Ramadhan Pergi, Berikut 5 Amalan yang Wajib Kita Jaga

Kamis, 20 Mei 2021 - 05:01 WIB
loading...
Ramadhan Pergi, Berikut 5 Amalan yang Wajib Kita Jaga
Suasana ibadah Qiyam di Masjdi Nabawi Madinah saat Ramadhan kemarin. Kaum muslimin hendaknya tetap menjaga amal-amal baik setelah Ramadhan. Foto/dok Haramain Servant
A A A
Apa yang tersisa dalam diri kita setelah berakhirnya Ramadhan? Adakah bekas-bekas kebaikan tampak pada diri kita setelah keluar dari madrasah Ramadhan?

Semoga kita tidak termasuk dalam kategori orang yang hanya beribadah selama di Ramadhan saja, kemudian selepas itu meninggalkannya. Imam Bisyr bin al-Harits al-Hafi rahimahullah pernah ditanya tentang orang-orang rajin dan sungguh-sungguh beribadah di bulan Ramadhan saja, maka beliau menjawab:

بئس القوم لا يعرفون لله حقا إلا في شهر رمضان إن الصالح الذي يتعبد ويجتهد السنة كلها

"Mereka adalah kaum yang sangat buruk. Mereka tidak mengenal hak Allah kecuali hanya di bulan Ramadan saja. Sesungguhnya hamba yang yang saleh adalah orang yang rajin dan sungguh-sungguh beribadah sepanjang tahun penuh."



Karena itu, hendaknya selepas Ramadhan, kebiasaan melakukan amal saleh tetap kita lanjutkan. Al-Habib Quraisy Baharun (pengasuh Ponpes Ash-Shidqu Kuningan) mengingatkan kita agar menjaga lima amalan selepas Ramadhan.

Berakhirnya Ramadhan bukan berarti berhentinya amalan-amalam baik. Bertikut lima amalan yang wajib kita jaga dan dihidupkan dengan istiqamah.

1. Tetap Menjaga Sholat Lima Waktu
Di bulan Ramadhan, kaum muslimin semangat menjaga sholat wajib, berbeda dengan bulan-bulan lainnya. Orang yang sebelumnya malas ke masjid atau sering bolong mengerjakan sholat fardhu, di bulan Ramadhan terlihat bersemangat mengerjakan sholat lima waktu.

Setelah Ramadhan berlalu, sholat berjamaah 5 waktu hendaklah dijaga. Keutamaan orang yang menjaga sholat lima waktu, disampaikan oleg baginda Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dalam sabda beliau:

قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ افْتَرَضْتُ عَلَى أُمَّتِكَ خَمْسَ صَلَوَاتٍ وَعَهِدْتُ عِنْدِى عَهْدًا أَنَّهُ مَنْ حَافَظَ عَلَيْهِنَّ لِوَقْتِهِنَّ أَدْخَلْتُهُ الْجَنَّةَ وَمَنْ لَمْ يُحَافِظْ عَلَيْهِنَّ فَلاَ عَهْدَ لَهُ عِنْدِى

"Allah 'azza wajalla berfirman: 'Aku wajibkan bagi umatmu salat lima waktu. Aku berjanji pada diriku bahwa barangsiapa yang menjaganya pada waktunya, Aku akan memasukkannya ke dalam surga. Adapun orang yang tidak menjaganya, maka aku tidak memiliki janji padanya’." (HR. Ibnu Majah, hasan)

Sholat jamaah di masjid juga memiliki keutamaan yang sangat mulia dibanding salat sendirian. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

صَلاَةُ الْجَمَاعَة أفْضَلُ مِنْ صَلاَةِ الْفَذِّ بِسَبْعٍ وَعِشْرِينَ دَرَجَةً

"Sholat jamaah lebih utama dari salat sendirian sebanyak 27 derajat.” (HR. Bukhari dan Muslim)

2. Melanjutkan Puasa Sunnah di Luar Ramadhan
Berakhirnya Ramadhan bukan berarti seorang mukmin terputus dari ibadah puasa. Syariat puasa tetap diperintahkan di luar bulan Ramadan. Diriwayatkan dari sahabat Abu Ayyub Al-Anshari, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

من صامَ رمضانَ ثم أتْبَعه ستاً من شوالٍ كان كصيام الدهر

"Barangsiapa berpuasa Ramadhan, lalu dilanjutkan dengan puasa enam hari di bulan Syawal, maka seolah-olah dia berpuasa setahun penuh” (HR Muslim)

Nabi shallallahu 'alaihi wasallam juga bersabda: "Puasa tiga hari dalam setiap bulan (hijriyah), serta Ramadan ke Ramadan, semua itu seolah- olah berpuasa setahun penuh." (HR Muslim)

Selain itu juga disunnahkan untuk puasa pada hari Senin dan Kamis.

