Renungan: Bergerak dari Satu Keinginan untuk Keinginan yang Lain

Sabtu, 10 April 2021 - 20:44 WIB
loading...
Renungan: Bergerak dari Satu Keinginan untuk Keinginan yang Lain
Ilustrasi/Ist
A A A
Keinginan bagai sumur tanpa dasar. Begitulah. Suatu kali seseorang mengiba minta pekerjaan kepada rekannya. Sang rekan memberi pekerjaan dengan embel-embel mengingatkan bahwa gajinya kecil. "Nggak apa yang penting saya bisa bekerja," kata sang pengiba itu.



Beberapa bulan dia bekerja. Kehidupan ia pun berubah dari seorang penganggur menjadi orang kantoran. Tapi pagi itu dia datang pada seorang rekan yang lain. "Kerja ini banyak tuntutan tapi gaji kecil," katanya mulai nyinyir dan protes.

Keinganan manusia memang tiada habisnya. Dulu minta perkerjaan, setelah diterima bekerja, ingin gaji tinggi. Dan percayalah, setelah itu akan minta fasilitas ini itu dan setelah itu minta yang lain lagi. Itu sudah menjadi tabiat manusia.

Tersebutlah sebuah kerajaan nan makmur di jaman dulu. Rajanya amat berkuasa dan kaya raya. Pagi itu, raja keluar dari istananya untuk plesir. Di tengah jalan sang raja bertemu dengan seorang pengemis. "Apa yang engkau inginkan?" tanya raja pada pengemis itu.

Kere itu tertawa lalu berkata, "Anda bertanya begitu seolah-olah dapat memenuhi keinginan saya."

Raja tersinggung. Dengan wajah garang berkata, "Tentu saja aku bisa memenuhi keinginan kamu. Katakan saja, apa yang kamu inginkan?"

"Berpikirlah dua kali sebelum Anda menjanjikan sesuatu," ucap pengemis itu enteng sembari tersenyum sinis.



"Aku akan memenuhi apa saja yang kamu minta. Aku ini seorang raja yang sangat kuat. Tak mungkin aku tak mampu memenuhi keinginan kamu. Katakan saja, apa keinginan kamu," suara raja meninggi.

"Saya meminta sesuatu yang sederhana, lihatlah ini mangkok," kata pengemis itu sembari menyodorkan benda cekung di tangannya. "Isilah mangkok ini dengan sesuatu," lanjutnya.

"Tentu saja!" Raja menjawab dengan tak sabar.

Raja lalu memerintahkan salah seorang wazir. " Isi mangkok pengemis itu dengan uang." Wazir itu menjalankan perintah sang raja, mengisi mangkok pengemis dengan uang.

Anehnya, tiap keping uang yang dimasukan ke dalam mangkok langsung menghilang. Wazir memasukkan uang lebih banyak lagi ke dalam mangkok, berkali-kali dan setiap kali dimasukkan tak ada bekas. Mangkok pengemis itu tetap saja kosong.



Seluruh penghuni istana berkumpul. Orang-orang yang mendengar berita ini berbondong-bondong menuju lokasi. Terjadilah kerumunan besar. Prestise raja dipertaruhkan. "Jika seluruh kerajaan harus hilang, saya siap. Tapi aku tidak bisa dikalahkan oleh pengemis ini," ucap raja dengan mata merah.

Berlian, mutiara, emas dan zamrud semuanya dikeluarkan dari peti kerajaan dan dimasukkan ke dalam mangkok pengemis. Ajaibnya, mangkuk mengemis itu tak memiliki dasar. Segala sesuatu yang dimasukkan ke dalamnya segera menghilang.

Akhirnya, malam tiba, orang-orang berdiri di berkerumun dalam keheningan total. Tiba-tiba raja menjatuhkan diri dan merangkul kaki pengemis itu. Ia mengaku kalah. "Aku kalah," katanya mengiba. "Tapi sebelum kau pergi, pemenuhilah rasa ingin tahu saya. Terbuat dari apakah mangkuk itu?" tanya raja dengan lunglai.

Pengemis itu tertawa mengejek lalu berkata, "Mangkuk ini terdiri rahasia pikiran manusia. Terbuat dari keinginan manusia."

Pemahaman ini mengubah kehidupan. Tatkala Anda pergi ke salah satu keinginan, apa yang Anda dapatkan? Pertama ada kegairahan besar, getaran yang besar juga petualangan. Sesuatu akan terjadi, Anda berada di ambang itu. Maka Anda memiliki kereta dan istana dan semua berlian di dunia. Tapi kini tiba-tiba semua tidak berarti lagi.
Halaman :
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1730 seconds (0.1#10.140)