Khutbah Jumat: Wabah Covid-19, Terapi Pencegahan Menurut Islam

Kamis, 09 September 2021 - 20:42 WIB
loading...
Khutbah Jumat: Wabah Covid-19,  Terapi  Pencegahan Menurut Islam
Teks khutbah jumat tentang terapi pencegahan menurut Islam. (Ilustrasi/Dok. SINDOnews)
A A A
Teks khutbah jumat ini kali masih seputar wabah Covid-19 dengan harapan bahwa musibah ini dapat menjadi renungan bagi umat Islam.

Teks Khutbah Jumat Pertama

إِنّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُه


اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن.


يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ


يَاأَيّهَا الّذِيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْلَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا




Kaum muslimin rahimakumullah.

Dalam kesempatan khutbah jum’at ini marilah kita panjatkan puji syukur kepada Allah SWT atas segala nikmat sehat dan nikmat sempat. Bagi yang masih belum memiliki kesempatan melaksanakan salat jumat lantaran adanya udzur syar’i semoga Allah memudahkan segala urusannya.

Sebagai wujud rasa syukur marilah kita tingkatkan kualitas iman dan takwa kita kepada Allah SWT, dengan takwa yang sebenar-benarnya takwa, agar kita mampu mewujudkan diri sebagai hamba yang terpilih oleh Allah sebagai hamba yang mulia di Sisi-Nya.

Kaum muslimin yang berbahagia.

Sampai saat ini pembicaraan dan pemberitaan tentang wabah Covid-19 masih mendominasi. Orang-orang khawatir terhadap penyebaran penyakit tersebut dan takut terinfeksi.

Pembicaraan tentangnya dilakukan oleh berbagai lapisan masyarakat. Sebagai seorang Muslim, kita senantiasa ketika berhadapan dengan semua kejadian dan musibah, maka kita wajib berpegang teguh dan bersandar kepada Allah SWT.

Semua pembicaraan kita tentang hal-hal tersebut di atas atau tentang metode pengobatan dan terapinya harus berlandaskan syari’at dan kaidah yang benar serta dilandari rasa takut kepada-Nya dan senantiasa merasa dalam pengawasan-Nya Azza wa Jalla.

Kaum muslimin rahimakumullah.

Sebagai seorang Muslim, dalam semua keadaan, kita wajib berpegang teguh dan bersandar kepada Allah Ta’ala, bertawakal dan berkeyakinan bahwa semua urusan ada di tangan Allah SWT.

Allah SWT berfirman:

مَا أَصَابَ مِنْ مُصِيبَةٍ إِلَّا بِإِذْنِ اللَّهِ ۗ وَمَنْ يُؤْمِنْ بِاللَّهِ يَهْدِ قَلْبَهُ


Tidak ada suatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan ijin Allah; dan barangsiapa beriman kepada Allah niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. [ at-Taghâbun/64:11 ]

Semua urusan ada ditangan-Nya. Allah yang mengatur dan memudahkannya. Semua yang Allah kehendaki pasti terjadi dan yang tidak dikehendaki pasti tidak ada serta tidak ada yang pelindung kecuali Allah.

Allah Ta’ala berfirman:

قُلْ مَنْ ذَا الَّذِي يَعْصِمُكُمْ مِنَ اللَّهِ إِنْ أَرَادَ بِكُمْ سُوءًا أَوْ أَرَادَ بِكُمْ رَحْمَةً ۚ وَلَا يَجِدُونَ لَهُمْ مِنْ دُونِ اللَّهِ وَلِيًّا وَلَا نَصِيرًا


Katakanlah: “Siapakah yang dapat melindungi kamu dari (takdir) Allah jika Dia menghendaki bencana atasmu atau menghendaki rahmat untuk dirimu?” dan orang-orang munafik itu tidak memperoleh bagi mereka pelindung dan penolong selain Allâh. [ QS al-Ahzâb/33:17 ]



Kaum muslimin yang berbahagia.

Sesungguhnya syariat Islam datang menyodorkan sarana-sarana dan anjuran serta mendorong untuk untuk berobat. Dan sesungguhnya berobat dan berusaha mencari kesembuhan itu tidaklah bertentangan dengan tawakkal kepada Allah SWT.

