Kisah Utsman bin Affan Membakar Mushaf Al-Quran, selain Mushafnya Sendiri
loading...
A
A
A
Khalifah Utsman bin Affan membakar mushaf-mushaf Al-Qur'an selain Mushaf Utsman dalam rangkamenyeragamkan bacaan al-Qur'an. Sejumlah sahabat dan Tabiin sempat marah dengan tindakannya itu. Mereka mengecam Utsman karena mengerjakan pekerjaan yang tidak dilakukan oleh pendahulunya, Abu Bakar Ah-Shiddiq dan Umar bin Khattab .
Muhammad Husain Haekal dalam bukunya yang diterjemahkan Ali Audah berjudul "Usman bin Affan, Antara Kekhalifahan dengan Kerajaan" (Pustaka Litera AntarNusa, 1987) mengisahkanketika itu Huzaifah bin al-Yaman bersama pasukan Muslimin yang lain terlibat dalam perang di Armenia dan di Azerbaijan , pada tahun kedua atau ketiga kekhalifahan Utsman.
Dalam perang itu terdapat banyak orang Syam yang membaca menurut bacaan Miqdad bin Aswad dan Abu ad-Darda', jemaah Irak membacanya menurut bacaan Ibn Mas'ud dan Abu Musa al-Asy'ari .
Dalam mengutamakan pilihan bacaan itu sebagian mereka ada yang sudah melampaui batas sehingga timbul perselisihan yang membuat mereka tercerai-berai, makin lama makin menjadi-jadi, sehingga yang seorang berkata kepada yang lain: "Bacaan saya lebih baik dari bacaanmu."
Perselisihan itu sudah mencapai puncaknya, hampir saja menjadi keributan. Mereka berselisih dan saling menuduh, saling melaknat, yang satu mengafirkan dan yang lain menganggap diri benar.
Melihat perselisihan mereka dengan saling mengeluarkan kata-kata kotor serupa itu, Huzaifah cepat-cepat pulang ke Madinah dan langsung menemui Khalifah Utsman sebelum pulang ke rumahnya, dengan mengatakan: "Cepat selamatkan umat ini sebelum menemui kehancuran!"
"Mengenai apa?" tanya Utsman.
"Mengenai Kitabullah," kata Huzaifah lagi. "Saya mengikuti ekspedisi itu dan bersama-sama dengan mereka yang dari Irak, Syam dan Hijaz."
Kemudian ia menceritakan kejadian di atas mengenai perselisihan tentang bacaan itu seraya katanya: "Saya khawatir mereka akan berselisih tentang Kitab Suci kita seperti orang-orang Yahudi dan Nasrani."
Utsman melihat ini memang berbahaya. Ia mengumpulkan beberapa orang untuk membicarakan masalah ini. Menjawab pertanyaan mereka tentang pendapatnya ia berkata: "Menurut hemat saya orang harus sepakat dengan hanya ada satu macam bacaan. Kalau sekarang kita berselisih, maka perselisihan generasi sesudah kita akan lebih parah lagi."
Kalangan pemikir menyetujui pendapatnya itu. Kemudian ia mengutus orang kepada Hafsah dengan permintaan agar mengirimkan Mushaf yang di tangan Abu Bakar untuk disalin ke dalam beberapa mushaf.
Demikianlah terjadinya pertama kali pengumpulan Mushaf Utsman dan penyeragamannya dalam bacaan Qur'an. Soalnya karena Mushaf Abu Bakar semasa hidupnya ada di tangan Abu Bakar, kemudian di tangan Umar, setelah itu ada pada Ummulmukminin Hafsah binti Umar.
Mushaf Usman
Utsman memerintahkan kepada Zaid bin Sabit al-Ansari untuk menuliskan mushaf itu dan diimlakan oleh Sa'id bin As al-Umawi, dengan disaksikan oleh Abdullah bin Zubair dan Abdur-Rahman bin Haris bin Hisyam al-Makhzumi.
Kepada mereka dimintanya jika ada yang mereka perselisihkan supaya ditulis menurut logat Mudar, sebab Qur'an diturunkan kepada orang dari Mudar.
Sesudah penulisan itu selesai didasarkan pada satu macam bacaan, Utsman memerintahkan untuk menuliskan satu mushaf untuk Syam, satu mushaf untuk Mesir, satu mushaf dikirimkan ke Basrah, satu mushaf untuk Kufah, untuk Makkah dikirim satu mushaf dan untuk Yaman juga satu mushaf. Satu mushaf ditinggalkan di Madinah. Umat sudah puas dengan semua mushaf ini, dan orang menamakannya Mushaf Utsman, sebab ditulis atas perintah Utsman, kendati tidak ditulis dengan tangannya sendiri.
