5 Fase Kehidupan Manusia Sesuai Sabda Nabi
loading...
A
A
A
Dalam satu riwayat, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menerangkan bahwa manusia akan mengalami lima fase sebelum datangnya Hari Kiamat besar. Rasulullah mengingatkan umat muslim tentang kehidupan dunia ini.
Keterangan Nabi ini tergambar dalam Hadis yang diriwatkan oleh Imam Ahmad berikut:
تكون النبوة فيكم ما شاء الله أن تكون، ثم يرفعها الله إذا شاء أن يرفعها، ثم تكون خلافة على منهاج النبوة فتكون ما شاء الله أن تكون، ثم يرفعها الله إذا شاء أن يرفعها، ثم تكون ملكًا عاضًا فيكون ما شاء الله أن يكون، ثم يرفعها إذا شاء الله أن يرفعها، ثم تكون ملكًا جبرية فتكون ما شاء الله أن تكون، ثم يرفعها الله إذا شاء أن يرفعها، ثم تكون خلافة على منهاج النبوة، ثم سكت
هذا الحديث حسن أخرجه أحمد (حديث 18406)
"Nubuwwah ada pada kalian sampai Allah kehendaki, hingga dihilangkan ketika Dia menghendakinya. Kemudian khalifah diatas manhaj nubuwwah sampai Allah kehendaki, hingga dihilangkan ketika Dia mengehendakinya. Kemudian kerajaan yang menggigit sampai Allah kehendaki, hingga dihilangkan ketika Dia mengehendakinya. Kemudian, kerajaan yang diktator sampai Allah kehendaki, hingga dihilangkan ketika Dia mengehendakinya. Kemudian Khalifah di atas Manhaj Nubuwwah. Kemudian beliau diam." (HR Ahmad, Hadis Hasan)
Dai yang juga Pakar Sejarah Islam, Ustaz Budi Ashari menjelaskan lima fase tersebut dalam kanal Instagramnya @budiashariofficial.
1. Fase Pertama, Nubuwwah (Fase Kenabian)
Fase ini adalah fase pasca kejahiliyahan yang menyelimuti kehidupan bumi. Yaitu fase kehidupan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam.
2. Khilafah 'ala Minhaj an Nubuwwah (Fase kekhalifahan berdasar sistem kenabian)
Kekhilafahan adalah satu kekuasaan muslimin di seluruh dunia. Dengan satu pemimpin tertinggi, satu ibu kota, satu aturan.
3. Mulkan 'Adhon (Fase Kerajaan yang Menggigit)
Fase ini adalah fase 'kerajaan' menggigit yang berawal dari berakhirnya fase khilafah. Ditandai dengan berdirinya Dinasti Bani Umayyah. Walaupun dalam sejarah Islam, fase-fase ini masih disebut kekhilafahan, tetapi bahasa Rasul lebih pas. Di mana pada fase ini fluktuasi kekuasaan dan keadilan terjadi. Tergantung pemimpin di zaman tersebut. Terkadang baik dan adil, terkadang rusak dan dzalim.
4. Mulkan Jabriyyah (Fase Kerajaan Diktator)
Perpanjangan fase kerajaan masih terjadi setelah kaum muslimin kehilangan kekuasaan di muka bumi. Tetapi keadaannya lebih buruk. Tentu, karena sudah berpindah dari tangan Muslimin.
Fase ini adalah fase keterpurukan Muslimin di mana bumi dikendalikan dengan tangan besi. Kesemena-menaan, kezaliman, standar ganda adalah pemandangan yang biasa ada pada fase ini. Tentu korban terbesarnya adalah Muslimin. Para ulama menyebutkan bahwa sekarang ini kita hidup di fase keempat yang masih berlangsung ini.
5. Khilafah 'ala Minhaj an Nubuwwah (Fase Kekhilafahan Berdasar Sistem Kenabian)
Saat ini kita masih berada di fase keempat, itu artinya fase kelima belum datang. Tapi pasti datang!
