Seorang Laki-laki Mengeluh kepada Imam Hasan Al-Bashri, Begini Kisahnya
loading...
A
A
A
Kemiskinan dan kekayaan sejatinya adalah ujian dari Allah. Namun, banyak di antara manusia mengeluhkan tentang kemiskinan yang dihadapinya.
Imam Al-Qurthubi mengemukakan sebuah kisah dalam tafsirnya ketika menerangkan tafsir Surat Nuh. Kisah ini diceritakan kembali oleh Habib Quraisy Baharun dalam kajiannya agar kaum muslimin menjadikan istighfar dan tobat sebagai solusi dari segala persoalan.
Ibnu Shubayh berkata:
شَكَا رَجُلٌ إِلَى الْحَسَنِ الْجُدُوبَةَ فَقَالَ لَهُ: اسْتَغْفِرِ اللَّهَ. وَشَكَا آخَرُ إِلَيْهِ الْفَقْرَ فَقَالَ لَهُ: اسْتَغْفِرِ اللَّهَ. وَقَالَ لَهُ آخَرُ. ادْعُ اللَّهَ أَنْ يَرْزُقَنِي وَلَدًا، فَقَالَ لَهُ: اسْتَغْفِرِ اللَّهَ. وَشَكَا إِلَيْهِ آخَرُ جَفَافَ بُسْتَانِهِ، فَقَالَ لَهُ: اسْتَغْفِرِ اللَّهَ. فَقُلْنَا لَهُ فِي ذَلِكَ؟ فَقَالَ: مَا قُلْتُ مِنْ عِنْدِي شَيْئًا، إِنَّ اللَّهَ تَعَالَى يَقُولُ فِي سُورَةِ” نُوحٍ”: اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ إِنَّهُ كانَ غَفَّاراً. يُرْسِلِ السَّماءَ عَلَيْكُمْ مِدْراراً.
"Ada seorang lelaki mengeluhkan kepada Al-Hasan Al-Bashri tentang musim kering, maka Al-Hasan berkata kepadanya, "Beristighfarlah!". Lalu ada lelaki yang lain mengeluhkan kepadanya tentang kemiskinannya. Maka Al-Hasan berkata, "Beristighfarlah!". Lalu datang lelaki yang lain seraya berkata, "Doakanlah untukku agar Allah menganugerahkan bagiku anak". Maka Al-Hasan berkata kepadanya, "Beristighfarlah!". Lalu datang lelaki yang lain yang mengeluhkan akan kebunnya yang kering. Maka Al-Hasan berkata kepadanya. "Beristighfarlah!".
Kami pun berkata kepadanya tentang jawabannya tersebut, maka Al-Hasan berkata: "Aku sama sekali tidak berpendapat dengan pendapat pribadi, sesungguhnya Allah berfirman dalam Surat Nuh:
"Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, -sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun-, niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai." (QS Nuh ayat 10-12)
Kata Habib Quraisy, dosa dan salah merupakan sifat yang menyertai manusia. Dalam satu hadis yang diriwayatkan Imam Ibnu Majah, Baginda Rasulullah pernah berpesan bahwa seluruh anak Adam berdosa. Dan sebaik-baik orang yang berdosa adalah yang bertaubat.
Dalam hadits Qudsi, Allah berfirman:
يا عبادي! إنَّكم تُخطئون بالليل والنهار، وأنا أغفرُ الذنوبَ جميعاً، فاستغفروني أغفرْ لكم
"Wahai hamba-hambaKu, sesungguhnya kalian berdosa siang dan malam, dan Aku maha mengampuni dosa, maka mintalah ampunan kepadaKu niscaya Aku akan mengampuni kalian." (HR Muslim)
Salafunas Sholeh rahimahullah berkata:"Semua manusia bersalah, ia tidak bisa berlepas diri dari kesalahan, karena Allah tatkala menciptakan malaikat dan menciptakan manusia, maka Allah telah menggariskan terhadap manusia bahwasanya mereka bersalah, bagaimanapun juga, seorang manusia tidak akan terlepaskan dari dosa. Kenapa? karena ia seorang manusia dan bukan Malaikat."