Cara pengobatan penyakit yang dibawa oleh syariat Islam mencakup dua jenis terapi: terapi preventif (pencegahan) sebelum munculnya penyakit dan terapi kuratif(penyembuhan) setelah penyakit mewabah atau menimpa.

Islam datang membawa syariat yang diantara isinya terdapat prinsip-prinsip pengobatan dan penyembuhan dan pedoman-pedoman berobat yang akan mendatangkan keselamatan dan kesehatan bagi seorang Muslim di dunia dan di akhirat.

Siapa saja yang menelaah buku ath-Thibbin Nabawi karya al-‘Allâmah Ibnul Qayyim rahimahullah, niscaya ia akan mendapatkan sesuatu yang luar biasa dalam pembahasan seputar petunjuk-petunjuk yang dibawa oleh syariat Islam dan hadits-hadits shahih yang berasal dari Rasulullah SAW.

Tentang terapi pencegahan, Nabi SAW bersabda:

مِنَ اصْطَبَحَ سَبْعَ تَمَرَاتٍ عَجْوَةً، لَمْ يَضُرَّهُ ذَلِكَ الْيَوْمَ سُمٌّ، وَلَا سِحْرٌ


Barang siapa di pagi hari mengkonsumsi tujuh butir kurma Ajwa, niscaya tidak celaka oleh bahaya racun dan pengaruh sihir pada hari itu. (HR al-Bukhari dan Muslim dari Sa’ad bin Abi Waqash Ra)

Dan terdapat hadits dari Nabi SAW dalam hadits ‘Utsman bin ‘Affan Ra sesungguhnya Nabi SAW bersabda, ”Siapa saja yang berkata pada setiap pagi hari dan setiap sore hari (sebanyak tiga kali):

بِسْمِ اللَّهِ الَّذِي لَا يَضُرُّ مَعَ اسْمِهِ شَيْءٌ فِي الأَرْضِ وَلا فِي السَّمَاءِ وَهُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ


Dengan nama Allah, yang tidak akan berbahaya dengan nama-Nya, segala sesuatu di bumi dan langit. Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui Niscaya dia tidak ada sesuatu pun yang akan mencelakainya. (HR Abu Dawud, at-Tirmidzi dll, dari Utsman bin Affan Ra)

Dari Beliau SAW juga:

مَنْ قَرَأَ الْآيَتَيْنِ مَنْ آخِرِ سُورَةِ الْبَقَرَةِ فِي لَيْلَتِهِ كَفَتَاهُ


Barang siapa membaca dua ayat terakhir dari Surat al-Baqarah dalam suatu malam, niscaya itu akan mencukupinya. (HR Abu Dawud, at-Tirmidzi dll, dari Abu Mas’ud Ra)

Maksudnya itu cukup untuk melindungnya dari mara bahaya, keburukan dan kejahatan. Dalam hadits Abdullah bin Khubaib Radhiyallahu anhu, sesungguhnya ia berkata, “Pada suatu malam, saat hujan deras dan kegelapan yang pekat, kami mencari Rasulullah SAW untuk mengimami shalat kami. Kemudian aku menemukan Beliau. Beliau SAW bersabda, ‘Ucapkanlah!’. Namun aku tidak mengucapkan apa-apa.

Kemudian Beliau berkata (lagi), ‘Ucapkanlah!’ Aku belum juga mengucapkan apa-apa. Beliau berkata (lagi), ‘Ucapkanlah’. Aku bertanya, ‘Apa yang harus aku ucapkan?’

Beliau SAW bersabda,

“Bacalah

قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ وَالْمُعَوِّذَتَيْنِ حِينَ تُصْبِحُ وَحِينَ تُمْسِي ثَلاَثَ مَرَّاتٍ تَكْفِيكَ مِنْ كُلِّ شَيْءٍ


Bacalah Qul huwallahu Ahad, al-mu’awiidzatain ketika engkau berada di sore hari dan pagi hari tiga kali, itu akan cukup bagimu untuk melindungimu dari segala sesuatu. (HR Abu Dawud, at-Tirmidzi dll, dari Abdullah bin Khubaib Ra)

Dalam hadits Abdullah bin ‘Umar disebutkan bahwa Beliau tidak pernah meninggalkan doa-doa berikut ini ketika berada di pagi dan sore hari:

اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ فِي الدُّنْيَا وَاْلآخِرَةِ، اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ فِي دِيْنِيْ وَدُنْيَايَ وَأَهْلِيْ وَمَالِيْ اللَّهُمَّ اسْتُرْ عَوْرَاتِى وَآمِنْ رَوْعَاتِى. اَللَّهُمَّ احْفَظْنِيْ مِنْ بَيْنِ يَدَيَّ، وَمِنْ خَلْفِيْ، وَعَنْ يَمِيْنِيْ وَعَنْ شِمَالِيْ، وَمِنْ فَوْقِيْ، وَأَعُوْذُ بِعَظَمَتِكَ أَنْ أُغْتَالَ مِنْ تَحْتِيْ.


