Sumber Petaka Itu Bernama Lisan, Peringatan untuk Para Da'i

Senin, 26 Juli 2021 - 09:04 WIB
loading...
A A A
Keempat, efek ucapan. Bisa jadi ucapan kita benar, dikemas secara santun, dilandasi dengan niat yang baik, namun ternyata berdampak buruk akibatnya. Oleh karenanya, pertimbangkan baik-baik ucapan sebelum disampaikan agar tidak berujung pada malapetaka dalam hidup dan melukai perasaan saudara anda.

Point keempat ini perlu diperhatikan baik-baik, terutama bagi para dai dan penuntut ilmu agar kita tidak menghancurkan bangunan yang terbangun.

Imam Asy-Syathibi berkata: “Memikirkan buah suatu perbuatan adalah sangat penting dalam pandangan syari’at, baik perbuatan tersebut benar atau salah, sebab seorang alim tidak bisa menghukumi secara benar tentang suatu perbuatan kecuali setelah melihat buah yang dihasilkan dari perbuatan tersebut berupa kebaikan atau ke burukan”. 11

Syaikh Sulaiman Ar-Ruhali berkata: “Di antara fiqh menghadapai zaman fitnah:

Sesungguhnya keyakinan harus dibangun di atas ilmu, sedangkan ucapan dan penjelasan (kepada ummat) harus dibangun di atas kemaslahatan. Maka seorang muslim harus meyakini apa yang ditunjukkan oleh dalil dan apa yang ditetapkan oleh para ulama.

Adapun ucapan dan penjelasan kepada ummat maka harus didasarkan pada kemaslahatan.

Maka tidak disyariatkan bagi seorang muslim untuk mengucapakan setiap apa yang dia ilmui, akan tetapi dia harus menimbang, jika dengan mengucapkannya ada kemaslahatan maka dia mengucapkannya. Namun jika menurut maslahat, perkara tersebut harus diakhirkan maka dia pun harus mengakhirkannya dan menunda untuk mengatakannya”. (Fiqhul al-Fitan, Syeikh Dr. Sulaiman Ar-Ruhaily, hlm. 40-41).

(mhy)
Halaman :
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1406 seconds (0.1#10.140)