Allah menciptakan seorang hamba dengan sifat berdosa karena ada maslahat yang sangat Allah cintai, yaitu bertaubatnya dan kembalinya si hamba kepada penciptanya, Allah 'Azza wa Jalla.
Sungguh Allah sangat gembira dengan bertaubatnya seorang hamba, sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berikut:
"Sungguh Allah lebih bergembira dengan taubat hambaNya tatkala bertaubat kepadaNya, daripada gembiranya salah seorang dari kalian yang bersama tunggangannya di padang pasir tiba-tiba tunggangannya tersebut hilang, padahal makanan dan minuman (perbekalan safarnya) berada di tunggangannya tersebut. Ia pun telah putus asa dari tunggangannya tersebut, lalu iapun mendatangi sebuah pohon lalu berbaring dibawah pohon tersebut (menunggu ajal menjemputnya).
Tatkala ia sedang demikian tiba-tiba tunggangannya muncul kembali dan masih ada perbekalannya, maka iapun segera memegang tali kekang tunggangannya, lalu ia berkata karena sangat gembiranya, "Ya Allah sesungguhnya Engkau adalah hambaku dan aku adalah Tuhanmu". Ia salah berucap karena sangat gembiranya." (HR Muslim 2747)
Bahkan Rasulullah menegaskan bahwa memang di antara tujuan penciptaan manusia adalah Allah menjadikan mereka makhluk yang berdosa agar mereka bertaubat, beliau berkata:
وَالَّذِى نَفْسِى بِيَدِهِ لَوْ لَمْ تُذْنِبُوا لَذَهَبَ اللَّهُ بِكُمْ وَلَجَاءَ بِقَوْمٍ يُذْنِبُونَ فَيَسْتَغْفِرُونَ اللَّهَ فَيَغْفِرُ لَهُمْ
"Demi Dzat yang jiwaku berada di tanganNya, kalau kalian tidak berdosa maka Allah akan menjadikan kalian sirna, lalu Allah akan mendatangkan suatu kaum yang mereka berdosa lalu mereka bertaubat kepada Allah lalu Allah mengampuni mereka." (HR Muslim No 7141)
Semoga kita termasuk orang-orang yang melazimkan istighfar dan senang bertobat kepada-Nya.
Imam Al-Qurthubi mengemukakan sebuah kisah dalam tafsirnya ketika menerangkan tafsir Surat Nuh. Kisah ini diceritakan kembali oleh Habib Quraisy Baharun dalam kajiannya agar kaum muslimin menjadikan istighfar dan tobat sebagai solusi dari segala persoalan.
Ibnu Shubayh berkata:
شَكَا رَجُلٌ إِلَى الْحَسَنِ الْجُدُوبَةَ فَقَالَ لَهُ: اسْتَغْفِرِ اللَّهَ. وَشَكَا آخَرُ إِلَيْهِ الْفَقْرَ فَقَالَ لَهُ: اسْتَغْفِرِ اللَّهَ. وَقَالَ لَهُ آخَرُ. ادْعُ اللَّهَ أَنْ يَرْزُقَنِي وَلَدًا، فَقَالَ لَهُ: اسْتَغْفِرِ اللَّهَ. وَشَكَا إِلَيْهِ آخَرُ جَفَافَ بُسْتَانِهِ، فَقَالَ لَهُ: اسْتَغْفِرِ اللَّهَ. فَقُلْنَا لَهُ فِي ذَلِكَ؟ فَقَالَ: مَا قُلْتُ مِنْ عِنْدِي شَيْئًا، إِنَّ اللَّهَ تَعَالَى يَقُولُ فِي سُورَةِ” نُوحٍ”: اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ إِنَّهُ كانَ غَفَّاراً. يُرْسِلِ السَّماءَ عَلَيْكُمْ مِدْراراً.
"Ada seorang lelaki mengeluhkan kepada Al-Hasan Al-Bashri tentang musim kering, maka Al-Hasan berkata kepadanya, "Beristighfarlah!". Lalu ada lelaki yang lain mengeluhkan kepadanya tentang kemiskinannya. Maka Al-Hasan berkata, "Beristighfarlah!". Lalu datang lelaki yang lain seraya berkata, "Doakanlah untukku agar Allah menganugerahkan bagiku anak". Maka Al-Hasan berkata kepadanya, "Beristighfarlah!". Lalu datang lelaki yang lain yang mengeluhkan akan kebunnya yang kering. Maka Al-Hasan berkata kepadanya. "Beristighfarlah!".
