Abu Muslim Al-Khaulani (1): Berbekal Iman, Nabi Palsu Gagal Membakarnya
loading...
A
A
A
Aswad : “Apakah Engkau bersaksi bahwa aku adalah rasul Allah?”
Abu Muslim: “Telingaku tersumbat, tak bisa mendengar kata-katamu.”
Aswad : “Kalau begitu, aku akan mencampakkanmu ke dalam api itu.”
Abu Muslim: “Bila engkau membakar aku dengan api dari kayu, engkau akan dibalas dengan api yang bahan bakarnya manusia dan batu-batu, di bawah penjagaan malaikat-malaikat yang perkasa, yang tidak menentang Allah Subhanahu wa Ta’ala dan senantiasa mematuhi perintah yang diberikan kepada mereka.
Aswad : “Aku tidak tergesa-gesa, aku beri engkau kesempatan untuk menggunakan otakmu. Apakah engkau tetap mengakui bahwa Muhammad adalah rasul Allah?”
Abu Muslim: “Benar. Aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba Allah dan rasul-Nya. Allah mengutusnya dengan membawa agama dan petunjuk yang benar. Allah menutup seluruh risalah-Nya dengan risalah yang dibawa oleh Muhammad.”
Aswad al-Ansi meninggikan nada suaranya.
Aswad : “Kamu bersaksi bahwa aku adalah utusan Allah?”
Abu Muslim: “Sudah aku katakan kepadamu, bahwa telingaku tersumbat sehingga tak bisa mendengar kata-katamu itu.”
Semakin naik pitamlah Aswad al-Ansi mendengar ketegasan jawaban, ketenangan serta ketegarannya.
Dia hendak memerintahkan agar Abu Muslim al-Khaulani dicampakkan ke dalam api, tapi tangan kanannya berusaha mencegahnya seraya berbisik di telinganya: “Anda tahu bahwa orang ini berjiwa suci, doanya mustajab, sementara Allah tak pernah membiarkan hamba-Nya yang beriman di saat-saat kritis.”
“Bila Anda lemparkan dia ke dalam api lalu ternyata Allah menyelamatkannya, maka semua yang kau bina dengan susah payah ini akan hancur dalam sekejap, karena orang-orang akan mengingkari kenabianmu saat itu juga. Bila engkau membakarnya dan dia mati, orang-orang akan mengaguminya, bahkan menyanjungnya sebagai syuhada. Oleh karena itu, lebih baik Anda melepaskan dia, asingkan saja dia dari negeri ini. Hindarilah dia, engkau akan menjadi lebih tenang dan bisa santai.”
Nabi palsu itu menerima saran tersebut. Dia membekaskan Abu Muslim lalu mengusirnya keluar dari Yaman. (Bersambung)
Abu Muslim: “Telingaku tersumbat, tak bisa mendengar kata-katamu.”
Aswad : “Kalau begitu, aku akan mencampakkanmu ke dalam api itu.”
Abu Muslim: “Bila engkau membakar aku dengan api dari kayu, engkau akan dibalas dengan api yang bahan bakarnya manusia dan batu-batu, di bawah penjagaan malaikat-malaikat yang perkasa, yang tidak menentang Allah Subhanahu wa Ta’ala dan senantiasa mematuhi perintah yang diberikan kepada mereka.
Aswad : “Aku tidak tergesa-gesa, aku beri engkau kesempatan untuk menggunakan otakmu. Apakah engkau tetap mengakui bahwa Muhammad adalah rasul Allah?”
Abu Muslim: “Benar. Aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba Allah dan rasul-Nya. Allah mengutusnya dengan membawa agama dan petunjuk yang benar. Allah menutup seluruh risalah-Nya dengan risalah yang dibawa oleh Muhammad.”
Aswad al-Ansi meninggikan nada suaranya.
Aswad : “Kamu bersaksi bahwa aku adalah utusan Allah?”
Abu Muslim: “Sudah aku katakan kepadamu, bahwa telingaku tersumbat sehingga tak bisa mendengar kata-katamu itu.”
Semakin naik pitamlah Aswad al-Ansi mendengar ketegasan jawaban, ketenangan serta ketegarannya.
Dia hendak memerintahkan agar Abu Muslim al-Khaulani dicampakkan ke dalam api, tapi tangan kanannya berusaha mencegahnya seraya berbisik di telinganya: “Anda tahu bahwa orang ini berjiwa suci, doanya mustajab, sementara Allah tak pernah membiarkan hamba-Nya yang beriman di saat-saat kritis.”
“Bila Anda lemparkan dia ke dalam api lalu ternyata Allah menyelamatkannya, maka semua yang kau bina dengan susah payah ini akan hancur dalam sekejap, karena orang-orang akan mengingkari kenabianmu saat itu juga. Bila engkau membakarnya dan dia mati, orang-orang akan mengaguminya, bahkan menyanjungnya sebagai syuhada. Oleh karena itu, lebih baik Anda melepaskan dia, asingkan saja dia dari negeri ini. Hindarilah dia, engkau akan menjadi lebih tenang dan bisa santai.”
Nabi palsu itu menerima saran tersebut. Dia membekaskan Abu Muslim lalu mengusirnya keluar dari Yaman. (Bersambung)
(mhy)