulan, hingga satu tahun.
2. Tipe jodoh di dunia namun berpisah di akhirat
Tak seperti tipe pertama, tipe kedua ini tidak diakhiri dengan perceraian. Pasangan muslim hendaknya ditujukan untuk mengharap ridha Allah melalui pernikahan. Tipe kedua ini sering kali terjadi pada pasangan yang mempertahankan pernikahannya demi anak atau sekadar memenuhi kewajiban. Bukan untuk bersama-sama menggapai surga Allah.
Suami dan istri pada tipe ini memang bertahan sampai salah satunya meninggal, namun masing-masing menyimpan kekesalahan terhadap pasangan di hatinya dan lebih memilih untuk dipendam. Walaupun bukan hal yang salah, namun tujuan pernikahannya tidak untuk berkumpul lagi di akhirat.
Jodoh merupakan salah satu rahasia Illahi yang sering dipertanyakan oleh manusia. Banyak persepsi yang muncul jika sudah membahas soal jodoh. Beberapa orang menganggap bahwa jodoh adalah takdir, dimana Allah telah menetapkan. Sedangkan kubu lainnya beranggapan bahwa jodoh adalah pilihan, dimana manusia mampu menentukan pilihan jodohnya sendiri.
Terlepas dari itu semua, Allah sudah membocorkan rahasia tentang pasangan hidup kita dalam Al-Quran, sebagaimana firmannya:
وَٱللَّهُ جَعَلَ لَكُم مِّنْ أَنفُسِكُمْ أَزْوَٰجًا وَجَعَلَ لَكُم مِّنْ أَزْوَٰجِكُم بَنِينَ وَحَفَدَةً وَرَزَقَكُم مِّنَ ٱلطَّيِّبَٰتِ ۚ أَفَبِٱلْبَٰطِلِ يُؤْمِنُونَ وَبِنِعْمَتِ ٱللَّهِ هُمْ يَكْفُرُونَ
“Allah menjadikan bagi kamu isteri-isteri dari jenis kamu sendiri dan menjadikan bagimu dari isteri-isteri kamu itu, anak-anak dan cucu-cucu, dan memberimu rezeki dari yang baik-baik. Maka mengapakah mereka beriman kepada yang bathil dan mengingkari nikmat Allah?””(QS.An-Nahl:72)
Ayat di atas menunjukkan bahwa jodoh adalah salah satu rezeki atau nikmat yang diberikan Allah kepada kita. Juga Firman Allah Ta'ala:
اَلْخـَبِيـْثــاَتُ لِلْخَبِيْثـِيْنَ وَ اْلخَبِيْثُــوْنَ لِلْخَبِيْثاَتِ وَ الطَّيِّبَاتُ لِلطَّيِّبِيْنَ وَ الطَّيِّبُوْنَ لِلطَّيِّبَاتِ.
“ Wanita-wanita yang tidak baik untuk laki-laki yang tidak baik, dan laki-laki yang tidak baik adalah untuk wanita yang tidak baik pula. Wanita yang .baik untuk lelaki yang baik dan lelaki yang baik untuk wanita yang baik. (QS. An Nur:26)
Jadi, dalam menciptakan segala sesuatu, Allah telah membuatnya berpasang-pasangan. Matahari dan bulan, siang dan malam, kiri dan kanan, serta baik dan buruk. Termasuk juga urusan manusia. Bahwasannya Allah telah menetapkan jodoh bagi tiap insan manusia. Hal inilah yang membuat manusia secara naluriah mengharapkan jodohnya agar segera datang.
Pada kenyataannya, perihal jodoh tak sesederhana yang terlihat. Pasalnya, bisa jadi seseorang berjodoh di dunia, namun tidak di akhirat. Lantas bagaimana sebenarnya tipe jodoh ini menurut pandangan syariat? Dirangkum dari berbagai sumber, berikut tipe jodoh dalam Islam:
1. Tipe jodoh sementara
Jodoh tipe yang pertama adalah mereka yang menikah kemudian bercerai. Artinya baik suami dan istri saling berjodoh hanya pada saat menikah. Ketika sudah bercerai, maka keduanya sudah tidak berjodoh lagi. Durasi berjodohnya ditentukan dengan usia pernikahannya. Ada yang usia pernikahannya satu minggu, satu bulan, hingga satu tahun.
2. Tipe jodoh di dunia namun berpisah di akhirat
Tak seperti tipe pertama, tipe kedua ini tidak diakhiri dengan perceraian. Pasangan muslim hendaknya ditujukan untuk mengharap ridha Allah melalui pernikahan. Tipe kedua ini sering kali terjadi pada pasangan yang mempertahankan pernikahannya demi anak atau sekadar memenuhi kewajiban. Bukan untuk bersama-sama menggapai surga Allah.
Suami dan istri pada tipe ini memang bertahan sampai salah satunya meninggal, namun masing-masing menyimpan kekesalahan terhadap pasangan di hatinya dan lebih memilih untuk dipendam. Walaupun bukan hal yang salah, namun tujuan pernikahannya tidak untuk berkumpul lagi di akhirat.