Ya Allâh, sesungguhnya aku memohon maaf dan keselamatan di dunia dan akhirat. Ya Allâh, sesungguhnya aku memohon maaf dan keselamatan dalam agama, dunia, keluarga dan hartaku. Ya Allâh, tutupilah auratku (aibku) dan tentramkan-lah aku dari rasa takut. Ya Allâh, peliharalah aku dari depan, belakang, kanan, kiri dan dari atasku. Aku berlindung dengan kebesaran-Mu, agar aku tidak disambar dari bawahku (aku berlindung dari dibenamkan ke dalam bumi)” (HR Abu Dawud, al-Bukhari di dalam Adabul Mufrad, dari Ibnu Umar Ra)

Doa ini memuat permohonan pemeliharaan, perlindungan yang sempurna bagi seorang hamba dari segala penjuru.
Dan dalam aspek terapi penyembuhan, telah datang dari Nabi SAW petunjuk-petunjuk agung dan arahan-arahan yang mulia, serta obat-obat penyembuh yang beraneka jenis, yang disebutkan dengan rinci dalam hadits-hadits Beliau.

Tentang ini dapat dilihat uraian pembahasannya yang luas dalam kitab Zâdul Ma’âd, karya Ibnul Qayyim rahimahullah.



Kaum muslimin yang rahimakumullah.

Selanjutnya, kita mesti ingat bahwa ada musibah yang lebih besar dibandingkan dengan wabah Covid-19. Sesungguhnya musibah paling besar (paling berbahaya) adalah musibah di dalam agama. Ini adalah musibah terbesar di dunia dan akhirat. Ini merupakan puncak kerugian yang tidak ada keuntungannya sama sekali, kegagalan yang tidak disertai harapan sama sekali.

Ketika seorang Muslim ditimpa musibah pada kesehatannya atau hartanya, lalu dia mengingat bahwa musibah terbesar adalah musibah yang menimpa agama, dia akan memuji Allah SWT atas keselamatan agamanya.

Imam al-Baihaqi meriwayatkan dari Syuraih al-Qâdhi rahimahullah, bahwa dia berkata, “Sesungguhnya aku (jika) ditimpa musibah, maka aku memuji Allah empat kali atas musibah itu: Aku memuji-Nya, karena musibah itu tidak lebih besar dari musibah itu. Aku memuji-Nya, karena Dia memberikan kesabaran kepadaku menghadapi musibah itu; Aku memuji-Nya, karena Dia membimbingku untuk istirja, karena aku berharap pahala dengannya. Aku memuji-Nya, karena Dia tidak menjadikan musibah itu pada agamaku.”

Kaum muslimin yang berbahagia.

Mari kita memohon kepada Allah agar selalu menjaga kita semua, menganugerahkan ampunan dan keselamatan kepada kita, di dalam agama, dunia, keluarga, dan harta kita. Sesungguhnya Dia Maha mendengar, Maka Dekat, dan Maha mengabulkan.

أَقُولُ قَوْ لِي هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ فَاسْتَغْفِرُوْهُ اِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيْمُ


Teks Khutbah Jumat Kedua

الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ، وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُ اللَّهِ وَرَسُولُهُ، اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ الطَّيِّبِينَ الطَّاهِرِينَ وَعَلَى أَصْحَابِهِ أَجْمَعِينَ، وَعَلَى التَّابِعِينَ لَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ.


إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَاأَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَقَرَابَتِهِ وَأَزْوَاجِهِ وَذُرِّيَّاتِهِ أَجْمَعِيْنَ. اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ وَيَا قَاضِيَ الْحَاجَاتِ.


عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيتَآئِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَآءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَادْعُوْهُ يَسْتَجِبْ لَكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ
(mhy)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3041 seconds (0.1#10.140)