3 Penyakit Manusia dan Cara Mengobatinya Kata Rasulullah

Senin, 06 September 2021 - 21:11 WIB
loading...
3 Penyakit Manusia dan Cara Mengobatinya Kata Rasulullah
Ustaz Muhammad Asroi ketika mengisi kajian. Foto/Ist
A A A
Ustaz Muhammad Asroi Saputra MA
Dai yang Bertugas di KUA Padangsidimpuan

Islam adalah agama sempurna karena mencakup seluruh aspek kehidupan manusia. Agama ini lahir untuk mengangkat manusia dari kehinaan (kejahilan) menjadi manusia berakhlak luhur dan mulia sebagaimana diajarkan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam.

Al-Qur'an mengingatkan manusia tentang tiga penyakit-hati yang wajib kita jauhi. Penyakit ini sering menggerogoti amal dan apabila dibiarkan dapat menyebabkan hati tertutup hidayah sebagaimana besi yang berkarat.

Apa saja ketiga penyakit tersebut? Mari kita simak firman Allah Ta'ala berikut:

يٰٓاَيُّهَيَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱجْتَنِبُوا۟ كَثِيرًا مِّنَ ٱلظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ ٱلظَّنِّ إِثْمٌ ۖ وَلَا تَجَسَّسُوا۟ وَلَا يَغْتَب بَّعْضُكُم بَعْضًا ۚ أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَن يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ ۚ وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ تَوَّابٌ رَّحِيمٌ

"Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah banyak dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah ada di antara kamu yang menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat, Maha Penyayang." (QS.Al-Hujurat:12)

Allah memulai firman-Nya dengan menyebut "Hai Orang-orang yang beriman", karena keimanan dan ketakwaan ibarat sedang melewati jalanan berduri. Kita tentu tidak ingin duri tertancap di kaki sehingga kita harus berhati-hati melangkah dan mengarungi hidup.

Seperti ayat di atas, Allah mengingatkan kita untuk menjauhi prasangka, tidak mencari-cari kesalahan, dan tidak menggunjing. Allah mengingatkan orang beriman bahwa perilaku itu sama dengan memakan bangkai saudaranya. Pada setiap perilaku itu, kita diminta oleh Allah untuk segera melakukan taubat kepada-Nya.

Prasangka misalnya, jika yang disangkakan benar kita tidak akan dapat pahala. Jika yang disangkakan salah, maka tercatat dosa karena telah berburuk sangka. Oleh karenanya Allah perintahkan untuk menjauhi perkara tersebut.

Prasangka adalah sikap negatif terhadap anggota kelompok tertentu. Banyak orang yang membentuk dan memiliki prasangka karena dengan berprasangka dapat memainkan sebuah peran penting untuk melindungi atau meningkatkan konsep diri atau citra diri individu (Baron & Byrne 2004).

Prasangka dalam kehidupan merupakan proses kognitif yang berlangsung setiap hari baik pada orang yang baru kita kenal maupun pada teman sehari-hari. Informasi yang berhubungan dengan prasangka sering kali diberi perhatian lebih, atau diproses secara lebih hati-hati, daripada informasi yang tidak berhubungan dengan hal tersebut (contoh, Blascovich dkk., 1997)

Sebagai sebuah sikap, prasangka juga melibatkan perasaan negatif atau juga emosi pada orang yang dikenai prasangka ketika saling bertemu atau hanya dengan memikirkan seseorang yang tidak disukai (Bodenhausen, Kramer & Susser, 1994; Vanman dkk,1997).

Berprasangka yang dikonotasikan negatif ini, tentunya akan terus mencari kepuasan sendiri dengan mencari-cari kesalahan yang pada akhirnya membangun opini negatif yang digelindingkan melalui pergunjingan. Sungguh ini sangat tidak baik. Semua lapisan masyarakat mengalami ini, bahkan setiap individu akan sangat rentan berbuat hal demikian.

Maka Baginda shallallahu 'alaihi wasallam mengingatkan kita akan tiga penyakit tersebut. Ketiganya adalah thiyaroh, dengki dan prasangka buruk.

1. Thiyaroh
Apa yang dimaksud dengan Thiyaroh? Menurut Syekh Muhammad Shalih Al-Munajjid, Thiyaroh adalah merasa bernasib sial. Atau meramal nasib buruk dengan melihat burung, binatang lainnya atau apa saja. Di zaman Nabi, jika hendak melakukan perjalanan, orang-orang terlebih dahulu melihat arah terbang burung yang dilepas, jika ia terbang ke kanan, maka pertanda baik. Apabila terbang ke kiri pertanda buruk.

Di zaman daring (dalam jaringan) saat ini, foto selfie juga bisa terkena Thiyaroh. Masih ada yang beranggapan apabila foto bertiga maka yang di tengah akan mati, padahal yang mengambil foto pun mati.

Jika menabrak kucing harus segera ditanam di lokasi tertabrak. Jika tidak, akan ditimpa kesialan. Inilah contoh-contoh penyakit Thiyarah. Obatnya adalah jangan dituruti dan jangan diyakini karena segala sesuatu itu telah Allah takdirkan.

Salah satu doa yang diajarkan Rasulullah SAW saat merasa khawatir dan takut akan sesuatu yaitu membaca: "Bismillahilladzi laa yadhurru ma'asmihi syai-un fil ardhi wa laa fis samaa' wa Huwas samii'ul 'aliim. (Dengan nama Allah yang bila disebut, segala sesuatu di bumi dan langit tidak akan berbahaya, Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui." (Diriwayatkan Imam Abu Dawud, Tirmidzi dan Ibnu Majah)

2. Dengki
Dalam KBBI, dengki diartikan sebagai menaruh perasaan marah atau benci atau tidak suka, karena sangat iri kepada keberuntungan orang lain. Perilaku inipun melekat pada manusia, dan disebut sebagai penyakit oleh Nabi.

Contoh sederhana, seseorang yang berulang kali melaksanakan ibadah haji, dan umroh, ketika mendengarkan cerita orang yang baru saja pulang melaksanakan ibadah haji, tak jarang menimpalinya dengan cerita tanah haram yang merasa lebih lengkap, komprehensif dan merasa lebih mengetahui terkait ibadah, territorial dan segala sesuatu terkait tanah haram dan rangkaian ibadah di dalamnya. Tak jarang pula sering meluruskan yang kesannya merendahkan dan menyalahkan cerita.
Halaman :
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2256 seconds (0.1#10.140)