كانَ النبيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يتَحَرَّى صيامَ الاثنين والخميس

"Nabi shalllallahu ‘alaihi wasallam senantiasa menjaga puasa Senin dan Kamis" (H.R Tirmidzi, sahih)

Seorang muslim juga hendaknya melaksanakan puasa-puasa sunnah yang lainnya seperti puasa Daud, puasa ‘Arafah, dan puasa ‘Asyura (10 Muharram).

3. Melanjutkan Kebiasaan Bersedekah
Barangkali sudah banyak harta yang sudah kita sedekahkan di bulan Ramadhan. Kini masa itu telah lewat. Namun demikian, bukan berarti kita berhenti dalam memberikan sedekah. Kita tetap diperintahkan untuk memperbanyak sedekah meskipun di luar bulan Ramadhan. Perhatikan janji Allah dalam ayat berikut:

إِنَّ الْمُصَّدِّقِينَ وَالْمُصَّدِّقَاتِ وَأَقْرَضُوا اللَّهَ قَرْضاً حَسَناً يُضَاعَفُ لَهُمْ وَلَهُمْ أَجْرٌ كَرِيمٌ

"Sesungguhnya orang-orang yang membenarkan (Allah dan Rasul-Nya) baik laki-laki maupun perempuan dan meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, niscaya akan dilipatgandakan (pembayarannya) kepada mereka; dan bagi mereka pahala yang banyak." (Al-Hadid :18).

Rasulullah juga bersabda:

والصدقة تطفىء الخطيئة كما تطفىء الماء النار

"Sedekah dapat menghapus dosa sebagaimana air dapat memadamkan api." (HR at-Tirmidzi)

4. Terus Semangat Menuntut Ilmu
Di bulan Ramadhan banyak majelis ilmu yang bisa kita hadiri. Seiring berakhirnya bulan Ramadhan, bukan berarti berakhir pula kegiatan kita menuntut ilmu. Ketahuilah saudaraku, menuntut ilmu adalah kewajiban setiap muslim. Nabi kita yang mulia shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

طلب العلم فريضة على كل مسلم

"Menuntut ilmu adalah kewajiban setiap muslim." (HR Ibnu Majah)

Kebutuhan kita akan ilmu sangatlah penting melebihi kebutuhan kita terhadap makan dan minum. Dengan berilmu, seseorang akan mendapatkan banyak kebaikan. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: "Barangsiapa yang Allah kehendaki kebaikan baginya, maka Allah akan memahamkan baginya ilmu agama" (HR Al-Bukhari dan Muslim)

5. Berusaha Maksimal Meninggalkan Maksiat
Ramadhan mengajarkan untuk menjauhi maksiat. Maksiat memang dilarang setiap waktu, bukan hanya di bulan Ramadhan saja. Namun kala Ramadhan, kita lebih diperintahkan dengan keras untuk menjauhinya.

Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

مَنْ لَمْ يَدَعْ قَوْلَ الزُّورِ وَالْعَمَلَ بِهِ فَلَيْسَ لِلَّهِ حَاجَةٌ فِى أَنْ يَدَعَ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ

"Barangsiapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta dan justru mengamalkannya, maka Allah tidak butuh dari rasa lapar dan haus yang dia tahan." (HR. Al-Bukhari)

Di bulan Ramadhan, kita termotivasi untuk taat dan kita pun lebih mudah untuk menghilangkan maksiat. Satu bulan kita dilatih untuk hal itu. Selepas Ramadhan, semangat untuk meninggalkan perbuatan maksiat harus tetap ada. Bagaimanapun juga, maksiat akan mematikan hati dan merupakan sumber bencana di dunia dan akhirat.

Kebiasaan Ramadhan hendaknya membekas, dan terus kita lanjutkan secara kontinyu meskipun sedikit. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

أَحَبُّ الأَعْمَالِ إِلَى اللَّهِ تَعَالَى أَدْوَمُهَا وَإِنْ قَلَّ

"Amalan yang paling dicintai oleh Allah ta’ala adalah amalan yang kontinyu walaupun itu sedikit." (HR Muslim)

Allah Ta'ala berfirman:

وَاعْبُدْ رَبَّكَ حَتَّى يَأْتِيَكَ الْيَقِين

"Dan beribadahlah kepada Rabb-mu sampai datang kepadamu al-yaqin (ajal)” ( Al Hijr :99)

Demikian lima amalan yang sangat penting untuk kita hidupkan. Semoga Ramadhan tahun ini menjadi Ramadhan yang membekas. Kita juga berdoa semoga Allah senantiasa memberikan taufik kepada kita untuk senantiasa bersemangat melaksanakan ibadah selepas Ramadhan.

(rhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2567 seconds (0.1#10.140)