Kisah Imam Hatim dan Perempuan yang Kentut di Hadapannya
loading...
A
A
A
Imam Hatim Al-Asham (wafat 237 H) seorang ulama besar Khurasan yang mendapat julukan Al-Asham (yang tuli). Beliau tidak tuli, akan tetapi pernah berpura-pura tuli karena ingin menjaga kehormatan orang lain. Nama lengkapnya adalah Abu Abdul Rahman Hatim bin Alwan.
Beliau pernah mengunjungi Baghdad (Irak) dan menetap di kota itu hingga akhir hayatnya. Imam Hatim wafat di Wasyjard, dekat Kota Tarmidz, pada tahun 237 H (852 M). Hatim Al-asham adalah ulama yang sangat santun dan dikenal dermawan.(Baca Juga: Kisah Ulama Sufi Abu Yazid dan Seekor Anjing)
Dikisahkan, suatu hari seorang perempuan datang kepadanya untuk meminta sesuatu. Tanpa sengaja, perempuan itu mengeluarkan kentut dengan suara yang sedikit keras di hadapan Imam Hatim. Perempuan itu pun merasa malu dan menjadi salah tingkah.(Baca Juga: Sering Kentut Merupakan Tanda Kesehatan yang Baik!)
Melihat keadaan itu, Imam Hatim Al-Asham berusaha mengalihkan perhatiannya dengan berpura-pura tuli. Imam Hatim berpura-pura tidak mendengar kentut perempuan itu. Beliau berkata: "Hai keraskanlah suaramu, karena aku tidak mendengar apa yang kamu bicarakan".
Imam Hatim berpura-pura tuli agar perempuan itu menyangka bahwa Hatim tidak mendengar kentutnya yang membuatnya malu. Lalu perempuan itu mengulangi ucapannya dengan suara keras dan Imam Hatim pun menjawabnya dengan suara agak keras pula.
Setelah urusan mereka beres, perempuan itu pulang dengan hati gembira karena mengganggap suara kentutnya tidak didengar oleh tokoh guru besar Khurasan itu. Sejak peristiwa itu hingga 15 tahun, Imam Hatim Al Asham selalu berpura-pura tuli, dan selama itu pula tidak ada seorangpun yang menceritakan kepada perempuan itu bahwa sebenarnya pendengaran Imam Hatim Al-Asham normal layaknya orang lain.(Baca Juga: Penghormatan Ulama Terhadap Kitab Sahih Al-Bukhari)
Subhanallah, begitulah tingginya adab dan budi pekerti ulama terdahulu. Imam Hatim rela berpura-pura tulis selama 15 tahun demi menjaga nama baik dan perasaan perempuan itu. Setelah perempuan itu meninggal dunia, Imam Hatim tidak berpura-pura tuli lagi.
Ketika Imam Hatim ditanya oleh orang lain, beliau menjawabnya dengan mudah, tetapi selalu mengatakan: "Berbicaralah yang keras!". Kata-kata menjadi kebiasaannya karena 15 tahun lamanya ia selalu mengucapkan itu kepada siapa saja yang menjadi lawan bicaranya. Sejak peristiwa itu, Imam Hatim pun diberi gelar Al-Asham yang artinya si tuli.(Baca Juga: Kisah Ibrahim bin Adham yang Bertobat karena Burung Gagak)
Beliau pernah mengunjungi Baghdad (Irak) dan menetap di kota itu hingga akhir hayatnya. Imam Hatim wafat di Wasyjard, dekat Kota Tarmidz, pada tahun 237 H (852 M). Hatim Al-asham adalah ulama yang sangat santun dan dikenal dermawan.(Baca Juga: Kisah Ulama Sufi Abu Yazid dan Seekor Anjing)
Dikisahkan, suatu hari seorang perempuan datang kepadanya untuk meminta sesuatu. Tanpa sengaja, perempuan itu mengeluarkan kentut dengan suara yang sedikit keras di hadapan Imam Hatim. Perempuan itu pun merasa malu dan menjadi salah tingkah.(Baca Juga: Sering Kentut Merupakan Tanda Kesehatan yang Baik!)
Melihat keadaan itu, Imam Hatim Al-Asham berusaha mengalihkan perhatiannya dengan berpura-pura tuli. Imam Hatim berpura-pura tidak mendengar kentut perempuan itu. Beliau berkata: "Hai keraskanlah suaramu, karena aku tidak mendengar apa yang kamu bicarakan".
Imam Hatim berpura-pura tuli agar perempuan itu menyangka bahwa Hatim tidak mendengar kentutnya yang membuatnya malu. Lalu perempuan itu mengulangi ucapannya dengan suara keras dan Imam Hatim pun menjawabnya dengan suara agak keras pula.
Setelah urusan mereka beres, perempuan itu pulang dengan hati gembira karena mengganggap suara kentutnya tidak didengar oleh tokoh guru besar Khurasan itu. Sejak peristiwa itu hingga 15 tahun, Imam Hatim Al Asham selalu berpura-pura tuli, dan selama itu pula tidak ada seorangpun yang menceritakan kepada perempuan itu bahwa sebenarnya pendengaran Imam Hatim Al-Asham normal layaknya orang lain.(Baca Juga: Penghormatan Ulama Terhadap Kitab Sahih Al-Bukhari)
Subhanallah, begitulah tingginya adab dan budi pekerti ulama terdahulu. Imam Hatim rela berpura-pura tulis selama 15 tahun demi menjaga nama baik dan perasaan perempuan itu. Setelah perempuan itu meninggal dunia, Imam Hatim tidak berpura-pura tuli lagi.
Ketika Imam Hatim ditanya oleh orang lain, beliau menjawabnya dengan mudah, tetapi selalu mengatakan: "Berbicaralah yang keras!". Kata-kata menjadi kebiasaannya karena 15 tahun lamanya ia selalu mengucapkan itu kepada siapa saja yang menjadi lawan bicaranya. Sejak peristiwa itu, Imam Hatim pun diberi gelar Al-Asham yang artinya si tuli.(Baca Juga: Kisah Ibrahim bin Adham yang Bertobat karena Burung Gagak)
(rhs)