Alqomah, Anak Durhaka yang Akan Dibakar Nabi Itu Hanya Kisah Bohong?
loading...
A
A
A
3. Al-Hafizh Ibnu Hajar juga mengatakan hal serupa dalam Lisanul Mizan.
4. Al-Hafizh Al-Haitsami berkata dalam kitabnya Majma’uz Zawaid, “Hadis riwayat Ath-Thabrani dan Ahmad secara ringkas sekali, tetapi dalam sanadnya terdapat seorang rawi yang bernama Faid Abu Warqa’, dia seorang yang matruk.”
Kisah ini juga dilemahkan oleh para ulama lainnya seperti al Uqaili, al-Baihaqi, al-Mundziri, adz-Dzahabi, Ibnu Arraq, asy-Syaukani dan sebagainya.
Kesimpulanya, hadis ini adalah maudhu’, tidak shahih.
Siapakah Alqomah Sebenarnya? Nama Alqomah dalam kisah ini tidak jelas dan tersembunyi. Nampaknya, nama Alqomah hanyalah dibuat-buat oleh para pemalsu hadis. Sebab, sahabat Nabi yang bernama Al-Qamah sangat jauh dari kisah batil ini.
Hal tersebut sangat jelas bagi mereka yang membaca sejarah sahabat yang bernama Al-Qamah seperti dalam kitab Al-Ishobah (4/262) no. 5654-5474 oleh Ibnu Hajar dan Usdul Ghabah (4/81) oleh Ibnu Atsir.
Oleh karena itu, ujar Abu Ubaidah, dalam kisah ini kita tidak mendapati secara jelas namanya, baik ayah, kakek, nama kabilah, kunyahnya dan lain sebagainya.
4. Al-Hafizh Al-Haitsami berkata dalam kitabnya Majma’uz Zawaid, “Hadis riwayat Ath-Thabrani dan Ahmad secara ringkas sekali, tetapi dalam sanadnya terdapat seorang rawi yang bernama Faid Abu Warqa’, dia seorang yang matruk.”
Kisah ini juga dilemahkan oleh para ulama lainnya seperti al Uqaili, al-Baihaqi, al-Mundziri, adz-Dzahabi, Ibnu Arraq, asy-Syaukani dan sebagainya.
Kesimpulanya, hadis ini adalah maudhu’, tidak shahih.
Siapakah Alqomah Sebenarnya? Nama Alqomah dalam kisah ini tidak jelas dan tersembunyi. Nampaknya, nama Alqomah hanyalah dibuat-buat oleh para pemalsu hadis. Sebab, sahabat Nabi yang bernama Al-Qamah sangat jauh dari kisah batil ini.
Hal tersebut sangat jelas bagi mereka yang membaca sejarah sahabat yang bernama Al-Qamah seperti dalam kitab Al-Ishobah (4/262) no. 5654-5474 oleh Ibnu Hajar dan Usdul Ghabah (4/81) oleh Ibnu Atsir.
Oleh karena itu, ujar Abu Ubaidah, dalam kisah ini kita tidak mendapati secara jelas namanya, baik ayah, kakek, nama kabilah, kunyahnya dan lain sebagainya.
(mhy)