Kami pun berkata kepadanya tentang jawabannya tersebut, maka Al-Hasan berkata: "Aku sama sekali tidak berpendapat dengan pendapat pribadi, sesungguhnya Allah berfirman dalam Surat Nuh:
"Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, -sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun-, niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai." (QS Nuh ayat 10-12)
Kata Habib Quraisy, dosa dan salah merupakan sifat yang menyertai manusia. Dalam satu hadis yang diriwayatkan Imam Ibnu Majah, Baginda Rasulullah pernah berpesan bahwa seluruh anak Adam berdosa. Dan sebaik-baik orang yang berdosa adalah yang bertaubat.
Dalam hadits Qudsi, Allah berfirman:
يا عبادي! إنَّكم تُخطئون بالليل والنهار، وأنا أغفرُ الذنوبَ جميعاً، فاستغفروني أغفرْ لكم
"Wahai hamba-hambaKu, sesungguhnya kalian berdosa siang dan malam, dan Aku maha mengampuni dosa, maka mintalah ampunan kepadaKu niscaya Aku akan mengampuni kalian." (HR Muslim)
Salafunas Sholeh rahimahullah berkata:"Semua manusia bersalah, ia tidak bisa berlepas diri dari kesalahan, karena Allah tatkala menciptakan malaikat dan menciptakan manusia, maka Allah telah menggariskan terhadap manusia bahwasanya mereka bersalah, bagaimanapun juga, seorang manusia tidak akan terlepaskan dari dosa. Kenapa? karena ia seorang manusia dan bukan Malaikat."
Allah menciptakan seorang hamba dengan sifat berdosa karena ada maslahat yang sangat Allah cintai, yaitu bertaubatnya dan kembalinya si hamba kepada penciptanya, Allah 'Azza wa Jalla.
Sungguh Allah sangat gembira dengan bertaubatnya seorang hamba, sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berikut:
"Sungguh Allah lebih bergembira dengan taubat hambaNya tatkala bertaubat kepadaNya, daripada gembiranya salah seorang dari kalian yang bersama tunggangannya di padang pasir tiba-tiba tunggangannya tersebut hilang, padahal makanan dan minuman (perbekalan safarnya) berada di tunggangannya tersebut. Ia pun telah putus asa dari tunggangannya tersebut, lalu iapun mendatangi sebuah pohon lalu berbaring dibawah pohon tersebut (menunggu ajal menjemputnya).
Tatkala ia sedang demikian tiba-tiba tunggangannya muncul kembali dan masih ada perbekalannya, maka iapun segera memegang tali kekang tunggangannya, lalu ia berkata karena sangat gembiranya, "Ya Allah sesungguhnya Engkau adalah hambaku dan aku adalah Tuhanmu". Ia salah berucap karena sangat gembiranya." (HR Muslim 2747)
Bahkan Rasulullah menegaskan bahwa memang di antara tujuan penciptaan manusia adalah Allah menjadikan mereka makhluk yang berdosa agar mereka bertaubat, beliau berkata:
وَالَّذِى نَفْسِى بِيَدِهِ لَوْ لَمْ تُذْنِبُوا لَذَهَبَ اللَّهُ بِكُمْ وَلَجَاءَ بِقَوْمٍ يُذْنِبُونَ فَيَسْتَغْفِرُونَ اللَّهَ فَيَغْفِرُ لَهُمْ
"Demi Dzat yang jiwaku berada di tanganNya, kalau kalian tidak berdosa maka Allah akan menjadikan kalian sirna, lalu Allah akan mendatangkan suatu kaum yang mereka berdosa lalu mereka bertaubat kepada Allah lalu Allah mengampuni mereka." (HR Muslim No 7141)
Semoga kita termasuk orang-orang yang melazimkan istighfar dan senang bertobat kepada-Nya.
(rhs)