Apa Malam Kemuliaan Itu dan Apa Arti Malam Qadar?

Jum'at, 23 April 2021 - 04:02 WIB
loading...
A A A
وَمَا يُدۡرِيۡكَ لَعَلَّ السَّاعَةَ تَكُوۡنُ قَرِيۡبًا

Dan tahukah kamu, boleh jadi hari berbangkit itu adalah dekat waktunya?
( QS Al-Ahzab [33]: 63 )

وَمَا يُدۡرِيۡكَ لَعَلَّ السَّاعَةَ قَرِيۡبٌ

Dan tahukah kamu, boleh jadi hari kiamat itu (sudah) dekat? ( QS Al-Syura [42]: 17 ).

وَمَا يُدۡرِيۡكَ لَعَلَّهٗ يَزَّكّٰٓ

Tahukah kamu barangkali ia ingin membersihkan diri (dan dosa)?
( QS 'Abasa [80]: 3 ).

Dua ayat pertama di atas mempertanyakan dengan ma yudrika menyangkut waktu kedatangan kiamat, sedang ayat ketiga berkaitan dengan kesucian jiwa manusia. "Ketiga hal tersebut tidak mungkin diketahui manusia," jelas Quraish Shihab.

Secara gamblang Al-Quran --demikian pula As-Sunnah--menyatakan bahwa Nabi SAW tak mengetahui kapan datangnya hari kiamat, tidak pula mengetahui tentang-perkara yang gaib.

Ini berarti bahwa, kata Quraish, ma yudrika digunakan oleh Al-Quran untuk hal-hal yang tidak mungkin diketahui walau oleh Nabi SAW sendiri, sedang wa ma adraka, walau berupa pertanyaan namun pada akhirnya Allah SWT menyampaikannya kepada Nabi SAW sehingga informasi lanjutan dapat diperoleh dari beliau.

Demikian perbedaan kedua kalimat tersebut.



Ini berarti bahwa persoalan Lailat Al-Qadar, menurut Quraish lagi, harus dirujuk kepada Al-Quran dan Sunnah Rasulullah SAW, karena di sanalah kita dapat memperoleh informasinya.

Kembali kepada pertanyaan semula, apa malam kemuliaan itu? Apa arti malam Qadar, dan mengapa malam itu dinamai demikian? Di sini ditemukan berbagai jawaban.

Quraish Shihab menjelaskan, kata qadar sendiri paling tidak digunakan untuk tiga arti:

Pertama, penetapan dan pengaturan sehingga Lailat Al-Qadar dipahami sebagai malam penetapan Allah bagi perjalanan hidup manusia. Pendapat ini dikuatkan oleh penganutnya dengan firman Allah dalam surat Ad-Dukhan ayat 3 yang disebut di atas. (Ada ulama yang memahami penetapan itu dalam batas setahun).

Al-Quran yang turun pada malam Lailat Al-Qadar, diartikan bahwa pada malam itu Allah SWT mengatur dan menetapkan khiththah dan strategi bagi Nabi-Nya Muhammad SAW, guna mengajak manusia kepada agama yang benar, yang pada akhirnya akan menetapkan perjalanan sejarah umat manusia baik sebagai individu maupun kelompok.

Kedua, kemuliaan. Malam tersebut adalah malam mulia tiada bandingnya. Ia mulia karena terpilih sebagai malam turunnya Al-Quran, serta karena ia menjadi titik tolak dari segala kemuliaan yang dapat diraih. Kata qadar yang berarti mulia ditemukan dalam surat Al-An'am (6): 91 yang berbicara tentang kaum musyrik:

Mereka itu tidak memuliakan Allah dengan kemuliaan yang semestinya, tatkala mereka berkata bahwa Allah tidak menurunkan sesuatu pun kepada masyarakat.

Ketiga sempit. Malam tersebut adalah malam yang sempit, karena banyaknya malaikat yang turun ke bumi, seperti yang ditegaskan dalam surat Al-Qadr:

Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan Ruh ((Jibril) dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan.

Kata qadar yang berarti sempit digunakan Al-Quran antara lain dalam surat Al-Ra'd (13): 26:

Allah melapangkan rezeki yang dikehendaki dan mempersempit (bagi yang dikehendaki-Nya).
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1953 seconds (0.1#10.140)