Pesan Gus Baha Agar Tidak Ditanya Malaikat di Alam Kubur

Jum'at, 04 Juni 2021 - 05:00 WIB
loading...
Pesan Gus Baha Agar Tidak Ditanya Malaikat di Alam Kubur
Gus Baha mengisi Mauidhoh hasanah pada Haul ke-62 KH Raden Asnawi Kudus 19 Februari 2020 lalu. Foto/dok Santri Gayeng
A A A
Alam kubur adalah rumah pertama sebelum memasuki alam akhirat. Bila selamat di kubur, maka yang setelahnya akan lebih mudah. Sebaliknya, bila tidak selamat di kubur, maka setelahnya pun lebih sulit.

Mereka yang disiksa di alam kubur umumnya karena tidak mengenal Allah dan mengabaikan perintah-Nya. KH Bahauddin Nursalim yang akrab disapa Gus Baha menyampaikan tips agar tidak ditanya Malaikat di alam kubur.



Berikut pesan Gus Baha saat mengisi Mauidhoh Hasanah Haul ke-62 KH Raden Asnawi Kudus 19 Februari 2020 sebagaimana dilansir dari iqra.id. Gus Baha menceritakan bahwa Sayyidina Ali karamallahu wajhah pernah mengalami kasyaf (melihat alam gaib) tentang Sayyidina Umar radhiyallahu 'anhu membentak Malaikat Munkar-Nakir saat ditanya di alam kubur.

Dikisahkan, Sayyidina Umar enggan menjawab pertanyaan Malaikat: "Man Rabbuka wa man Nabiyyuka (siapa Tuhanmu dan siapa Nabimu) karena beralasan dirinya merupakan teman dari Nabi Muhammad sebagai kekasih Allah.

Singkat cerita, akhirnya pertanyaan kepada Umar tidak dilanjutkan oleh Munkar-Nakir setelah Allah membenarkan pengakuan Umar.

Kata Gus Baha, peristiwa itu merupakan kabar gembira. Akan tetapi, kita ini kan tidak punya nyali untuk membentak Munkar-Nakir. Oleh karenanya, Gus Baha memberikan semacam tips bagi beberapa orang agar kelak di alam kubur tidak mendapatkan pertanyaan dari malaikat.

"Semoga dengan gelar kita seperti Doktor Tafsir, Doktor Tauhid, Guru Tauhid, atau paling tidak siswa terbaik dalam materi Tauhid, harus kita bawa status itu ketika di alam kubur," tutur Pengasuh Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an LP3IA Kragan, Rembang.

Nanti di alam kubur (ngomong kepada malaikat), 'Saya ini rangking satu Tauhid, masak masih ditanya Man Rabbuka wa Man Nabiyyuka (siapa Tuhanmu dan siapa Nabimu)?'.

Menurut Gus Baha, cara demikian itu sah-sah saja. "Anda tidak usah protes, mana dalilnya, Gus?' Tidak usah dalil-dalilan," ungkapnya.

Gus Baha akhirnya menegaskan dalilnya adalah wali-wali Allah itu لاخوف عليهم ولاهم يحزنون (tiada ketakutan dan tiada keresahan). Mereka tidak akan mengalami ketakutan baik di dunia maupun di akhirat.

Kata Gus Baha, sebetulnya Sayyidina Ali mengandalkan temannya (Nabi Muhammad), bukan dirinya sendiri. Sehingga tidak semua orang di alam kubur akan mendapatkan pertanyaan 'Man Rabbuka (siapa Tuhanmu?)'.

Menemukan Allah Lewat Ilmu Matematika
Gus Baha mengungkapkan, kamu harus punya rumus Tauhid seperti Imam Amudy menemukan Tuhan. Beliau menemukan Allah lewat ilmu Matematika.

Saking senangnya Allah, ia (Imam Amudy) lantas disuruh untuk mengajarkan Tauhid kepada para Malaikat. "Wahai para Malaikat, kalian harus mendengar, inilah orang alim yang ahli Matematika!" kata Allah.

Imam Amudy lah yang justru mengerti bahwa asal-usul alam semesta itu dari Dzat yang Satu (من الواحد القهار).

Akhirnya, Imam Amudy mulai mengajari Malaikat tentang hubungan antara angka dua, tiga, empat, hingga angka yang tidak terhingga. Semua itu berasal dari angka Satu.

Gus Baha menilai, iman seperti itu akan setingkat keyakinannya dan keakurasiannya sama dengan imannya para Malaikat.

Makanya Nabi bersabda:

طُوبَى لِمَنْ آمَنَ بِي وَلَمْ يَرَنِي

"Beruntung sekali orang yang mengimaniku, namun tidak pernah bertemu aku".
Halaman :
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1413 seconds (0.1#10.140)