Pesan Aa Gym: Hati-hati Jika Merasa Banyak Amal
loading...
A
A
A
Kali ini Pengasuh Ponpes Daarut Tauhiid Bandung KH Abdullah Gymnastiar (Aa Gym) memberi nasihat yang menyentuh hati. Jika seseorang pernah merasa punya amal banyak, maka berhati-hatilah karena dapat menjadikan celaka.
Mari kita simak pesan Aa Gym berikut. Seorang santri bertanya tentang ungkapan perasaan seorang hamba yang merasa banyak dosa. Hamba itu mengharapkan surga, akan tetapi dia merasa tak pantas untuk mendapatkannya. Dia pun merasa dirinya lebih pantas di neraka, akan tetapi dia sangat tidak menginginkannya. Lalu, hamba ini termasuk contoh orang seperti apa?
"Merasa banyak dosa itu sesungguhnya jauh lebih baik dibanding merasa banyak amal. Orang yang merasa banyak amal biasanya akan sombong. Lain halnya dengan orang yang merasa banyak dosa, dia akan memperbanyak tobat," kata Aa Gym.
Namun demikian, penting untuk diingat, kalau merasa banyak dosa itu bukan berarti harus mengumumkan dosa-dosa yang pernah dilakukan. Pernah begini, pernah begitu, sudah melakukan ini, sudah melakukan itu, dan lainnya. Jangan! Maksudnya bukan seperti itu, bukan membuka aib diri. Nanti, kita bisa jadi kufur nikmat karena selama ini Allah Ta'ala telah menutupi dosa dan aib kita. Tobat kita hanya kepada-Nya.
Ketika Allah Ta'ala menyukai seorang hamba, hati hamba itu akan dibukakan oleh Allah untuk melihat dosanya yang besar. Dia seolah-olah melihat gunung yang akan jatuh menimpanya. Dia merasa sangat terancam dengan dosanya sehingga dia sangat sedih dan banyak bertobat.
Dia pun menjadi sangat sulit untuk sombong. Dia terus berharap ampunan dan rahmat Allah Ta'ala. Namun, terhadap orang lain, Allah justru membukakan hati mereka untuk melihat kemuliaan amalnya. Aib dan dosanya ditutup oleh Allah Ta'ala. Orang semacam inilah yang termasuk orang beruntung.
Berbeda dengan orang celaka, dia tidak mampu melihat atau menyadari dosanya sendiri. Dia merasa suci, mulia, dan calon ahli surga. Dia merasa saleh sendiri. Padahal, terhadap orang lain, Allah Ta'ala membukakan hati mereka untuk melihat aib dan kekurangannya.
"Orang semacam ini melihat dosanya bagaikan melihat lalat yang dianggap remeh. Dia cenderung ujub dan takabur pada amalnya. Inilah bahaya terbesar dalam hidup. Dia tidak sadar kalau hidup penuh dengan dosa," ungkap Aa Gym memberi nasihat.
Adakah di antara saudara yang membaca tulisan ini yang merasa tidak memiliki dosa atau merasa dosanya baru sedikit? Marilah kita bertobat. Persoalan terbesar dalam hidup ini adalah ketika memiliki banyak dosa, tetapi tidak merasa terancam dan tidak pula sanggup bertobat.
"Wahai Tuhanku! aku bukanlah orang yang pantas masuk surga, tetapi aku juga tidak mampu menahan panasnya api neraka. Maka terimalah tobatku, dan ampunilah dosa-dosaku. Karena hanya Engkau-lah yang dapat memberi maaf atas dosa-dosa yang besar."
"Dosaku bagaikan bilangan pasir, terimalah tobatku wahai Tuhanku yang memiliki keagungan. Umurku ini setiap hari berkurang, sedang dosaku selalu bertambah, bagaimana aku menanggungnya."
