Urgensi Niat: Apakah Kamu Telah Melihat Allah? (1)
loading...
A
A
A
Afaf Baharits
Istri Eks Dubes Saudi Arabia untuk Indonesia
Apakah Kamu Telah Melihat Allah? Hari ini kita akan membahas pengantar tentang hidayah, merenungi masalah aqidah, memahami makna akhlak serta usaha menerjemahkannya dalam prilaku kita.
Saya mulai dengan bertanya kepada Anda, sudahkah Anda melihat Allah? Tanpa pikir panjang mungkin Anda akan menjawab tentu belum melihat Allah. Adapun saya akan menjawab: "Ya saya sudah melihat Allah, saya melihatnya dengan mata hati saya bukan dengan mata kepala saya."
Kehidupan ini dimulai dari yang terkecil hingga menjadi yang terbesar, di setiap sesuatu aku melihat Allah di hadapanku, aku melihat-Nya sementara aku sedang memegang pena dan menulis, dengan kehendak dan taufik-Nya kepadaku aku melakukan hal itu. Bahkan Allah telah memulai dengan memberikan nikmat-Nya sebelum kita berhak. Dia telah menganugrahkan kita dengan belajar, mengajarkan manusia hal yang tidak diketahuinya.
Aku melihat-Nya ketika aku minum air mineral yang sejuk. Aku teringat dengan firman-Nya: "Maka terangkanlah kepadaku tentang air yang kamu minum. Kamukah yang menurunkannya dari awan ataukah Kami yang menurunkan?. Kalau Kami kehendaki niscaya Kami jadikan dia asin, maka mengapakah kamu tidak bersyukur?" (QS. Al-Waqi'ah [56]: 68-70).
Pertanyaan-pertanyaan ini dilontarkan Allah kepada kita agar kita berpikir dan bisa melihat Allah. Lihat kembali firman-Nya: "Maka terangkanlah kepadaku tentang api yang kamu nyalakan (dari gosokan-gosokan kayu). Kamukah yang menjadikan kayu itu atau Kami-kah yang menjadikannya? Kami menjadikan api itu untuk peringatan dan bahan yang berguna bagi musafir di padang pasir." (QS Al-Waqi'ah [56]: 71-73)
Itulah tangan kekuasaan Allah yang mengatur segala sesuatu dengan detil dan teliti dalam kehidupan kita. Saya teringat dengan diskusi putra saya Basim dengan salah seorang temannya tentang api yang tidak membakar Nabi Ibrahim.
Apakah api itu dipadamkan Allah saat itu seketika dari membakar Nabi Ibrahim, atau apakah semua api di dunia tidak akan menyala tanpa ada perintah Allah dan izin-Nya.
Artinya, apakah Allah tidak menciptakan api dan memberinya kekhususan membakar lansung tanpa ada pengaturan dan ketetapan dari Allah? Allah yang mencipktakan segala sesuatu dengan perintah dan izin-Nya, sampai pada menarik dan mengeluarkan nafaspun tidak akan terjadi tanpa izin, kehendak dan ketetapan dari Allah.
Itulah kekuatan absolut yang tidak bisa dibayangkan akal manusia, maka api yang diciptakan Allah tidak mampu membakar tanpa izin Allah, korekpun tidak akan menyala tanpa izin dari Allah.
Ketika Allah berfirman: "Kami berfirman: 'Hai api! menjadi dinginlah, dan menjadi keselamatanlah bagi Ibrahim." (QS Al-Anbiya [21]: 69). Ssaat api menyala maka diperintahkan "batalkan kekhususanmu yang membakar, jadilah dingin dan keselamatan atas Ibrahim."
Sehingga karakter api yang membakar itu hilang seketika dengan perintah Allah, api hanya menyala tapi tidak membakar.
(Bersambung)!
Alih Bahasa: Ustaz Mukhlis Mukti Al-Mughni
Istri Eks Dubes Saudi Arabia untuk Indonesia
Apakah Kamu Telah Melihat Allah? Hari ini kita akan membahas pengantar tentang hidayah, merenungi masalah aqidah, memahami makna akhlak serta usaha menerjemahkannya dalam prilaku kita.
Saya mulai dengan bertanya kepada Anda, sudahkah Anda melihat Allah? Tanpa pikir panjang mungkin Anda akan menjawab tentu belum melihat Allah. Adapun saya akan menjawab: "Ya saya sudah melihat Allah, saya melihatnya dengan mata hati saya bukan dengan mata kepala saya."
Kehidupan ini dimulai dari yang terkecil hingga menjadi yang terbesar, di setiap sesuatu aku melihat Allah di hadapanku, aku melihat-Nya sementara aku sedang memegang pena dan menulis, dengan kehendak dan taufik-Nya kepadaku aku melakukan hal itu. Bahkan Allah telah memulai dengan memberikan nikmat-Nya sebelum kita berhak. Dia telah menganugrahkan kita dengan belajar, mengajarkan manusia hal yang tidak diketahuinya.
Aku melihat-Nya ketika aku minum air mineral yang sejuk. Aku teringat dengan firman-Nya: "Maka terangkanlah kepadaku tentang air yang kamu minum. Kamukah yang menurunkannya dari awan ataukah Kami yang menurunkan?. Kalau Kami kehendaki niscaya Kami jadikan dia asin, maka mengapakah kamu tidak bersyukur?" (QS. Al-Waqi'ah [56]: 68-70).
Pertanyaan-pertanyaan ini dilontarkan Allah kepada kita agar kita berpikir dan bisa melihat Allah. Lihat kembali firman-Nya: "Maka terangkanlah kepadaku tentang api yang kamu nyalakan (dari gosokan-gosokan kayu). Kamukah yang menjadikan kayu itu atau Kami-kah yang menjadikannya? Kami menjadikan api itu untuk peringatan dan bahan yang berguna bagi musafir di padang pasir." (QS Al-Waqi'ah [56]: 71-73)
Itulah tangan kekuasaan Allah yang mengatur segala sesuatu dengan detil dan teliti dalam kehidupan kita. Saya teringat dengan diskusi putra saya Basim dengan salah seorang temannya tentang api yang tidak membakar Nabi Ibrahim.
Apakah api itu dipadamkan Allah saat itu seketika dari membakar Nabi Ibrahim, atau apakah semua api di dunia tidak akan menyala tanpa ada perintah Allah dan izin-Nya.
Artinya, apakah Allah tidak menciptakan api dan memberinya kekhususan membakar lansung tanpa ada pengaturan dan ketetapan dari Allah? Allah yang mencipktakan segala sesuatu dengan perintah dan izin-Nya, sampai pada menarik dan mengeluarkan nafaspun tidak akan terjadi tanpa izin, kehendak dan ketetapan dari Allah.
Itulah kekuatan absolut yang tidak bisa dibayangkan akal manusia, maka api yang diciptakan Allah tidak mampu membakar tanpa izin Allah, korekpun tidak akan menyala tanpa izin dari Allah.
Ketika Allah berfirman: "Kami berfirman: 'Hai api! menjadi dinginlah, dan menjadi keselamatanlah bagi Ibrahim." (QS Al-Anbiya [21]: 69). Ssaat api menyala maka diperintahkan "batalkan kekhususanmu yang membakar, jadilah dingin dan keselamatan atas Ibrahim."
Sehingga karakter api yang membakar itu hilang seketika dengan perintah Allah, api hanya menyala tapi tidak membakar.
(Bersambung)!
Alih Bahasa: Ustaz Mukhlis Mukti Al-Mughni
(rhs)