Kisah Abdullah bin Hudzafah Mencium Kepala Kaisar Romawi

Kamis, 29 April 2021 - 04:05 WIB
loading...
Kisah Abdullah bin Hudzafah Mencium Kepala Kaisar Romawi
Ilustrasi pasukan Nasrani/Ist
A A A
PERTEMUAN Abdullah bin Hudzafah As Sahmy dengan Kaisar Agung Kerajaan Rum, terjadi pada masa pemerintahan Khalifah Umar bin Khattab Al-Faruq. Kisahnya merupakan kisah yang amat mengagumkan.



Pada tahun kesembilan-belas Hijriyah, Khalifah Umar mengirim angkatan perang kaum muslimin memerangi kerajaan Rum. Dalam pasukan itü terdapat seorang perwira senior, Abdullah bin Hudzafah As Sahmy. Kaisar Rum telah mengetahui keunggulan dan sifat-sifat tentara muslimin. Sumber kekuatan mereka ialah Iman yang membaja, dan kedalaman aqidah, serta keberanian mereka menghadang maut. Mati fisabilillah menjadi tekad dan cita-cita hidup mereka.

Kaisar memerintahkan kepada para perwiranya, “Jika kalian berhasil menawan tentara muslimin, jangan kalian bunuh mereka. Tetapi bawa ke hadapanku!”

Ditakdirkan Allah, Abdullah bin Hudzafah tertawan. Abdullah dibawa mereka ke hadapan Baginda Kaisar. Kata mereka, “Tawanan ini adalah sahabat Muhammad. Dia termasuk sahabat senior, dari kelompok yang pertama-tama masuk Islam. Dia tertawan, lalu kami bawa ke hadapan Paduka.”

Lama juga kaisar memperhatikan Abdullah bin Hudzafah. Sesudah itu baru dia berkata, “Saya hendak menawarkan sesuatu kepada engkau.”

“Apa yang hendak Anda tawarkan?” tanya Abdullah.

“Maukah engkau masuk agama Nasrani ? Jika engkau mau, saya bebaskan engkau, kemudian saya beri pula hadiah besar,” kata Kaisar.

Abdullah menarik nafas dalam-dalam, lalu menjawab: ‘Yaah ...., aku lebih suka mati seribu kali daripada menerima tawaran Anda.”



Kata Kaisar, “Saya lihat engkau seorang perwira yang pintar. Jika engkau mau menerima tawaranku, saya angkat engkau menjadi pembesar kerajaan, dan saya bagi kekuasaan saya dengan engkau.”

Abdullah yang diborgol itu tersenyum. Kemudian ia berkata: “Demi Allah! Seandainya Anda berikan kepadaku semua kerajaan Anda, ditambah dengan semua kerajaan Arab, agar aku keluar dari agama Muhammad agak sebentar saja, niscayalah aku tidak dapat menerimanya.”

Kata Kaisar, “Kalau begitu, saya bunuh engkau!”

Jawab Abdullah, “Silakan...! Lakukanlah sesuka Anda!”

Raja memerintahkan mengikat Abdullah di kayu salib. Kemudian diperintahkannya tukang panah memanah lengan Abdullah.

Sesudah itu Kaisar bertanya, “Bagaimana...? Maukah engkau masuk agama Nasrani?”

“Tidak!” kata Abdullah menahan perih akibat luka panah.

“Panah kakinya!” perintah Kaisar. Maka dipanah orang pula kakinya.

“Nah! Maukah engkau pindah agama?” tanya Kaisar membujuk ‘Abdullah tetap menolak.

Sesudah itu Kaisar menghentikan pesiksaan dengan panah. Abdullah diturunkan dari tiang salib. Kemudian Kaisar meminta sebuah kuali besar, lalu dituangkan minyak ke dalamnya dan diletakkan orang di atas tungku berapi.
Halaman :
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1668 seconds (0.1#10.140)