Pekerjaan Iblis, Menghiasi yang Buruk Menjadi Indah
loading...
A
A
A
Menghiasi sesuatu yang buruk menjadi terlihat indah, itulah pekerjaan iblis dalam menipu manusia. Dia dan bala tentaranya, akan selalu memutarbalikkan fakta , mengiming-imingi sesuatu yang ternyata palsu, sehingga manusia terpedaya.
Di dalam Al-Qur’an Allah menyebut iblis sebagai penipu. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
وَلَا يَغُرَّنَّكُم بِاللَّهِ الْغَرُورُ
“Dan jangan sampai kamu terpedaya oleh penipu.” (QS. Luqman: 33)
Dalam ceramah dan kajian Islam ilmiah dengan pembahasan kitab Talbis Iblis di Jakarta, baru-baru ini, Ustadz Abu Ihsan Al-Atsaary menjelaskan, Iblis telah menipu Nabi Adam alaihissalam dengan menyebut pohon yang terlarang itu sebagai pohon keabadian dan kerajaan yang tidak akan fana.
Itulah yang dia ikrarkan di hadapan Allah Subhanahu wa Ta’ala.
… لَأُزَيِّنَنَّ لَهُمْ فِي الْأَرْضِ وَلَأُغْوِيَنَّهُمْ أَجْمَعِينَ
“Aku akan hiasi yang buruk itu menjadi baik…” (QS. Al-Hijr : 39)
Memutarbalikkan fakta adalah pekerjaan iblis dan pengikut-pengikutnya. Mereka menipu manusia, mengiming-imingi sesuatu yang ternyata itu palsu. Mereka menyebut sesuatu dengan selain namanya. Itu salah satu makar dan tipu daya iblis. Iblis menyebut barang-barang yang haram dengan nama-nama yang indah untuk menipu manusia.
Sebaliknya, hal-hal yang baik disebut dengan sebutan-sebutan yang buruk. Ketaatan disebut suatu kemunduran dan lain sebagainya. Karena itu, Allah Subhanahu wa Ta’ala melarang kita untuk menyembah setan:
أَلَمْ أَعْهَدْ إِلَيْكُمْ يَا بَنِي آدَمَ أَن لَّا تَعْبُدُوا الشَّيْطَانَ ۖ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِينٌ
“Bukankah Aku telah memerintahkan kepadamu wahai anak cucu Adam agar kamu jangan menyembah setan. Sesungguhnya setan itu musuh yang nyata bagi kamu.” (QS. Yasin : 60)
Apakah orang itu ruku’ sujud di depan setan? Mungkin tidak, tapi dia menuruti apa yang dibisikkan setan, dia menunjukkan ketundukan mutlak kepada setan, dia mengikuti apa yang dibisikkan oleh setan kepadanya.
Menurut Ustadz Abu Ihsan Al-Atsaary, ada sedikit manusia yang bisa membedakan mana bisikan malaikat dan mana bisikan setan. Tentunya ada alat untuk bisa membedakannya, yaitu ilmu. Dengan ilmu kita bisa membedakan godaan setan atau bisikan malaikat.
Karena ada malaikat yang menyertai kita, mereka adalah pendamping yang baik bagi anak Adam. Allah Subhanahu wa Ta’ala perintahkan mereka untuk menyertai anak Adam. Tapi kadang-kadang bisikan halus setan itu lebih terdengar, khususnya terhadap orang-orang yang jahil.
Allah Subhanahu wa Ta’ala perintahkan kita untuk menjadikan setan sebagai musuh. Salah satunya adalah menyelisihi segala sesuatu yang menjadi kebiasaan setan. Setan makan dan minum menggunakan tangan kiri, maka kita pakai tangan kanan. Setan tidak tidur siang, maka kita tidur. Demikian kita menyelisihi setan dalam segala hal.
Di dalam Al-Qur’an Allah menyebut iblis sebagai penipu. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
وَلَا يَغُرَّنَّكُم بِاللَّهِ الْغَرُورُ
“Dan jangan sampai kamu terpedaya oleh penipu.” (QS. Luqman: 33)
Dalam ceramah dan kajian Islam ilmiah dengan pembahasan kitab Talbis Iblis di Jakarta, baru-baru ini, Ustadz Abu Ihsan Al-Atsaary menjelaskan, Iblis telah menipu Nabi Adam alaihissalam dengan menyebut pohon yang terlarang itu sebagai pohon keabadian dan kerajaan yang tidak akan fana.
Itulah yang dia ikrarkan di hadapan Allah Subhanahu wa Ta’ala.
… لَأُزَيِّنَنَّ لَهُمْ فِي الْأَرْضِ وَلَأُغْوِيَنَّهُمْ أَجْمَعِينَ
“Aku akan hiasi yang buruk itu menjadi baik…” (QS. Al-Hijr : 39)
Baca Juga
Memutarbalikkan fakta adalah pekerjaan iblis dan pengikut-pengikutnya. Mereka menipu manusia, mengiming-imingi sesuatu yang ternyata itu palsu. Mereka menyebut sesuatu dengan selain namanya. Itu salah satu makar dan tipu daya iblis. Iblis menyebut barang-barang yang haram dengan nama-nama yang indah untuk menipu manusia.
Sebaliknya, hal-hal yang baik disebut dengan sebutan-sebutan yang buruk. Ketaatan disebut suatu kemunduran dan lain sebagainya. Karena itu, Allah Subhanahu wa Ta’ala melarang kita untuk menyembah setan:
أَلَمْ أَعْهَدْ إِلَيْكُمْ يَا بَنِي آدَمَ أَن لَّا تَعْبُدُوا الشَّيْطَانَ ۖ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِينٌ
“Bukankah Aku telah memerintahkan kepadamu wahai anak cucu Adam agar kamu jangan menyembah setan. Sesungguhnya setan itu musuh yang nyata bagi kamu.” (QS. Yasin : 60)
Apakah orang itu ruku’ sujud di depan setan? Mungkin tidak, tapi dia menuruti apa yang dibisikkan setan, dia menunjukkan ketundukan mutlak kepada setan, dia mengikuti apa yang dibisikkan oleh setan kepadanya.
Menurut Ustadz Abu Ihsan Al-Atsaary, ada sedikit manusia yang bisa membedakan mana bisikan malaikat dan mana bisikan setan. Tentunya ada alat untuk bisa membedakannya, yaitu ilmu. Dengan ilmu kita bisa membedakan godaan setan atau bisikan malaikat.
Karena ada malaikat yang menyertai kita, mereka adalah pendamping yang baik bagi anak Adam. Allah Subhanahu wa Ta’ala perintahkan mereka untuk menyertai anak Adam. Tapi kadang-kadang bisikan halus setan itu lebih terdengar, khususnya terhadap orang-orang yang jahil.
Allah Subhanahu wa Ta’ala perintahkan kita untuk menjadikan setan sebagai musuh. Salah satunya adalah menyelisihi segala sesuatu yang menjadi kebiasaan setan. Setan makan dan minum menggunakan tangan kiri, maka kita pakai tangan kanan. Setan tidak tidur siang, maka kita tidur. Demikian kita menyelisihi setan dalam segala hal.