"Wahai Tuhanku, hamba-Mu yang berbuat dosa telah datang kepada-Mu dengan mengakui seluruh dosa, dan telah memohon kepada-Mu. Seandainya engkau mengampuni, memang Engkau lah yang berhak mengampuni. Jika Engkau Menolak, kepada siapa lagi aku berharap selain kepada-Mu?" (Abu Ali al-Hasan bin Hani al-Hakami)
Sumber:
Buku Ikhtiar Meraih Ridha Allah Jilid 1 karya Aa Gym
Mari kita simak pesan Aa Gym berikut. Seorang santri bertanya tentang ungkapan perasaan seorang hamba yang merasa banyak dosa. Hamba itu mengharapkan surga, akan tetapi dia merasa tak pantas untuk mendapatkannya. Dia pun merasa dirinya lebih pantas di neraka, akan tetapi dia sangat tidak menginginkannya. Lalu, hamba ini termasuk contoh orang seperti apa?
"Merasa banyak dosa itu sesungguhnya jauh lebih baik dibanding merasa banyak amal. Orang yang merasa banyak amal biasanya akan sombong. Lain halnya dengan orang yang merasa banyak dosa, dia akan memperbanyak tobat," kata Aa Gym.
Namun demikian, penting untuk diingat, kalau merasa banyak dosa itu bukan berarti harus mengumumkan dosa-dosa yang pernah dilakukan. Pernah begini, pernah begitu, sudah melakukan ini, sudah melakukan itu, dan lainnya. Jangan! Maksudnya bukan seperti itu, bukan membuka aib diri. Nanti, kita bisa jadi kufur nikmat karena selama ini Allah Ta'ala telah menutupi dosa dan aib kita. Tobat kita hanya kepada-Nya.
Ketika Allah Ta'ala menyukai seorang hamba, hati hamba itu akan dibukakan oleh Allah untuk melihat dosanya yang besar. Dia seolah-olah melihat gunung yang akan jatuh menimpanya. Dia merasa sangat terancam dengan dosanya sehingga dia sangat sedih dan banyak bertobat.
Dia pun menjadi sangat sulit untuk sombong. Dia terus berharap ampunan dan rahmat Allah Ta'ala. Namun, terhadap orang lain, Allah justru membukakan hati mereka untuk melihat kemuliaan amalnya. Aib dan dosanya ditutup oleh Allah Ta'ala. Orang semacam inilah yang termasuk orang beruntung.
Berbeda dengan orang celaka, dia tidak mampu melihat atau menyadari dosanya sendiri. Dia merasa suci, mulia, dan calon ahli surga. Dia merasa saleh sendiri. Padahal, terhadap orang lain, Allah Ta'ala membukakan hati mereka untuk melihat aib dan kekurangannya.
"Orang semacam ini melihat dosanya bagaikan melihat lalat yang dianggap remeh. Dia cenderung ujub dan takabur pada amalnya. Inilah bahaya terbesar dalam hidup. Dia tidak sadar kalau hidup penuh dengan dosa," ungkap Aa Gym memberi nasihat.
Adakah di antara saudara yang membaca tulisan ini yang merasa tidak memiliki dosa atau merasa dosanya baru sedikit? Marilah kita bertobat. Persoalan terbesar dalam hidup ini adalah ketika memiliki banyak dosa, tetapi tidak merasa terancam dan tidak pula sanggup bertobat.
"Wahai Tuhanku! aku bukanlah orang yang pantas masuk surga, tetapi aku juga tidak mampu menahan panasnya api neraka. Maka terimalah tobatku, dan ampunilah dosa-dosaku. Karena hanya Engkau-lah yang dapat memberi maaf atas dosa-dosa yang besar."
"Dosaku bagaikan bilangan pasir, terimalah tobatku wahai Tuhanku yang memiliki keagungan. Umurku ini setiap hari berkurang, sedang dosaku selalu bertambah, bagaimana aku menanggungnya."
"Wahai Tuhanku, hamba-Mu yang berbuat dosa telah datang kepada-Mu dengan mengakui seluruh dosa, dan telah memohon kepada-Mu. Seandainya engkau mengampuni, memang Engkau lah yang berhak mengampuni. Jika Engkau Menolak, kepada siapa lagi aku berharap selain kepada-Mu?" (Abu Ali al-Hasan bin Hani al-Hakami)
Sumber:
Buku Ikhtiar Meraih Ridha Allah Jilid 1 karya Aa Gym
(rhs)