"Ini merupakan kabar gembira akan datangnya kekuatan bagi Muslimin dan saat Muslimin memakmurkan bumi dengan kemakmuran yang membantu mereka untuk mencapai tujuan. Sekaligus memberitahukan bahwa Muslimin mempunyai masa depan cerah dari sisi perekonomian dan pertanian, seperti sabda Rasulullah: "Tidak akan terjadi kiamat hingga tanah Arab kembali hijau dan mengalirkan sungai-sungai." (As Silsilah Ash Shahihah 1/4, MS)
Keterangan Nabi ini tergambar dalam Hadis yang diriwatkan oleh Imam Ahmad berikut:
تكون النبوة فيكم ما شاء الله أن تكون، ثم يرفعها الله إذا شاء أن يرفعها، ثم تكون خلافة على منهاج النبوة فتكون ما شاء الله أن تكون، ثم يرفعها الله إذا شاء أن يرفعها، ثم تكون ملكًا عاضًا فيكون ما شاء الله أن يكون، ثم يرفعها إذا شاء الله أن يرفعها، ثم تكون ملكًا جبرية فتكون ما شاء الله أن تكون، ثم يرفعها الله إذا شاء أن يرفعها، ثم تكون خلافة على منهاج النبوة، ثم سكت
هذا الحديث حسن أخرجه أحمد (حديث 18406)
"Nubuwwah ada pada kalian sampai Allah kehendaki, hingga dihilangkan ketika Dia menghendakinya. Kemudian khalifah diatas manhaj nubuwwah sampai Allah kehendaki, hingga dihilangkan ketika Dia mengehendakinya. Kemudian kerajaan yang menggigit sampai Allah kehendaki, hingga dihilangkan ketika Dia mengehendakinya. Kemudian, kerajaan yang diktator sampai Allah kehendaki, hingga dihilangkan ketika Dia mengehendakinya. Kemudian Khalifah di atas Manhaj Nubuwwah. Kemudian beliau diam." (HR Ahmad, Hadis Hasan)
Dai yang juga Pakar Sejarah Islam, Ustaz Budi Ashari menjelaskan lima fase tersebut dalam kanal Instagramnya @budiashariofficial.
1. Fase Pertama, Nubuwwah (Fase Kenabian)
Fase ini adalah fase pasca kejahiliyahan yang menyelimuti kehidupan bumi. Yaitu fase kehidupan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam.
2. Khilafah 'ala Minhaj an Nubuwwah (Fase kekhalifahan berdasar sistem kenabian)
Kekhilafahan adalah satu kekuasaan muslimin di seluruh dunia. Dengan satu pemimpin tertinggi, satu ibu kota, satu aturan.
3. Mulkan 'Adhon (Fase Kerajaan yang Menggigit)
Fase ini adalah fase 'kerajaan' menggigit yang berawal dari berakhirnya fase khilafah. Ditandai dengan berdirinya Dinasti Bani Umayyah. Walaupun dalam sejarah Islam, fase-fase ini masih disebut kekhilafahan, tetapi bahasa Rasul lebih pas. Di mana pada fase ini fluktuasi kekuasaan dan keadilan terjadi. Tergantung pemimpin di zaman tersebut. Terkadang baik dan adil, terkadang rusak dan dzalim.
4. Mulkan Jabriyyah (Fase Kerajaan Diktator)
Perpanjangan fase kerajaan masih terjadi setelah kaum muslimin kehilangan kekuasaan di muka bumi. Tetapi keadaannya lebih buruk. Tentu, karena sudah berpindah dari tangan Muslimin.
Fase ini adalah fase keterpurukan Muslimin di mana bumi dikendalikan dengan tangan besi. Kesemena-menaan, kezaliman, standar ganda adalah pemandangan yang biasa ada pada fase ini. Tentu korban terbesarnya adalah Muslimin. Para ulama menyebutkan bahwa sekarang ini kita hidup di fase keempat yang masih berlangsung ini.
5. Khilafah 'ala Minhaj an Nubuwwah (Fase Kekhilafahan Berdasar Sistem Kenabian)
Saat ini kita masih berada di fase keempat, itu artinya fase kelima belum datang. Tapi pasti datang!
"Ini merupakan kabar gembira akan datangnya kekuatan bagi Muslimin dan saat Muslimin memakmurkan bumi dengan kemakmuran yang membantu mereka untuk mencapai tujuan. Sekaligus memberitahukan bahwa Muslimin mempunyai masa depan cerah dari sisi perekonomian dan pertanian, seperti sabda Rasulullah: "Tidak akan terjadi kiamat hingga tanah Arab kembali hijau dan mengalirkan sungai-sungai." (As Silsilah Ash Shahihah 1/4, MS)
(rhs)