Saat Fitnah Menghantam, Berdoalah Seperti Doanya Orang Sedang Tenggelam

Rabu, 11 Agustus 2021 - 05:00 WIB
loading...
Saat Fitnah Menghantam,  Berdoalah Seperti Doanya Orang Sedang Tenggelam
Ilustrasi/Ist
A A A
Datangnya fitnah itu ibarat potongan-potongan malam. Tatkala datang sepotong darinya, maka keadaan pun menjadi gelap. Setiap kali datang potongan berikutnya semakin gelap pula keadaannya.

Demikianlah seterusnya, kegelapan di atas kegelapan. Hingga seseorang benar-benar merasa kesulitan untuk membedakan mana yang haq dan mana yang batil. Mana yang halal dan mana yang haram.

Sahabat Hudzaifah bin Yaman ra berkata: “Akan datang pada manusia suatu zaman, tidak ada yang selamat saat itu kecuali orang yang berdoa dengan doa seperti doanya orang yang lagi tenggelam”. (Diriwayatkan Ibnu Abi Syaibah dalam Al-Mushannaf 6/22 dan sanadnya shahih).



Abu Ubaidah Yusuf bin Mukhtar As Sidawi dalam bukunya berjudul Cambuk Hati Sahabat Nabi menjelaskan dalam atsar ini terdapat beberapa faedah:

1. Dahsyatnya fitnah sehingga digambarkan seperti ombak lautan yang mengepung dan menenggelamkan manusia.

2. Doa merupakan salah satu kunci keselamatan dari fitnah.

3. Pentingnya meningkatkan doa saat fitnah, karena hamba sangat butuh pertolongan Allah, terlebih saat fitnah menimpa.

4. Anjuran berdoa dengan sungguh-sungguh seperti orang tenggelam dia akan bersung guh-sungguh dalam berdoa.



Waktu yang Utama
Barangsiapa yang ingin selamat dari badai fitnah yang dahsyat maka hendaknya memperbanyak doa kepada Allah SWT.

Ya, di antara sebab keselamatan dari fitnah adalah dengan memperbanyak doa. Seorang Muslim harus memperbanyak doa, memohon agar Allah menjaganya dari fitnah. Nabi Muhammad SAW bersabda:

تَعَوَّذُوا بِاللهِ مِنَ الْفِتَنِ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ

Berlindunglah kepada Allah dari berbagai fitnah, baik yang nampak maupun yang tersembunyi. (HR Muslim dalam al-Jannah wa Shifatu Na`îmiha wa Ahluha, no. 2867)

Rasulullah dalam tasyahhud akhir berlindung dari empat perkara dan memerintahkan (umatnya untuk melakukan itu). Beliau bersabda: "Jika salah seorang diantara kalian selesai membaca tasyahhud, maka hendaklah dia memohon perlindungan kepada Allah dari empat perkara dengan mengatakan

اللهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ جَهَنَّمَ، وَمِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ، وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ، وَمِنْ شَرِّ فِتْنَةِ الْمَسِيحِ الدَّجَّالِ

Wahai Allah! Aku berlindung kepada-Mu dari adzab Jahannam, dari adzab kubur, dari fitnah masih ad-dajjal, dan dari fitnah kehidupan dan kematian. (HR Muslim No. 588)

Hendaknya seorang Muslim memperbanyak doa, agar Allah menjaganya dari kejelekan fitnah yang tampak dan yang tersembunyi, dan meminta dengan penuh kesungguhan kepada Allah Taala dan memperbanyak berdoa.

Sesungguhnya Allah Maha Dekat lagi Maha mengabulkan doa. Barang siapa yang berlindung kepada Allah (niscaya) Allah akan menjaganya, dan barang siapa yang berlindung kepada Allah maka Allah akan melindunginya. Barang siapa berdoa kepada Allah maka Allah akan mengabulkannya.

Allah turun setiap malam ke langit dunia ketika tersisa sepertiga malam yang terakhir dan mengatakan:

هَلْ مِنْ سَائِلٍ فَأُعْطِيَهُ هَلْ مِنْ دَاعٍ فَأَسْتَجِيبَ لَهُ هَلْ مِنْ مُسْتَغْفِرٍ فَأَغْفِرَ لَهُ

Apakah ada yang meminta, sehingga Aku akan memberinya? Apakah ada yang memohon sehingga Aku mengabulkannya? Apakah ada yang meminta ampun sehingga Aku akan mengampuninya? (HR Al-Bukhâri dalam ad-Da’âwat,no. 5962; Muslim dalam Shalâtul Musâfirîn wa Qashruhâ, no. 758; At-Tirmidzi dalam ash-Shalât, no. 446; Abu Dawud dalam ash-Shalât, no. 1315; Ibnu Majah dalam Iqâmatush Shalâh was Sunnatu fîhâ, no. 1366; Ahmad 2/433; Mâlik dalam an-Nidâ’ lis Shalât, no. 496; Ad-Dârimi dalam ash-Shalât, no. 1484).



Sejatinya Allah membuka pintu-Nya siang dan malam untuk orang-orang yang berdoa. Akan tetapi ini adalah tambahan; yaitu penambahan kesempatan yang Allah Azza wa Jalla berikan kepada para hamba-Nya, karena kasih sayang-Nya kepada mereka.

Seorang Muslim hendaknya memperbanyak doa kepada Allah di setiap waktu, terlebih lagi pada keadaan-keadaan dan waktu-waktu yang utama. Keadaan yang utama di mana dalam keadaan ini doa dikabulkan seperti ketika sujud, sebagaimana sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam:

وَأَمَّا السُّجُودُ فَاجْتَهِدُوا فِي الدُّعَاءِ، فَقَمِنٌ أَنْ يُسْتَجَابَ لَكُمْ

Adapun sujud, maka bersungguh-sungguhlah dalam berdoa. Karena (ketika itu) lebih layak untuk dikabulkan untukmu. (HR. Muslim dalam ash-Shalâh, no. 479; An-Nasa’i dalam at-Tathbiq, no. 1120; Abu Dawud dalam ash-Shalât, no. 876; Ahmad 1/219; Ad-Darimi dalam ash-Shalât, no. 1325).

Dan Beliau SAW bersabda:

أَقْرَبُ مَا يَكُونُ العَبْدُ مِنْ رَبِّهِ وَهُوَ سَاجِدٌ ، فَأَكْثِرُوا الدُّعَاءَ

Keadaan seorang hamba yang lebih dekat kepada Rabbnya adalah tatkala ia bersujud. Maka berbanyaklah doa. (pada saat sujud). (HR Muslim dalam ash-Shalât, no. 482; An-Nasâ’i dalam at-Tathbîq, no. 1137; Abu Dawud dalam ash-Shalât, no. 875; Ahmad 2/421)

Juga memperbanyak doa di waktu-waktu utama seperti: akhir malam, sepertiga malam terakhir, waktu terakhir pada hari Jum’at, atau di akhir sholat.

Hendaknya manusia memohon dengan sungguh-sungguh kepada Allah SWT dan tidak lalai, tidak lalai dari berdoa, khususnya memohon keselamatan dari fitnah. Karena jika dia selamat dari berbagai fitnah, maka dia selamat dari setiap kejelekan. Jika dia selamat dari berbagai fitnah, selamatlah agamanya. Dan jika selamat agamanya, maka selamatlah akhir kesudahannya.

(mhy)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.7363 seconds (0.1#10.140)