Berbuat Baik Kepada Binatang

Kamis, 17 Juni 2021 - 17:49 WIB
loading...
A A A
2. Tidak memeras tenaga binatang secara berlebihan

Dari sahabat Abdullah bin Ja’far radhiyallahu anhu, dia berkata,

فَدَخَلَ حَائِطًا لِرَجُلٍ الْأَنْصَارِ فَإِذَا جَمَلٌ، فَلَمَّا رَأَى النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَنَّ وَذَرَفَتْ عَيْنَاهُ، فَأَتَاهُ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَمَسَحَ ذِفْرَاهُ فَسَكَتَ، فَقَالَ: مَنْ رَبُّ هَذَا الْجَمَلِ، لِمَنْ هَذَا الْجَمَلُ؟ فَجَاءَ فَتًى مِنَ الْأَنْصَارِ فَقَالَ: لِي يَا رَسُولَ اللَّهِ. فَقَالَ: أَفَلَا تَتَّقِي اللَّهَ فِي هَذِهِ الْبَهِيمَةِ الَّتِي مَلَّكَكَ اللَّهُ إِيَّاهَا؟، فَإِنَّهُ شَكَا إِلَيَّ أَنَّكَ تُجِيعُهُ وَتُدْئِبُهُ

Nabi shallallahu alaihi wa sallam pernah masuk ke salah satu kebun milik orang Anshar untuk suatu keperluan. Di sana ada seekor unta. Ketika unta itu melihat Nabi shallallahu alaihi wa sallam, ia bersuara dan berlinang air matanya. Nabi shallallahu alaihi wa sallam lalu mendatanginya dan mengusap bagian belakang kepalanya. Unta itu pun diam.

Nabi shallallahu alaihi wa sallam bertanya, “Siapa tuan unta ini? Siapa pemilik unta ini?”

Datanglah (pemiliknya), seorang pemuda Anshar. Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Tidakkah kamu takut kepada Allah saat (memperlakukan) binatang ini, padahal Allah menjadikanmu memilikinya?! Sesungguhnya unta ini mengeluh kepadaku bahwa kamu membuatnya kelaparan dan meletihkannya dengan banyak bekerja.” (HR. Abu Dawud, Syaikh al-Albani menilainya sahih)



3. Menajamkan pisau yang akan digunakan untuk menyembelih

Pisau yang tumpul dan tidak tajam akan sulit digunakan untuk menyembelih sehingga binatang yang disembelih tersiksa. Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda,

إِنَّ اللهَ كَتَبَ الْإِحْسَانَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ فَإِذَا قَتَلْتُمْ فَأَحْسِنُوا الْقِتْلَةَ وَإِذَا ذَبَحْتُمْ فَأَحْسِنُوا الذِّبْحَةَ وَلْيُحِدَّ أَحَدُكُمْ شَفْرَتَهُ وَلْيُرِحْ ذَبِيْحَتَهُ

“Sesungguhnya Allah subhanahu wa ta’ala telah menentukan untuk berbuat baik terhadap segala sesuatu. Apabila kamu membunuh, baguskanlah dalam membunuh. Apabila kamu menyembelih, baguslah dalam cara menyembelih. Hendaklah salah seorang kalian menajamkan belatinya dan menjadikan binatang sembelihan cepat mati.” (HR. Muslim)

Namun, janganlah seorang mengasah belatinya di hadapan binatang yang akan disembelihnya. Dahulu Nabi shallallahu alaihi wa sallam pernah menegur orang yang melakukan demikian dengan sabdanya,

“Mengapa kamu tidak mengasah sebelum ini?! Apakah kamu ingin membunuhnya dua kali?!” (HR. ath-Thabarani dan al-Baihaqi. Syaikh al-Albani menilainya sahih)



4. Tidak memberi cap dengan besi yang dipanaskan pada wajah binatang

Sahabat Ibnu Abbas radhiyallahu anhuma meriwayatkan bahwa Nabi shallallahu alaihi wa sallam melewati seekor keledai yang dicap pada wajahnya. Beliau mengatakan,

لَعَنَ اللهُ الَّذِي وَسَمَهُ

“Allah melaknat orang yang memberinya cap.” (HR. Muslim)

Namun, boleh memberi cap pada binatang di selain wajah. Tidak menjadikan binatang yang hidup sebagai sasaran latihan memanah dan yang semisalnya. Sahabat Ibnu Umar radhiallahu anhuma berkata,

إِنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَعَنَ مَنِ اتَّخَذَ شَيْئًا فِيهِ الرُّوحُ غَرَضًا
Halaman :
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2772 seconds (0.1#10.140)