Sesudah mushaf-mushaf itu dikirimkan ke kota-kota tadi dan Khalifah mewajibkan supaya bacaan itu yang dipakai, ia memerintahkan mushaf-mushaf yang lain dikumpulkan dan dibakar.
Muhammad Husain Haekal dalam bukunya yang diterjemahkan Ali Audah berjudul "Usman bin Affan, Antara Kekhalifahan dengan Kerajaan" (Pustaka Litera AntarNusa, 1987) mengisahkanketika itu Huzaifah bin al-Yaman bersama pasukan Muslimin yang lain terlibat dalam perang di Armenia dan di Azerbaijan , pada tahun kedua atau ketiga kekhalifahan Utsman.
Dalam perang itu terdapat banyak orang Syam yang membaca menurut bacaan Miqdad bin Aswad dan Abu ad-Darda', jemaah Irak membacanya menurut bacaan Ibn Mas'ud dan Abu Musa al-Asy'ari .
Dalam mengutamakan pilihan bacaan itu sebagian mereka ada yang sudah melampaui batas sehingga timbul perselisihan yang membuat mereka tercerai-berai, makin lama makin menjadi-jadi, sehingga yang seorang berkata kepada yang lain: "Bacaan saya lebih baik dari bacaanmu."
Perselisihan itu sudah mencapai puncaknya, hampir saja menjadi keributan. Mereka berselisih dan saling menuduh, saling melaknat, yang satu mengafirkan dan yang lain menganggap diri benar.
Melihat perselisihan mereka dengan saling mengeluarkan kata-kata kotor serupa itu, Huzaifah cepat-cepat pulang ke Madinah dan langsung menemui Khalifah Utsman sebelum pulang ke rumahnya, dengan mengatakan: "Cepat selamatkan umat ini sebelum menemui kehancuran!"
"Mengenai apa?" tanya Utsman.
"Mengenai Kitabullah," kata Huzaifah lagi. "Saya mengikuti ekspedisi itu dan bersama-sama dengan mereka yang dari Irak, Syam dan Hijaz."
Kemudian ia menceritakan kejadian di atas mengenai perselisihan tentang bacaan itu seraya katanya: "Saya khawatir mereka akan berselisih tentang Kitab Suci kita seperti orang-orang Yahudi dan Nasrani."
Utsman melihat ini memang berbahaya. Ia mengumpulkan beberapa orang untuk membicarakan masalah ini. Menjawab pertanyaan mereka tentang pendapatnya ia berkata: "Menurut hemat saya orang harus sepakat dengan hanya ada satu macam bacaan. Kalau sekarang kita berselisih, maka perselisihan generasi sesudah kita akan lebih parah lagi."
Kalangan pemikir menyetujui pendapatnya itu. Kemudian ia mengutus orang kepada Hafsah dengan permintaan agar mengirimkan Mushaf yang di tangan Abu Bakar untuk disalin ke dalam beberapa mushaf.
Demikianlah terjadinya pertama kali pengumpulan Mushaf Utsman dan penyeragamannya dalam bacaan Qur'an. Soalnya karena Mushaf Abu Bakar semasa hidupnya ada di tangan Abu Bakar, kemudian di tangan Umar, setelah itu ada pada Ummulmukminin Hafsah binti Umar.
Mushaf Usman
Utsman memerintahkan kepada Zaid bin Sabit al-Ansari untuk menuliskan mushaf itu dan diimlakan oleh Sa'id bin As al-Umawi, dengan disaksikan oleh Abdullah bin Zubair dan Abdur-Rahman bin Haris bin Hisyam al-Makhzumi.
Kepada mereka dimintanya jika ada yang mereka perselisihkan supaya ditulis menurut logat Mudar, sebab Qur'an diturunkan kepada orang dari Mudar.
Sesudah penulisan itu selesai didasarkan pada satu macam bacaan, Utsman memerintahkan untuk menuliskan satu mushaf untuk Syam, satu mushaf untuk Mesir, satu mushaf dikirimkan ke Basrah, satu mushaf untuk Kufah, untuk Makkah dikirim satu mushaf dan untuk Yaman juga satu mushaf. Satu mushaf ditinggalkan di Madinah. Umat sudah puas dengan semua mushaf ini, dan orang menamakannya Mushaf Utsman, sebab ditulis atas perintah Utsman, kendati tidak ditulis dengan tangannya sendiri.
Sesudah mushaf-mushaf itu dikirimkan ke kota-kota tadi dan Khalifah mewajibkan supaya bacaan itu yang dipakai, ia memerintahkan mushaf-mushaf yang lain dikumpulkan dan dibakar.